Fenobarbital: Kegunaan, Aturan Pakai, dan Efek Samping - Ashefa Griya Pusaka

Fenobarbital: Kegunaan, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Fenobarbital: Kegunaan, Aturan Pakai, dan Efek Samping
Share on:

Fenobarbital: Kegunaan, Aturan Pakai, dan Efek Samping. Jika disalahgunakan setiap obat memiliki risiko yang berbahaya, oleh karena itu simak pembahasannya berikut ini.

Penyakit adan gangguan kecemasan menjadi perhatian khusus bagi organisasi kesehatan dunia. Kurang lebih sebanyak 70 juta orang mengalami epilepsi akibat penyakit kecemasan akut. Fenobarbital adalah salah satu obat yang membantu manusia untuk meredakan penyakit tersebut.

Pengertian Fenobarbital

Fenobarbital

Fenobarbital atau biasa disebut sebagai obat anti kejang adalah jenis obat penenang. Obat ini biasa digunakan pada orang yang susah tidur atau insomnia. Obat ini memiliki kemampuan untuk memperlambat jalan kerja otak, sehingga seseorang akan mudah untuk beristirahat.

Fenobarbital

Selain berfungsi memperlambat kerja otak, obat ini dapat mengurangi bahaya kehilangan kesadaran. Sebagai pemberi efek relaksasi, obat anti kejang ini mengurangi risiko kehilangan kesadaran dengan menenangkan saraf otak sehingga perilaku penderita tidak menjadi agresif.

Obat ini terdiri dari 2 jenis, yaitu dalam bentuk injeksi dan juga tablet. Dosis yang diberikan pada seseorang yang menderita epilepsi harus disesuaikan menurut menurut dokter. Dosis obat ini terdiri dari 3 jenis yaitu sebagai sedasi (obat penenang), sedasi pra operasi, dan sedasi epileptikus.

Manfaat dan Kegunaan Fenobarbital

Kegunaan obat ini sangat beragam. Pada tingkat ringan, obat ini hanya digunakan sebagai obat penenang dengan dosis kecil. Pada tingkat lanjut, dapat digunakan sebagai obat mengatasi kejang. Selanjutnya, digunakan untuk mengatasi kejang pada status epileptikus.

1. Obat Penenang

Pada kegunaannya sebagai obat penenang, obat ini cenderung diberikan kepada pasien yang mengalami berbagai jenis gangguan kecemasan dan epilepsi. Dalam tahap ini, dosis yang diberikan ada 2 jenis. Untuk dewasa, dosis awal yang diberikan sebanyak 30 – 120 mg, 2 sampai 3 kali sehari.

Kemudian untuk anak – anak, obat anti kejang ini diberikan sebanyak 2 mg dengan indikasi obat minum sebanyak 3 kali sehari. Pemberian obat ini pada tahapan ini juga disesuaikan dengan kondisi pasien. Jika pasien lansia atau mengalami penyakit lain, dosis dapat dikurangi.

2. Mengatasi Kejang

Menggunakan obat jenis ini dalam mengatasi kejang akan ada penambahan dosis yang signifikan. Untuk dewasa, akan diberikan 1-3 mg tablet atau suntikan IV, dalam tahap penggunaan harian 1 sampai 2 kali sehari, sesuai anjuran dokter.

Untuk anak – anak dibawah 12 tahun, obat anti kejang ini digunakan sebanyak 1-3 mg obat minum atau suntikan. Anak – anak usia 6 – 12 tahun diberikan sebanyak 4 – 6 mg. Pada usia 1 – 5 tahun diberikan 6 – 8 mg. Pada usia anak anak ini, dianjurkan sebanyak 1 – 2 kali sehari.

3. Mengatasi kejang pada status epileptikus

Status epileptikus sendiri adalah situasi dimana kejang berlangsung lama dan kesadaran penderita epilepsi akan berangsur menurun. Situasi ini dapat menyebabkan penderita epilepsi mengalami kerusakan otak yang berujung pada semakin parahnya kondisi pasien jika tidak segera ditangani.

Pada usia dewasa, obat ini diberikan 15 – 20 mg suntikan IV dengan pengulangan setelah 10 menit dan ditambah sebanyak 5 -10 mg. Pada usia anak – anak, dosis awal diberikan sebanyak 15 – 20 mg disuntikkan secara pelan dan diulang dalam jangka waktu 15 – 30 menit dengan 15 – 20 mg.

Aturan Pakai Fenobarbital

Aturan pakai obat anti kejang ini tergantung pada bagaimana dokter menyarankan penderita untuk mengkonsumsinya. Jika pada kemasan tablet, dianjurkan untuk membaca informasi tertera pada kemasan obat.

Pada umumnya, obat jenis tabletnya dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Dalam menekan epilepsi muncul kembali, fenobarbital cenderung dikonsumsi setiap hari. Dalam tahap mengonsumsi, disarankan untuk tidak menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter ahli saraf.

Pemberian obat jenis suntikannya hanya dilakukan oleh ahli medis atau dokter. Pada umumnya, setelah pemberian injeksi pertama, dokter akan senantiasa menyuruh pasien untuk cek kondisi secara teratur dengan mendatangi dokter. Sehingga kondisi pasien akan termonitor dengan jelas.

Efek Samping yang Mungkin Terjadi

Pada pemakaian fenobarbital, terdapat beberapa efek samping yang akan dirasakan penderita epilepsi. Efek samping ini akan mengakibatkan penderita merasa tidak nyaman sejenak, namun selama obat yang diberikan masih dalam anjuran dokter, maka pasien akan baik baik saja.

1. Sakau

Efek samping yang dirasakan setelah meminum atau mendapatkan injeksi adalah reaksi sakau. Hal ini disebabkan karena pengulangan dosis yang diminum atau disuntikkan pada pasien. Pada saat sakau, penderita akan cenderung merasa lemas dan berhalusinasi.

Hal yang dapat dilakukan ketika penderita epilepsi merasa sakau adalah menyuruhnya untuk berbaring. Biasanya, para tenaga medis akan mengajak pasien berkomunikasi. Pasien biasanya akan diletakkan pada ruangan yang tenang untuk menjaga kondisi kejiwaannya.

2. Kecemasan berlebihan

Gejala lain adalah mengalami kecemasan berlebih pada penderita. Pada saat pasien mendapat injeksi, selang beberapa menit setelahnya ada kemungkinan pasien mendapat serangan cemasan berlebihan. Selang beberapa menit setelahnya, pasien akan kembali normal

Hal ini disebabkan karena obat yang digunakan pada dosis tertentu seperti dapat memicu pasien untuk berlaku demikian. Namun hal tersebut lumrah terjadi selama dosis obat disesuaikan dengan anjuran dokter.

3. Otot berkedut

Setelah pemberian obat ini, maka akan ada kemungkinan pasien merasakan ototnya berkedut. Hal ini terjadi dikarenakan obat bereaksi di dalam otot untuk tujuan relaksasi. Sehingga, pada selang beberapa menit, pasien akan merasakan saraf ototnya lebih rileks.

Peristiwa ini lumrah terjadi sebagai pengaruh dari obat ini. Fungsi dari obat ini sendiri adalah merilekskan saraf saraf yang tegang akibat epilepsi, maka dari itu otot yang semula tegang karena serangan cemas dapat rileks kembali.

4. Pusing

Penderita epilepsi atau gangguan kecemasan akan merasakan pusing setelah diberi obat anti kejang ini. Efek samping pusing sendiri dikarenakan banyaknya obat yang masuk dari tahap 1 dan tahap pengulangan. Pasien akan merasakan pusing dalam interval 5 – 10 menit.

Untuk itu, pasien disarankan untuk berbaring dan beristirahat setelah injeksi atau minum obat anti kejang tersebut. Pasien diperbolehkan berinteraksi ringan dalam rangka menjaga kesadarannya. Berkomunikasi ringan dengan menanyakan apa yang pasien rasakan dapat mengasah motoriknya.

5. Efek samping lainnya

Penderita epilepsi atau gangguan kecemasan yang telah diberi obat ini akan merasakan lemas, mual, dan linglung. Pada tahap yang lebih lanjut, penderita akan mengalami gangguan penglihatan, muntah, kejang, halusinasi, dan juga pingsan.

Penjelasan diatas dapat menjadi alasan mengapa obat ini harus sesuai dengan anjuran dokter. Efek samping yang akan dirasakan oleh penderita setelah mengkonsumsi fenobarbital memerlukan kehati – hatian dalam menggunakannya.

Penyalahgunaan dan Solusi

Penyalahgunaan Fenobarbital dianggap sangat berhahaya karena bisa menyebabkan gejala fisik dan psikis yang serius, ketergantungan sampai kematian mendadak. Ada beberapa tanda-tanda dan gejala dari pemakaian kurang tepat ini sehingga dapat dijadikan sebagai acuan pemeriksaan.

Beberapa tanda-tanda yang terlihat yakni tidak bisa berpikir, napas pendek dan pelan, lemas luar biasa, bicara sangat pelan, mudah mengantuk, koordinasi buruk dan tidak bisa berjalan seimbang. Biasanya penyalahgunaan obat seperti ini bisa saja disebabkan karena konsumsi terlalu berlebihan.

Penanganan dalam kasus penyalahgunaan Fenobarbiturat memang hanya bersifat membantu saja tergantung dengan kondisi yang dialami. Jika pasien sadar, maka perlu dilakukan pengawan saja. Namun jika tidak bernafas, dokter akan memberikan alat bantu pernafasan hingga tenang Kembali.

Demikianlah penjabaran lengkap mengenai fenobarbital yang digunakan oleh penderita epilepsi dan gangguan kecemasan. Aturan pakai yang benar akan memberikan penderita epilepsi atau gangguan kecemasan kesempatan untuk sembuh. Dosis obat ini harus disesuaikan dengan anjuran dokter.

Jika Anda memiliki masalah ketergantungan, segera hubungi Ashefa Griya Pusaka untuk mendapatkan program rehabilitasi narkoba yang tepat.

Baca juga :

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top