Herpes zoster, yang juga dikenal sebagai cacar ular, adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam dan rasa sakit yang luar biasa. Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang juga merupakan penyebab cacar air. Seringkali, herpes zoster muncul bertahun-tahun setelah seseorang sembuh dari cacar air, muncul sebagai bentuk kekambuhan yang menuntut perhatian serius.
Penyebab Herpes Zoster
Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang termasuk dalam keluarga virus herpes. Virus varicella-zoster (VZV) adalah virus yang menyebabkan dua jenis penyakit, yaitu cacar air (varicella) dan herpes zoster (shingles). Virus ini termasuk dalam keluarga Herpesviridae dan subkeluarga Alphaherpesvirinae.
- Penyakit Varicella (Cacar Air):
Varicella-zoster menyebabkan penyakit cacar air, yang umumnya menyerang anak-anak. Penularannya terjadi melalui udara atau kontak langsung dengan cairan dari lepuh cacar air. Ciri-ciri utama cacar air melibatkan ruam berbentuk lepuh dan gejala demam.
- Herpes Zoster (Shingles):
Setelah seseorang pulih dari cacar air, virus dapat tetap berada dalam tubuh dalam keadaan laten di dalam sel saraf sensorik. Pada beberapa orang, terutama mereka yang sistem kekebalan tubuhnya melemah, virus dapat menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster. Herpes zoster ditandai dengan ruam kulit yang biasanya terjadi pada satu sisi tubuh dan dapat menyebabkan rasa sakit atau sensasi terbakar.
Penularan virus varicella-zoster dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lepuh cacar air atau udara yang terkontaminasi oleh partikel virus. Orang yang belum pernah terinfeksi dan belum divaksin memiliki risiko tertinggi untuk mendapatkan cacar air.
Virus ini seperti telah disebutkan, awalnya menyebabkan cacar air pada masa kanak-kanak atau dewasa awal. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tidak sepenuhnya keluar dari tubuh, melainkan tidur di dalam sistem saraf. Bertahun-tahun kemudian, virus ini bisa kembali aktif, menyebabkan herpes zoster.
Gejala Herpes Zoster
Herpes zoster sering kali dimulai dengan rasa sakit atau sensasi terbakar di area tertentu sebelum ruam muncul. Rasa sakit ini dapat sangat intens, seperti pisau menusuk atau terbakar, dan seringkali terjadi sebelum ruam muncul. Area yang terpengaruh bisa berupa satu sisi tubuh, wajah, atau mata. Ini terjadi karena virus menyerang saraf tepi dan menyebabkan peradangan.
Beberapa hari setelah rasa sakit muncul, ruam khas herpes zoster muncul. Ruam ini berupa gelembung-gelembung kecil yang terisi cairan, yang kemudian pecah dan membentuk luka. Ruam ini biasanya sangat gatal dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang luar biasa. Selain itu, herpes zoster juga dapat disertai dengan demam, kelelahan, dan nyeri otot.
Herpes zoster tidak hanya memberikan dampak fisik, tetapi juga menghantarkan beban emosional yang berat. Ketika seseorang menerima diagnosis herpes zoster, seringkali muncul rasa takut, kecemasan, dan bahkan depresi. Perasaan ini muncul seiring dengan rasa sakit yang melibatkan kulit dan saraf, menciptakan paket penderitaan yang tidak diinginkan.
Aspek emosional dari herpes zoster dapat bervariasi dari individu ke individu. Beberapa orang mungkin mengalami tingkat stres yang tinggi karena rasa sakit fisik yang parah, sementara yang lain mungkin merasakan isolasi sosial karena ketakutan penularan virus. Bagaimanapun juga, pemahaman dan dukungan dari lingkungan sekitar sangat penting untuk membantu individu menghadapi beban emosional ini.
Pengobatan Herpes Zoster
Meskipun herpes zoster tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, pengobatan yang tepat dapat membantu meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Dokter umumnya meresepkan antivirus oral, seperti asiklovir, famciclovir, atau valasiklovir, untuk membantu mengurangi replikasi virus. Pengobatan ini paling efektif jika dimulai segera setelah timbulnya gejala.
Selain antivirus, analgesik (obat penghilang rasa sakit) juga dapat diberikan untuk mengatasi rasa sakit yang parah. Beberapa penderita herpes zoster juga mungkin memerlukan obat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan dan steroid untuk meredakan pembengkakan.
Kompres Dingin atau Lotion Calamine pun dapat dilakukan. Kompres Dingin bisa membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan pada area kulit yang terkena. Sementara Lotion Calamine dapat memberikan efek menenangkan dan membantu mengurangi rasa gatal.
Prednison atau kortikosteroid lainnya dapat diresepkan dalam beberapa kasus untuk mengurangi peradangan dan membantu mengendalikan rasa sakit. Pun demikian dengan perawatan topikal. Yang pertama adalah krim antivirus. Penggunaan krim antiviral seperti penciclovir dapat membantu mengurangi gejala dan mempercepat penyembuhan. Adapun krim Topikal Numbing (Misalnya, Lidocaine) dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
Perawatan Tambahan untuk penderita herpes zoster misalnya memberikan Antibiotik jika terjadi infeksi bakteri pada lepuh yang terbuka. Juga pemberian Obat Antivirus Experimental. Dalam beberapa kasus, obat antiviral eksperimental dapat diberikan, terutama pada kasus-kasus yang sulit atau berat.
Setiap rencana pengobatan harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu, dan konsultasi dengan dokter adalah langkah penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dampak Jangka Panjang: Postherpetic Neuralgia dan Komplikasi Lainnya
Salah satu dampak jangka panjang yang paling umum dari herpes zoster adalah postherpetic neuralgia (PHN). PHN terjadi ketika rasa sakit dan sensasi terus-menerus berlanjut setelah ruam sembuh, seringkali berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup penderita, mengganggu tidur, aktivitas sehari-hari, dan kesejahteraan emosional.
Selain PHN, herpes zoster juga dapat menyebabkan komplikasi serius lainnya, terutama pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah. Infeksi bakteri sekunder, masalah mata, dan bahkan kelumpuhan otot dapat terjadi dalam kasus-kasus yang ekstrem. Oleh karena itu, pemantauan dan pengelolaan kondisi oleh tenaga medis menjadi sangat penting.
Pencegahan Herpes Zoster: Vaksinasi sebagai Bentuk Pertahanan
Penting untuk dicatat bahwa vaksinasi adalah langkah yang efektif dalam mencegah herpes zoster. Vaksin herpes zoster, seperti Zostavax dan Shingrix, direkomendasikan terutama bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun. Vaksinasi ini membantu mengurangi risiko terjadinya herpes zoster dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
Pentingnya vaksinasi tidak hanya dalam mencegah penyakit itu sendiri tetapi juga dalam mengurangi risiko komplikasi jangka panjang, seperti postherpetic neuralgia. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, kita dapat membentuk lapisan perlindungan yang kuat terhadap herpes zoster.
Herpes zoster tidak hanya menantang secara fisik, tetapi juga menguji kekuatan mental individu yang terkena dampak. Dalam menghadapi penyakit ini, peran keluarga, teman, dan komunitas sangat penting. Dukungan emosional dan fisik dari orang-orang terdekat dapat memberikan kekuatan tambahan bagi penderita herpes zoster untuk melalui masa kesembuhan.
Herpes zoster dapat membuat penderitanya merasa terisolasi. Oleh karena itu, memberikan dukungan yang penuh pengertian, tanpa rasa takut atau stigmatisasi, dapat membantu menciptakan lingkungan yang positif dan penyembuhan. Kita tidak hanya berhadapan dengan penyakit fisik, tetapi juga dengan kebutuhan akan kebersamaan dan dukungan bersama.
Herpes zoster bukanlah penyakit yang dapat dianggap remeh. Selain rasa sakit fisik yang menghantui, herpes zoster juga membawa beban emosional yang signifikan bagi individu yang terkena dampak. Melalui pemahaman mendalam, dukungan dari lingkungan sekitar, dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat bersama-sama melangkah melawan herpes zoster.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka