Beda Narkoba Beda Efek dan Risiko - Ashefa Griya Pusaka

Beda Narkoba Beda Efek dan Risiko

beda narkoba beda efek 1
Share on:

Narkoba yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang ada banyak macamnya. Setiap jenis narkoba memberikan efek yang berbeda-beda ke tubuh penggunanya. Semua efeknya yang pasti merugikan. Beda narkoba beda pula efeknya ke tubuh. Ingin tahu lebih lanjut bagaimana efek dari setiap jenis narkoba itu?

Ganja: Bukan Sekadar Sejumput Rumput

Ganja, atau dikenal dengan sejumlah nama seperti hash, pot, obat bius, gulma, rumput, sigung, dan lain-lain, memiliki efek yang beragam pada tubuh dan pikiran. Beberapa orang menggunakannya untuk merasakan relaksasi dan mengubah persepsi mereka terhadap dunia sekitar. Namun, perlu diingat bahwa ganja juga dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.

Meskipun dapat membuat Anda merasa rileks dan bahagia, penggunaan ganja juga dapat membawa efek samping seperti kelesuan, kecemasan, paranoia, dan dalam kasus yang ekstrim, adalah psikosis. Orang dengan riwayat penyakit mental atau keluarga yang memiliki riwayat serupa mungkin lebih rentan terhadap reaksi psikotik yang lebih ekstrem.

Selain itu, ganja dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti skizofrenia. Jika dihisap, dapat menyebabkan penyakit paru-paru seperti asma, bronkitis kronis, dan kanker pada paru-paru, tenggorokan, mulut, dan lidah. Oleh karena itu, penting untuk memahami konsekuensi penggunaan ganja dan berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk menggunakannya.

Kokain: Kilat Energi dengan Dampak Mematikan

Kokain, yang dikenal dengan berbagai sebutan seperti coke, blow, Charlie, atau crack, memberikan pengguna peningkatan energi yang cepat. Penggunaan kokain dapat membuat Anda merasa bahagia, terjaga, dan percaya diri, namun memiliki efek turun yang buruk yang dapat membuat Anda merasa tertekan dan tidak sehat.

Selain dampak psikologisnya, kokain dapat merangsang jantung dan sistem saraf secara berlebihan, meningkatkan risiko terjadinya kejang, pendarahan otak, stroke, atau serangan jantung. Beberapa orang bahkan meninggal karena gagal jantung akibat penggunaan kokain yang berlebihan.

Penggunaan kokain juga dapat mereduksi persepsi rasa sakit dan dapat mengakibatkan cedera. Menggunakan kokain bersamaan dengan alkohol atau stimulan lainnya meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker paru-paru, terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau masalah jantung.

Kokain juga dapat membahayakan bayi selama kehamilan dan dapat menyebabkan keguguran. Selain itu, penggunaan kokain dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental seperti kecemasan, paranoia, dan psikosis. Metode penggunaan kokain, baik dihirup atau disuntikkan, dapat menyebabkan kerusakan serius pada tubuh.

Mephedrone: Euforia dengan Risiko Tinggi

Mephedrone, yang dikenal sebagai meong meong, m-cat, makanan nabati, bubble, atau meph, dapat menimbulkan perasaan bahagia, euforia, dan percaya diri. Namun, penggunaan mephedrone juga dapat menyebabkan kecemasan dan paranoia. Beberapa efek samping yang dapat muncul termasuk muntah, berkeringat, dan sakit kepala.

Penggunaan mephedrone dapat merangsang jantung dan sistem saraf secara berlebihan, menyebabkan periode insomnia, serangan, agitasi, dan keadaan halusinasi. Penggunaan berlebihan mephedrone dapat menyebabkan kesemutan pada tangan dan kaki, kejang, dan bahkan gagal napas. Selain itu, beberapa kematian telah dikaitkan dengan penggunaan mephedrone.

Jika mephedrone disuntikkan, dapat menyebabkan kolapsnya pembuluh darah dan meningkatkan risiko infeksi HIV dan hepatitis. Oleh karena itu, penting untuk memahami risiko yang terkait dengan penggunaan mephedrone dan mempertimbangkan dampak kesehatan secara menyeluruh sebelum menggunakannya.

Ekstasi: Sensasi Seru dengan Risiko Serius

Ekstasi, juga dikenal sebagai MDMA, pil, E, atau eckies, memberikan pengguna sensasi waspada, hangat, dan cerewet. Namun, penggunaan ekstasi juga dapat menyebabkan kecemasan, kebingungan, paranoia, bahkan psikosis dalam kasus penggunaan jangka panjang. Selain itu, penggunaan ekstasi dapat terkait dengan kehilangan ingatan, depresi, dan kecemasan.

Efek samping lainnya termasuk kepanasan dan dehidrasi, karena ekstasi cenderung menghentikan produksi cukup urin dalam tubuh. Oleh karena itu, sangat penting untuk tetap terhidrasi dengan baik saat menggunakan ekstasi. Meskipun memberikan sensasi positif, ekstasi juga dapat memiliki konsekuensi serius terkait dengan kesehatan mental dan fisik.

Amfetamin: Waspada dan Penuh Energi dengan Risiko Besar

Juga dikenal sebagai billy, dapat membuat pengguna merasa waspada, percaya diri, dan energik. Namun, penggunaan amfetamin juga dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, rasa gelisah, dan agresif. Efek samping yang lebih serius termasuk kebingungan, paranoia, dan bahkan psikosis.

Penggunaan amfetamin dapat membuat seseorang merasa sangat tertekan dan lesu selama berjam-jam atau berhari-hari, terutama jika digunakan secara berlebihan. Selain itu, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan serangan jantung, terutama jika dicampur dengan alkohol atau jika seseorang memiliki tekanan darah tinggi atau masalah jantung.

Amfetamin juga dapat meningkatkan risiko overdosis, merusak pembuluh darah dan jaringan, serta meningkatkan risiko penyakit menular seperti hepatitis C dan HIV jika disuntikkan dengan cepat.

Sabu: Euforia yang Berisiko

Juga dikenal sebagai ice, kristal, gelas, beling, atau P, dapat menimbulkan perasaan senang dan percaya diri. Penggunaan sabu juga dapat membuat seseorang merasa waspada dan energik. Namun, efek samping termasuk pupil membesar, mulut kering, dan menggemeretakkan gigi.

Penggunaan sabu dapat meningkatkan detak jantung dan pernapasan, mengurangi nafsu makan, dan meningkatkan gairah seksual. Namun, penggunaan ice juga meningkatkan risiko terhadap penyakit menular seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV jika disuntikkan. Selain itu, penggunaan sabu dapat merusak saluran hidung dan menyebabkan mimisan jika dihirup.

Efek Jangka Panjang Penggunaan Narkoba

Penggunaan atau penyalahgunaan narkoba secara terus-menerus dapat berakibat pada ketergantungan fisik dan kecanduan yang membahayakan. Dampak jangka panjang dari narkoba tidak hanya menakutkan tetapi juga mengancam jiwa. Saat seseorang menyalahgunakan narkoba, diperlukan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama, yang sering disebut sebagai “toleransi”. Namun, dosis yang lebih tinggi juga membawa risiko efek samping serius.

Dampak negatif dari penggunaan narkoba jangka panjang melibatkan berbagai aspek kesehatan, termasuk mual, muntah, perut kembung, dan kerusakan organ seperti hati dan otak. Narkoba memiliki kemampuan untuk menekan sistem saraf pusat, yang mengatur fungsi-fungsi vital seperti pernapasan dan detak jantung. Pada dosis tinggi, narkoba dapat memperlambat atau bahkan menghentikan pernapasan seseorang, mengakibatkan hipoksia yang dapat menyebabkan efek psikologis dan neurologis jangka panjang, termasuk koma, kerusakan otak permanen, atau kematian.

Penggunaan narkoba dalam jangka panjang juga dapat memengaruhi keterampilan motorik dan meningkatkan risiko kecelakaan. Selain itu, risiko depresi serius meningkat sebesar 38 persen pada individu yang menyalahgunakan narkoba. Kondisi ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental seseorang.

Penting untuk memahami bahwa beberapa orang yang menyalahgunakan opioid misalnya, memilih untuk menyuntikkan obat tersebut untuk merasakan sensasi mabuk yang lebih cepat dan intens. Tindakan ini, terutama terkait dengan penggunaan heroin, dapat menyebabkan efek samping jangka panjang yang berbahaya, termasuk masalah jantung, infeksi jantung, infeksi darah, infeksi kulit, hepatitis, dan HIV. Penggunaan jarum suntik yang kotor dapat menjadi penyebab utama penularan HIV dan penyakit lain yang ditularkan melalui darah.

Selain dampak fisik, penyalahgunaan narkoba juga berdampak pada aspek psikologis. Kecemasan, depresi, dan rasa ingin lebih lanjut dapat terus menerus menghantui individu yang telah berhenti menggunakan narkoba selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa konsekuensi dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya bersifat sementara tetapi juga dapat berlanjut dalam jangka panjang.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top