10 Jenis Penyakit Berbahaya Akibat Kecanduan Narkoba, Segera Jauhi! - Ashefa Griya Pusaka

10 Jenis Penyakit Berbahaya Akibat Kecanduan Narkoba, Segera Jauhi!

penyakit berbahaya akibat narkoba 1
Share on:

Merujuk pada data yang ada, tahun 2017, terdapat 70.237 kematian akibat overdosis narkoba di Amerika Serikat. Penyalahgunaan narkoba yang berulang-ulang mengakibatkan konsekuensi kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang tak main-main. Berikut daftar 10 penyakit berbahaya akibat kecanduan narkoba. Jangan sampai terlambat mencegahnya!

Penyakit Kardiovaskular

Konsekuensi spesifik dari kecanduan narkoba bervariasi tergantung pada orangnya, jumlah yang digunakan, riwayat kesehatan orang tersebut, dan, tentu saja, jenis narkoba yang digunakan. Korban kecanduan sering kali mengalami satu atau lebih masalah kesehatan yang terjadi bersamaan, termasuk penyakit paru-paru atau jantung, stroke, kanker, atau masalah kesehatan mental. Selain itu, beberapa obat, seperti inhalansia, dapat membahayakan atau menghancurkan sel-sel saraf di otak.

Penyakit pertama yang muncul akibat sering menggunakan narkoba adalah penyakit kardiovaskular atau jantung. Akibat dari kecanduan narkoba bisa berkisar dari detak jantung tidak teratur hingga serangan jantung. Kemudian penggunaan narkoba suntik dapat mengakibatkan komplikasi kardiovaskular seperti kolapsnya pembuluh darah vena, bakteri pembuluh darah, dan katup jantung.

Penggunaan obat-obatan terlarang memang banyak yang dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. MDMA, mescaline, GHB, obat stimulan resep dokter, dan obat depresan SSP adalah beberapa jenis narkoba yang diketahui merusak sistem kardiovaskular.

Narkoba dengan efek kuat seperti sabu dan ekstasi memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan serangan jantung dan stroke, terutama pada orang yang sudah mempunyai gangguan jantung. Selain itu, kecanduan narkoba menyebabkan banyak masalah kardiovaskular yang dapat berlangsung seumur hidup.

Kanker

Merokok ganja sering dikaitkan dengan kemungkinan terkena kanker mulut, leher, perut, dan paru-paru. Laki-laki dewasa muda yang mulai menggunakan ganja pada masa remaja berisiko terkena kanker testis.

Obat steroid dapat mengobati berbagai kondisi medis, namun atlet dan binaragawan sering menyalahgunakannya. Dengan demikian, penggunaan steroid meningkatkan risiko kanker prostat pada pria dan risiko kanker endometrium pada wanita.

Lalu konsumsi alkohol dalam jumlah sedang hingga berat pun dikaitkan dengan berbagai jenis kanker kepala dan leher, serta kanker kerongkongan. Konsumsi minuman beralkohol juga dikaitkan dengan kanker payudara, kanker kolorektal, dan kanker hati.

Penyakit Saluran Pencernaan

Banyak jenis narkoba yang menyebabkan mual dan muntah setelah dikonsumsi. Penggunaan kokain misalnya, dapat menyebabkan sakit perut dan kerusakan jaringan usus. Dua penelitian epidemiologi ekstensif yang diterbitkan baru-baru ini menunjukkan bahwa diare dan konstipasi akibat narkoba lebih umum terjadi dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Penggunaan narkoba dan polifarmasi secara independen dikaitkan dengan laporan sembelit dan diare dalam survei komunitas terhadap 4.622 pasien. Narkoba jenis Opioid dapat menyebabkan sembelit, refluks asam, dan sakit perut. Kemudian beberapa narkoba jenis psikedelik, seperti Ayahuasca, dikaitkan dengan gejala mual dan muntah.

Penyakit Neurologis

Narkoba dengan efek adiktif bekerja pada neurotransmitter otak untuk menghasilkan efek euforia. Jadi, beberapa narkoba jenis adiktif seperti ganja, heroin dan putaw menyebabkan kerusakan pada otak melalui kejang, stroke, dan efek toksik langsung pada sel-sel otak.

Berbagai jenis narkoba mempunyai efek neurotoksik dan destruktif neuro pada sel-sel otak. Alkohol, amfetamin, heroin, opioid, ganja, inhalansia, dan kokain hanyalah beberapa zat yang terkait dengan kerusakan saraf bagi para penggunanya. Yang pasti, segala macam

Narkoba itu dapat merusak sel-sel otak dengan berbagai cara.

Gangguan Kesehatan Mental

Penggunaan narkoba dan bentuk penyakit mental lainnya sering terjadi bersamaan. Dalam beberapa kasus, masalah kesehatan mental seperti skizofrenia, depresi, paranoia, atau kecemasan mungkin mendahului kecanduan.

Dalam kasus lain, penggunaan narkoba dapat memicu atau memperburuk kondisi kesehatan mental tersebut, terutama pada orang-orang yang memiliki kecenderungan terhadap hal tersebut.

Beberapa orang yang menderita gangguan seperti kecemasan atau depresi mungkin beralih ke jenis narkoba tertentu untuk meringankan gejala kejiwaan mereka. Biasanya  detoksifikasi adalah satu-satunya solusi untuk masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh narkoba.

Penyakit Menular

Penggunaan narkoba sering dikaitkan dengan perilaku berisiko seperti berbagi jarum suntik dan hubungan seks tanpa kondom. Perilaku ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh penggunanya sehingga meningkatkan risiko tertular HIV, hepatitis, dan penyakit menular lainnya.

Data menunjukkan bahwa satu dari sepuluh kasus HIV disebabkan oleh suntikan narkoba. Penggunaan narkoba suntikan juga merupakan penyebab utama penularan hepatitis C dan dapat menyebabkan endokarditis dan selulitis.

Penggunaan narkoba tidak hanya berkontribusi terhadap penyebaran penyakit menular melalui penggunaan narkoba suntikan tetapi juga mengganggu kemampuan otak berfikir dan meningkatkan kemungkinan perilaku seksual berisiko.

Gangguan Muskuloskeletal

Penggunaan narkoba jenis steroid pada remaja menyebabkan peningkatan kadar hormon seks yang luar biasa. Hal ini dapat menyebabkan tulang berhenti tumbuh lebih awal dari biasanya, sehingga mengakibatkan perawakan pendek, kram otot yang parah, dan kelemahan otot secara keseluruhan.

Spektrum klinis gangguan muskuloskeletal akibat narkoba berkisar dari laporan abnormal tanpa gejala hingga manifestasi parah yang mengancam jiwa. Yang luas sebagian besar reaksi tersebut adalah artralgia dan mialgia yang tidak berbahaya. Namun, hal ini dapat menjadi masalah otot kronis yang dapat menyebabkan reaksi buruk di kemudian hari.

Gangguan Pernafasan

Bronkitis, emfisema, dan kanker paru-paru semuanya dikaitkan dengan masalah pernapasan akibat konsumsi narkoba. Bronkitis kronis juga bisa disebabkan oleh ganja. Sementara kokain yang dikonsumsi akan merusak paru-paru dan menyebabkan masalah pernafasan yang parah. Penggunaan opioid dapat memperlambat pernapasan, mencegah udara masuk ke paru-paru, dan memperburuk gejala asma. Intinya banyak jenis narkoba dan zat berbahaya yang dikaitkan dengan penyakit paru-paru pada sejumlah orang. Kerusakan jaringan pada paru-paru juga disebabkan oleh sifat asam dari banyak narkoba.

Kerusakan Ginjal

Dehidrasi, peningkatan suhu tubuh yang berbahaya, dan kerusakan otot dapat terjadi akibat narkoba, yang menyebabkan kerusakan atau kegagalan ginjal. Kokain dapat menyebabkan disfungsi endotel, stres oksidatif, dan agregasi trombosit, yang semuanya dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Kecanduan obat-obatan terlarang juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Dua penyebab paling umum dari gagal ginjal adalah tekanan darah tinggi dan diabetes. Para pecandu pun bisa mengalami trauma fisik yang diakibatkan oleh kecanduan narkoba.

Kerusakan Hati

Cedera hati akibat narkoba dapat menempatkan penggunanya pada risiko lebih tinggi mengalami gagal hati dan kebutuhan akan transplantasi hati. Narkoba dapat membahayakan hati dengan merusak sel-sel hati secara langsung, menghalangi aliran empedu keluar dari hati, atau keduanya.

Meskipun asetaminofen merupakan pereda demam dan pereda nyeri yang efektif, asetaminofen juga merupakan salah satu penyebab paling umum dari gagal hati terkait pengobatan.

Mengetahui daftar penyakit berbahaya yang diakibatkan penggunaan narkoba diharapkan

akan mencegah orang melakukan kebiasaan buruk tersebut. Bagi mereka yang terlanjur menjadi pengguna narkoba, langkah paling tepat untuk meninggalkan narkoba adalah mengikuti program rehabilitasi narkoba. Program rehabilitasi narkoba, tak hanya mengobati fisik, namun juga mental yang terganggu akibat narkoba.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top