Zat adiktif adalah suatu zat yang bisa menyebabkan seseorang mengalami ketergantungan atau adiksi. Kali ini kita akan membahas zat adiktif yang sering digunakan pada medan perang. Ternyata penggunaan zat adiktif dimedan perang sudah terjadi dari jaman dahulu.
Penggunaan zat adiktif dimedan perang dimaksudkan untuk mendapat efek-efek tertentu misalnya untuk menjaga energi, meningkatkan moral, menenangkan diri, mendapatkan efek ketahanan rasa sakit dan lainnya. Namun, efek dari penyalahgunaan zat adiktif ini malah berujung pada kasus kecanduan pada prajurit yang mengonsumsinya.
Zat adiktif adalah zat-zat yang bisa memicu ketergantungan atau adiksi pada penggunanya. Seseorang yang telah mengalami ketergantungan akan terus-menerus ingin menggunakan zat ini. Berikut ini zat adiktif yang sering digunakan di medan perang.
Zat Adiktif yang Sering Digunakan di Medan Perang
Tak hanya dikonsumsi oleh penyalahguna narkoba, orang yang sedang depresi atau mereka yang mencari kesenangan sementara. Zat adiktif juga sepanjang sejarah, sering kali digunakan selama perang. Salah satu contoh zat adiktif yang paling sering digunakan yaitu pervitin atau yang biasa dikenal dengan sabu-sabu. Zat ini sering digunakan pada perang dunia ke 2 oleh pasukan Wehrmacht.
Tak hanya itu, setidaknya terdapat beberapa jenis zat adiktif yang sering digunakan misalnya rokok, minuman keras dan zat adiktif lainnya. Berikut ini zat adiktif yang paling sering digunakan dalam perang sepanjang sejarah.
1. Prajurit Zulu – Ganja
Prajurit Zulu merupakan kekuatan tempur dari Afrika Selatan, yang masih menggunakan senjata tradisional seperti tombak dan perisai.Pada tahun 1870an suku zulu menjadi lawan bagi tentara Inggris, yang pada masa itu terkenal dengan prajurit paling elit dengan kekuatan tempur mematikan didunia.
Walaupun hanya menggunakan senjata tradisional, prajurit Zulu ini mampu membuat tentara Inggris ketakutan. Ternyata rahasia suku Zulu sebelum perang, mereka menggunakan ritual dan ganja lokal yang disebut dengan “dagga”.
Efek dari pemakian ganja ini bisa memberikan keberanian pada setiap prajurit Zulu, sehingga membuat prajurit ini sulit untuk diprediksikan dan dihentikan. Ritual dan penggunaan dagga juga mempererat ikatan persaudaraan mereka, yang pada akhirnya hal ini membantu melawan Inggris.
2. Viking – Jamur Psikedelik
Viking merupakan bangsa yang sudah sangat melegenda dengan keganasannya yang tak tertandingi dijaman dahulu. Kekuatan mereka juga dikenal dengan efek “berserk” yang artinya memberikan daya serang/kekuatan seperti mengamuk sekuat tenaga.
Beberapa sejarawan percaya bahwa efek ini diakibatkan dari konsumsi jamur psikedelik, sehingga membuat penggunanya tidak merasakan efek sakit dari luka yang didapat.
Pada umumnya berserk juga dikenal dengan serangan yang sangat mematikan dan membuat tubuh seorang viking menjadi lebih bertenaga.
Namun jamur psikedelik atau yang dikenal dengan magic mushroom ini bisa memberikan efek samping yang sangat berbahaya. Misalnya memberikan efek halusinasi yang sangat kuat pada penggunanya.
3. Pasukan Romawi – Wine
Pada zaman Romawi kuno, warga biasa dan budak mengonsumsi wine setiap hari. Konsumsi wine sebanyak tiga liter perhari. Pada masa itu sains berlum terlalu berkembang sehingga masih ada kepercayaan bahwa anggur Romawi merupakan sebuah obat.
Menurut buku The Logistics of the Roman Army at War, setiap pasukan Romawi diberikan jatah wine untuk dikonsumsi perhari. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan moral dan energi setiap prajurit tetap terjaga agar mereka tidak mudah lelah.
4. Bangsa Maya – Tlaloc (Dewa Jamur)
Menurut penelitian Dr. Stephan F. de Borhegyi, ia menemukan bukti bahwa bangsa maya pada kala itu menunjukan fokus untuk melakukan ritual jamur. Borhegyi berpendapat bahwa sekitar 1000 SM, ada sekelompok orang yang menyebah jamur sihir, kelompok ini menyembah jamur untuk melakukan berbagai macam ritual.
Dewa jamur yang dimaksud yaitu Tlaloc, dewa yang sering kali dikaitkan dengan jamur. Pada masa itu dipercaya bahwa suku maya, seringkali melakukan konflik secara penuh dengan nama Tlaloc. Dewa ini digambarkan dengan mata melotot, taring jaguar, dan kumis setang. Ada kemungkinan, penggambaran dewa ini di buat oleh orang yang sedang menggunakan jamur psikedelik, sehingga ia mendapatkan halusinasi tersebut.
Selain itu juga, Borhegyi percaya bahwa suku maya sering menyimpan bubuk jamur dan memakainya sebelum masuk kedalam peperangan.
5. Wehrmacht – Sabu
Seperti yang pada umumnya kita ketahui, sabu merupakan zat adiktif berbahaya dan tidak boleh disalahgunakan. Ternyata zat ini juga pernah digunakan dalam perang dunia kedua oleh tentara NAZI.
Pada waktu itu ada sebuah istilah yang menggambarkan kecepatan dan efisiensi dari serangan tentara jerman dengan sebutan “Wehrmacht”
Tentara ini sangat ditakuti oleh pasukan sekutu, karena dianggap memiliki stamina seperti manusia super, dan juga kemampuan bertarung tanpa rasa ragu. Ternyata rahasia dari hal tersebut adalah efek dari narkoba sabu-sabu.
Dilansir dari History, sabu-sabu ini sering kali digunakan oleh masyarakat Jerman untuk mendapatkan energi. Penggunaannya juga sering dicampur dengan coklat atau makanan lainnya.
Pada waktu peperangan zat adiktif ini membantu Wehrmacht lebih terjaga dimedan perang selama berhari-hari tanpa mengonsumsi makan atau tidur.
6. Pelaut Inggris – Rum
Rum adalah minuman beralkohol yang terbuat dari sari tebu. Minuman alkohol termasuk dalam zat adiktif berbahaya jika disalahgunakan. Pada awal abad ke 19, Napoleon Bonaparte menaklukan sebagian besar benua Eropa. Hal ini dikenal dalam sejarah karena kekuatan pelaut Inggris yang sangat terampil dalam berlayar.
Ternyata inti dari kekuatan mereka memiliki rahasia penggunaan zat adiktif jenis alkohol. Menurut sejarawan, pemerintah Inggris memberikan para prajuritnya liquor dengan tujuan meningkatkan moral setiap prajuritnya dan memerangi penyakit.
Rum memiliki kandungan alkohol sekitar 50%, menurut perkiraan pasukan Inggris ini bisa mengonsumsi sekitar 550.000 galon pertahunnya. Jatahnya akan meningkat ketika terjadi pertempuran.
7. Amerika Serikat – Zat Adiktif
Pada terjadinya perang saudara di Amerika setidaknya terdapat 200.000 pecandu morfin ditahun 1900an. Hal itu dikarenakan petugas medis memberikan morfin kedua belah pihak secara cuma-cuma.
Selain morfin, setidaknya terdapat zat adiktif lainnya yang mereka berikan kepada kedua tentara Amerika selama peperangan tersebut. Salah satu contohnya yaitu rokok, zat adiktif pada rokok ini dipercaya bisa membantu syaraf lebih tenang sebelum berperang.
Setelah peperangan usai, trend rokok malah membeludak dan banyak dari mereka yang bergantung pada zat adiktif ini. Rokok juga cenderung lebih murah dan mudah dibawa saat berpergian.
Sumber: Idntimes
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka