Apa Saja Gangguan Psikologis yang Dialami Oleh Pecandu Zat Psikotropika - Ashefa Griya Pusaka

Apa Saja Gangguan Psikologis yang Dialami Oleh Pecandu Zat Psikotropika

Gangguan Psikologis yang Dialami Oleh Pecandu
Share on:

Studi yang dilakukan para peneliti menunjukkan bahwa ketergantungan pada narkoba golongan psikotropika mengakibatkan gangguan psikologis tertentu. Apa saja gangguan psikologis yang dialami oleh pecandu zat psikotropika yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari?

Sinyal Merah Penyalahgunaan Zat Psikotropika

Di antara banyak kasus gangguan psikologis akibat ketergantungan zat psikotropika, yang paling relevan adalah: depresi, kecemasan dan gangguan bipolar. Ketergantungan atau kecanduan terjadi ketika penggunaan zat psikoaktif tidak terkontrol. Zat psikotropika itu mampu memberikan kesenangan langsung bagi pengguna saat dikonsumsi. Pengguna cenderung akan menggunakan terus zat berbahaya itu untuk meraih kesenangan yang sama.

Peningkatan konsumsi zat-zat psikotropika di seluruh dunia merupakan cerminan bagaimana masyarakat sekarang. Ini menunjukkan memburuknya kesehatan global dan ketergantungan yang tinggi dari zat-zat tersebut. Konsumsi zat-zat psikotropika akan mengakibatkan kerusakan fisik diantaranya kerusakan organ tubuh, munculnya penyakit dan kerusakan lain. Obat-obatan itu merusak sistem sensorik, motorik dan koordinasi penggunanya.

Apa Saja Gangguan Psikologis yang Dialami oleh Pecandu Zat Psikotropika

Apa Saja Gangguan Psikologis yang Dialami Oleh Pecandu Zat Psikotropika
Apa Saja Gangguan Psikologis yang Dialami Oleh Pecandu Zat Psikotropika

Zat psikoaktif, disebut juga zat psikotropika, adalah produk yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan rangsangan atau perubahan sensorik, mempengaruhi emosi dan tingkat kesadaran orang yang menggunakannya. Stimulus yang dihasilkan zat ini mungkin berbeda dari orang ke orang, karena, meskipun secara organik serupa, manusia memiliki karakteristik yang berbeda. Selain itu, faktor yang biasanya menentukan derajat rangsangan sensorik adalah jumlah dan jenis obat psikotropika, selain konteks penggunaannya.

Selain zat-zat terlarang (amfetamin, ganja, kokain, crack, heroin, dan lainnya), konsumsi obat-obatan legal seperti alkohol, tembakau, dan obat penghilang rasa sakit juga tinggi di berbagai negara. Penggunaan obat-obatan tersebut banyak dilakukan remaja dan juga orang tua yang menggunakannya sudah pada taraf kronis.

Zat-zat tersebut dapat menyebabkan berbagai jenis reaksi pada sistem saraf individu, dan dapat bersifat depresan, menyebabkan penurunan aktivitas sistem saraf, mengurangi faktor-faktor penting seperti kemampuan berkonsentrasi, perhatian dan penalaran (alkohol, obat penenang, heroin dan lain-lain). Obat-obat itu juga bisa menjadi halusinogen, mengubah realitas yang dirasakan oleh indra (ganja, LSD, dan zat dari produk alami seperti jamur dan tumbuhan). Stimulan dapat memicu perubahan saraf yang mampu menghasilkan momen-momen euforia yang diekstrapolasi – selain digunakan sebagai obat untuk mengobati masalah konsentrasi dan gangguan neurologis. Kokain, crack, tembakau, amfetamin dan, yang didistribusikan secara luas di seluruh dunia, kafein adalah contohnya.

Alkohol, meskipun merupakan obat legal dan umum digunakan pun memiliki kemampuan mengubah pikiran. Penggunaannya dapat menyebabkan individu menunjukkan perubahan perilaku, dan keracunan pada tubuh ( jumlah lemak yang lebih tinggi, persentase air yang lebih rendah dan produksi alkohol dehidrogenase (ADH) yang lebih rendah yaitu enzim yang bertanggung jawab untuk pemecahan alkohol dalam tubuh).

Timbulnya penggunaan narkoba psikoaktif biasanya terjadi pada kelompok usia 12 dan 24 tahun. Di antara zat yang digunakan di kalangan kelompok umur itu, alkohol dan tembakau adalah yang paling banyak digunakan. Penggunaan zat psikoaktif itu dapat berdampak negatif pada kehidupan pribadi dan akademik remaja tersebut. Konsumsi alkohol pun dapat menjadi faktor risiko bagi usia remaja, karena perilaku dan penilaian individu dapat berubah secara negatif, yang mengarah ke sikap berisiko, seperti seks tanpa kondom (beresiko terkena virus HIV, kehamilan yang tidak diinginkan, di samping kemungkinan infeksi menular seksual lainnya), kekerasan interpersonal dan masalah lainnya.

Secara umum gangguan psikologis yang dialami oleh pecandu zat psikotropika meliputi :

  • Kerap merasa tegang dan cemas serta juga malas dan tak ada gairah kerja.
  • Kepercayaan diri jatuh dan menjadi apatis.
  • Berperilaku agitatif yaitu cenderung buas dan brutal.
  • Susah berkonsentrasi dan merasa tertekan.
  • Lebih suka menyakiti diri sendiri dan punya keinginan bunuh diri.
  • Anti sosial dan suka menyendiri.
  • Begitu peka perasaannya dan cepat bosan.
  • Membangkang apabila ditegur dan dinasihati.
  • Emosi tak stabil dan suasana hati gampang berubah.

Segera konsultasikan masalah penyalahgunaan narkoba Anda ke tempat rehabilitasi narkoba di bekasi, bandung, palembang, surabaya sehingga Anda bisa mendapatkan layanaan pemulihan.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top