Psikotropika merupakan salah satu jenis obat-obatan yang bisa menimbulkan kecanduan dan ketergantungan jika disalahgunakan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan seharusnya oleh para penyalahguna narkoba. Lalu bagaimana cara mengatasi sikap buruk penyalahguna narkoba.
Psikotropika masih termasuk ke dalam jenis-jenis narkoba yang jika dibiarkan dan disalahgunakan tidak dengan seharusnya dan berlebihan maka akan berdampak pada masalah kesehatan yang terjadi pada tubuh para penyalahguna narkoba.
Psikotropika bisa menyebabkan perubahan fungsi otak, suasana hati, emosi, pikiran dan perilaku para penyalahguna psikotropika. Namun jika digunakan dengan seharusnya justru psikotropika bisa menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan kesehatan.
Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat kimia atau obat-obatan yang bisa mempengaruhi perubahan fungsi otak dan perubahan lainnya yang terjadi pada para penyalahguna psikotropika. Psikotropika memiliki banyak manfaat terutama untuk mengatasi gangguan mental.
Seperti skizofernia, gangguan kecemasan, gangguan bipolar dan kesehatan mental lainnya. Namun karena banyaknya para penyalahguna narkoba yang menyalahgunakan pikotropika menyebabkan dampak yang sebaliknya.
Kecanduan dan ketergantungan bisa dialami oleh para penyalahguna psikotropika bisa menyebabkan kematian dan dampak buruk lainnya yang bisa membahayakan para penyalahguna psikotropika. Segera konsultasikan masalah penyalahgunaan obat Anda ke pusat rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka sekarang juga.
Obat Psikotropika Menurut Golongannya
Dibedakan menjadi 4 golongan dan memiliki jenis jenis psikotropika yang berbeda, diantaranya adalah:
Golongan 1
Psikotropika golongan 1 merupakan psikotropika dengan efek kecanduan dan daya adiktif yang sangat kuat. Contoh dari psikotropika golongan 1 diantaranya adalah LSD, Psilosin dan MDMA atau ekstasi.
Psikotropika golongan 1 bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk terapi dan pengembangan dan penelitian ilmu pengetahuan dan kedokteran. Psikotropika golongan 1 merupakan jenis obat terlarang dalam penggunaannya.
Karena psikotropika golongan 1 hanya boleh digunakan untuk penelitian dan pengembangan bukan untuk digunakan sebagai pengobatan sehingga jika ada yang menyalahgunakan akan mendapatkan sanksi hukum.
Psikotropika golongan 1 memiliki efek halusinasi yang tinggi dan bisa mempengaruhi perubahan suasana hati dan emosi secara drastis tanpa bisa dikontrol sehingga hal tersebut yang menyebabkan psikotropika golongan 1 dilarang penggunaannya hingga menyebabkan kematian.
Golongan 2
Psikotropika golongan 2 masih memiliki efek kecanduan yang sangat kuat. Namun pada psikotropika golongan 2 bisa dimanfaatkan dan digunakan untuk pengobatan dan kepentingan riset. Contoh psikotropika golongan 2 diantaranya adalah Ritalin, deksamfetamin, amfetamin, metilfenidat.
Psikotropika golongan 2 memiliki risiko ketergantungan yang masih cukup tinggi namun tidak separah seperti psikotropika golongan 1. Pada psikotropika golongan 2 bisa digunakan untuk menyembuhkan atau mengatasi berbagai penyakit.
Namun penggunaan yang tepat perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang bisa menimbulkan kecanduan dan ketergantungan psikotropika.
Golongan 3
Psikotropika golongan 3 memiliki efek kecanduan atau daya adiksi yang relative sedang dan bisa dimanfaatkan untuk pengobatan dan penelitian. Contoh psikotropika golongan 3 diantaranya adalah buprenorfin, glutetimid, pentazosin, flunitrazepam, kodein dan pentobarbital.
Psikotropika golongan 3 pun meskipun memiliki efek kecanduan yang relative sedang namun perlu digunakan sesuai dengan anjuran dokter karena jika digunakan secara berlebih akan menimbulkan efek ketergantungan yang fatal.
Jika terjadi efek ketrgantungan yang berlebihan maka akan berpengaruh terhadap fungsi dan kerja tubuh bisa menyebabkan tertidur secara berlebihan hingga kematian.
Golongan 4
Psikotropika golongan 4 memiliki daya adiksi atau efek kecanduan yang relative rendah. Psikotropika golongan 4 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Jenis psikotropika golongan 4 diantaranya adalah nitrazepam, clobazam, diazepam dan estazolam.
Setiap penyalahguna psikotropika akan mengalami atau merasakan efek kecanduan yang berbeda-beda tergantung dengan penyalahgunaan psikotropika masing masing penyalahguna. Oleh sebab itu penggunaan psikotropika sesuai dengan resep dokter akan membantu penyembuhan dan masalah kesehatan yang sedang dialami.
Psikotropika golongan 4 meskipun memiliki daya adiksi yang cukup rendah namun tetap dalam penggunaannya perlu sesuai dengan anjuran dokter. Karena jika tidak diawasi maka akan menyebabkan efek samping yang sama besarnya seperti psikotropika jenis lainnya.
Zat Adiktif lain yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika
Peredaran NAPZA terus berkembang dikalangan masyarakat, oleh karena itu sangat penting mengetahui jenis-jenis narkoba supaya bisa lebih waspada dengan obat-obatan terlarang ini.
Selanjutnya ada juga zat adikitf yang memiliki pengaruh psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika, antara lain:
Minuman alkohol
Alkohol atau minuman keras mengandung etanol yang bisa mempengaruhi susunan saraf pusat, dan paling sering hadir dalam kehidupan sehari-hari hingga kebudayaan.
Minuman keras ini sangat berbahaya jika di padukan dengan penggunaan narkotika atau psikotropika, karena bisa memperkuat efek obat yang di konsumsinya.
Inhalasi
Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) senyawa organik yang sangat mudah ditemukan dalam kehidupan, biasa digunakan sebagai barang keperluan bekerja atau berumah tangga. Contohnya tiner, lem, bensin, dan penghapus cat kuku.
Tembakau
Penggunaan tembakau jika terus-menerus akan sangat berbahaya, karena mengandung nikotin. Penggunaan rokok dan alkohol dikalangan anak muda harus menjadi perhatian utama, karena dari sinilah awal mula tahap coba-coba obat terlarang yang akhirnya membuat anak mudah terjerumus.
Manfaat Obat Psikotropika Menurut Jenisnya
Psikotropika bisa digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit yang dialami oleh para penderitanya diantaranya adalah sebagai berikut:
- Penyakit Parkinson
- Kejang atau epilepsy
- Gangguan mental atau psikologis
- Sindrom kelelahan kronis
- Gangguan tidur seperti narkolepsi dan insomnia
Tak hanya itu manfaat psikotropika juga bisa dimanfaatkan secara medis dan hokum untuk kebutuhan dan mengatasi solusi kesehatan lainnya. Sehingga jika digunakan sesuai dengan tempatnya dan sesuai dengan aturan maka psikotropika bisa memberikan dampak yang baik.
- Amfetamin (dan turunannya)
Amfetamin dan turunannya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kecanduan alkohol, mengatasi keracunan zat tertentu, mengatasi depresi, mengobati Parkinson, mengobati keracunan, kegemukan atau obesitas.
Tak hanya itu amfetamin juga bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa lelah dan mengantuk serta meningkatkan konsentrasi dan keyakinan percaya diri seseorang.
- Asam Barbiturat (secobarbitol dan pentobarbital)
Asam barbiturat bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa cemas berlebih yang biasanya disebabkan karena gangguan mental. Sehingga asam barbiturat bisa menjadi obat penenang bagi penderita yang mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Psikotropika adalah suatu jenis obat-obatan atau bahan kimia yang bisa menimbulkan ketergantungan jika digunakan dengan tidak seharusnya. Namun jika digunakan dengan tepat maka bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Psikotropika memiliki 4 jenis golongan. Setiap golongan bisa bermanfaat jika dimanfaatkan dan digunakan dengan baik. Namun perlu diketahui pula bahwa psikotropika memiliki daya adiksi atau efek kecanduan dari yang rendah hingga yang paling tinggi.
Sehingga perlu dipahami jenis golongan psikotropika tersebut. Psikotropika bisa digunakan untuk mengatasi penyakit gangguan mental, Parkinson, kecemasan, kejang, kelelahan dan berbagai penyakit lainnya sesuai dengan resep dokter.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka