Bila diminta menyebutkan 5 zat atau obat yang termasuk pada golongan narkotika boleh jadi kebanyakan orang tak akan kesulitan. Beberapa yang populer seperti ganja, ekstasi, LSD, amfetamin atau heroin. Beberapa berasal dari tanaman dan lainnya sintetis atau yang dibuat dari zat kimia. Banyak juga yang merupakan campuran alam dan sintetis.
Narkoba adalah zat psikoaktif, yang berarti bahan-bahan itu mampu mengubah cara penggunanya berpikir, merasa, dan berperilaku. Efeknya pada kesehatan mental tidak dapat selalu diprediksi dan ada risiko kecanduan yang tinggi. Yang pasti zat atau obat yang termasuk pada golongan narkotika itu dapat menyebabkan kecemasan, serangan panik, paranoia dan bahkan penyakit psikotik. Banyak yang merupakan stimulan yang mencegah penggunanya dari tidur dan selanjutnya mengakibatkan lelah dan depresi.
Ganja
Ganja adalah tanaman alami yang digunakan dalam tiga cara utama. Jenis yang paling umum disebut resin, yang tersedia dalam bentuk blok atau bongkahan padat berwarna gelap. Yang paling tidak umum adalah daun dan batang tanaman. Jenis ketiga, minyak ganja namun ini jarang ditemui. Daun ganja biasanya digulung dengan tembakau untuk kemudian dihisap layaknya rokok.
Efek dari ganja membuat penggunanya merasa santai, banyak bicara dan bahagia. Ada pengguna yang merasa waktu terasa melambat. Pengguna bisa merasakan nafsu makan yang berlebihan atau rasa lapar yang hebat. Efek Samping ganja dapat mempengaruhi memori dan konsentrasi dan dapat membuat penggunanya merasa lelah dan tidak termotivasi. Jika belum terbiasa dengan ganja atau menggunakan jenis yang lebih kuat dari biasanya, pengguna mungkin mengalami kecemasan, panik, atau kebingungan. Atau mengalami delusi atau halusinasi.
Banyak orang menganggap ganja sebagai obat yang cukup aman. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pengguna jangka panjang mungkin mengalami kesulitan mengendalikan penggunaan obat dan mungkin menjadi kecanduan. Merokok ganja meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker, seperti kanker paru-paru, dan dapat memengaruhi kesuburan. Pada orang yang memiliki masalah kesehatan mental yang mendasarinya, ganja dapat memicu skizofrenia.
Ekstasi
Ekstasi sering dibuat di laboratorium ilegal di berbagai negara. Biasanya dijual dalam bentuk tablet yang memiliki berbagai logo atau desain yang digambar di atasnya. Terkadang pil ekstasi dapat mengandung obat dan zat lain. Ekstasi dapat membuat pengguna merasa lebih waspada terhadap lingkungan sekitarnya. Pengguna merasa bahagia dan tenang. Pengguna memiliki lebih banyak energi, yang memungkinkan untuk berdansa dalam waktu lama tanpa merasa kelelahan. Efek samping dari ekstasi biasanya suhu tubuh, tekanan darah, dan detak jantung akan meningkat. Efek fisik lainnya termasuk nyeri otot, mual, mengatupkan rahang, dan menggertakkan gigi. Pengguna mungkin juga mengalami keringat berlebih, tremor, palpitasi, dehidrasi, bingung, dan lelah.
Heroin
Heroin terbuat dari morfin, salah satu obat yang berasal dari opium poppy. Dikonsumsi dengan menyuntikkan atau dihisap seperti rokok. Menyuntikkan heroin menghasilkan ledakan kegembiraan yang cepat diikuti dengan rasa damai yang seperti mimpi. Pengguna merasa penuh kasih, santai dan mengantuk. Efek samping heroin diantaranya sembelit dan sesak napas. Namun, sebagian besar bahaya heroin berasal dari overdosis atau perilaku menyuntikkan obat. Jika disuntikkan. AIDS dan hepatitis B dan C dapat menyebar dengan berbagi jarum suntik. Penggunaan heroin yang sering dapat membuat kecanduan.
Kokain
Kokain adalah bubuk putih yang terbuat dari daun koka, tanaman yang tumbuh terutama di Amerika Selatan. Biasanya dikonsumsi dengan menghirup bedak melalui hidung. Crack bukanlah obat yang berbeda, melainkan bentuk kokain yang lebih adiktif. Crack, juga disebut ‘rock’, ‘stone’ atau ‘free base’ biasanya diasapi. Kokain terkadang disuntikkan atau dimakan.
Kokain adalah stimulan yang kuat yang akan membuat pengguna merasa lebih waspada dan aktif sekaligus mengurangi rasa lapar dan haus. Efeknya dapat bertahan hingga 20 menit setelah dikonsumsi. Karena efeknya yang kuat, pengguna kokain sering kali ingin mengonsumsi lebih banyak. Dosis besar dapat membuat pengguna merasa lelah, cemas, dan depresi, serta terkadang agresif. Menghirup kokain dapat menyebabkan kerusakan permanen pada bagian dalam hidung, merusak jantung dan paru-paru hingga menyebabkan kematian.
Amfetamin
Amfetamin adalah obat yang termasuk pada golongan narkotika ini adalah kelompok obat perangsang; beberapa digunakan di masa lalu sebagai pil pelangsing. Narkoba jenis ini biasanya tersedia dalam bubuk putih keabu-abuan. Amfetamin biasanya ditelan, tetapi juga bisa disuntikkan atau dihirup. Jenis yang dikenal sebagai ‘Ice’ atau ‘kristal’ dapat dihisap. Dosis kecil melalui mulut membuat pengguna merasa lebih waspada dan aktif. Dosis yang lebih besar disuntikkan atau dihisap memberikan perasaan senang. Seperti halnya obat perangsang lainnya, Amfetamin dosis tinggi dapat menyebabkan panik, paranoia, dan halusinasi.
Baca juga:
- Jenis Zat Adiktif yang Bisa Menimbulkan Ketergantungan
- Tak Hanya Narkoba, Ini Zat Adiktif yang Dapat Menimbulkan Ketergantungan
- Zat atau Obat yang Menimbulkan Efek Penurunan Kesadaran
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka