Penggunaan sabu atau metamfetamin dianggap sebagai epidemi yang menghancurkan jutaan nyawa di seluruh dunia setiap tahunnya. Sabu adalah jenis narkoba dengan risiko kecanduan tinggi. Ada banyak jenis pengobatan dan perawatan kecanduan sabu. Konon katanya air kelapa pun ampuh. Apakah air kelapa bisa menghilangkan efek sabu?
Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan memperkirakan bahwa 24,7 orang menggunakan sabu atau stimulan serupa dengan total 500 metrik ton per tahun. Sabu bukan hanya narkoba untuk kalangan bawah seperti yang sering dianggap banyak orang. Faktanya, obat terlarang tersebut digunakan oleh orang-orang di seluruh strata sosial ekonomi, termasuk penduduk kelas menengah dan kalangan elit bahkan kalangan artis dan pejabat.
Baca juga Ini Penyebab Orang Memakai Sabu
Sabu telah ada bertahun-tahun lalu dan teknik produksinya pun telah meningkat sehingga pasokannya ke pasar pun melimpah. Sabu bentuk baru yang diproduksi di laboratorium bawah tanah tidak selalu murni dan seringkali mengandung bahan yang sangat beracun dan berbahaya seperti penghapus cat kuku, asam klorida, pembersih saluran pembuangan, pemutih, litium, amonia anhidrat dan bahkan minyak rem.
Efek Merusak Sabu
Sabu adalah stimulan yang sangat kuat diantara beberapa jenis narkoba lain. Seperti telah disebutkan, ini dibuat dengan bahan kimia beracun dan kaustik yang memiliki efek merusaknya sendiri pada tubuh dan pikiran pengguna. Sangat sering sabu membuat ketagihan hanya dengan beberapa kali penggunaan, sebagai akibat dari timbulnya keinginan yang sangat kuat yang dapat terjadi setelah penggunaan sebelumnya.
Sabu adalah obat yang sangat merusak yang mengubah kepribadian seseorang dan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Seseorang yang menderita efek sabu harus menerima pertolongan yang efektif sesegera mungkin atau akan mengalami hal fatal.
Karena seseorang yang menggunakan sabu akan kehilangan nafsu makannya maka biasanya akan kehilangan berat badan. Pengguna mungkin menjadi sangat kurus. Kulit di wajah dan tubuh bisa menjadi kasar dan penuh dengan luka. Pengguna sabu sering kehilangan kemampuan untuk menikmati hidup jika dia tidak berada di bawah pengaruh narkoba. Periode ketika pengguna tidak berada di bawah pengaruh sabu dapat dihabiskan untuk tidur, atau hanya mencoba untuk mendapatkan lebih banyak sabu.
Secara emosional, kepribadian normal pengguna atau pecandu sabu dapat berubah secara nyata. Mungkin tampak cemas, bingung, kesal. Mereka bisa menjadi agresif dan bahkan kejam. Anak-anak pengguna pun mungkin berisiko, tidak hanya karena potensi kekerasan, tetapi juga karena ditelantarkan.
Efek jangka panjang penggunaan sabu antara lain pucat, kulit kering dan gatal, seluruh gigi membusuk dan harus dicabut. Para pengguna mungkin mengalami halusinasi, delusi, dan paranoia. Seorang pengguna sabu cenderung berpikir bahwa orang lain mengikuti atau memata-matainya. Itu bisa membuka potensi terjadinya pembunuhan yang dilakukan pengguna pada orang lain atau sebaliknya pengguna malah melakukan bunuh diri. Pengguna pun cenderung tak menjaga kebersihan, dan penampilan fisik.
Rumah pengguna sabu cenderung sangat kotor dan dipenuhi sampah yang berserakan dimana-mana, bahkan mungkin sisa-sisa narkoba dan perlengkapannya, yang dapat membahayakan anak-anak.
Ada perubahan parah di otak setelah penggunaan sabu sehingga banyak pengguna yang tidak dapat merasakan kesenangan ketika mereka tidak menggunakan sabu lagi. Itu memang salah satu efek narkoba yang sangat berbahaya. Pengguna sabu sangat sering terlibat dalam penggunaan narkoba atau seks bersama-sama yang berisiko tertular penyakit menular seksual seperti HIV, atau Hepatitis C. Pengguna pun dapat menderita abses atau keracunan darah.
Seiring waktu, penggunaan sabu dapat menyebabkan penyakit dengan gejala seperti Parkinson. Secara mental, pengguna pun dapat menderita penyakit yang gejalanya mirip dengan skizofrenia. Overdosis sabu dapat menyebabkan tekanan darah sangat tinggi, kejang, kolaps kardiovaskular, stroke, dan bahkan kematian. Mengemudikan kendaraan di bawah pengaruh sabu sudah pasti akan menimbulkan ancaman lain karena mereka cenderung melebihi kecepatan yang aman, lalai, tidak sabar, dan mengambil risiko ekstrem.
Apakah air kelapa bisa menghilangkan efek sabu?
Apakah air kelapa bisa menghilangkan efek sabu? Kalangan pecandu narkoba kerap memanfaatkan bahan alami diantaranya air kelapa sebab dipercaya memiliki kemampuan detoks dalam membersihkan residu narkoba dari tubuh. Detoksifikasi merupakan langkah membersihkan organ-organ tubuh dari bahan yang memicu kecanduan termasuk sabu. Maksud menjalankan detoks yaitu mengendalikan gejala putus obat yang populer dengan sebutan sakau ketika pengguna tak lagi menggunakan narkoba.
Air kelapa adalah diantara bahan alami yang diakui manjur untuk membersihkan organ tubuh dari residu atau sisa-sisa narkoba. Meskipun ada berbagai khasiat air kelapa untuk kesehatan, namun belum dilakukan penelitian medis untuk membuktikan keampuhan air kelapa dalam proses menghilangkan efek sabu atau narkoba. Kendati demikian, air kelapa diduga dapat meminimalisir efek sakau dari kecanduan sabu.
Sebagian besar narkoba dari jenis stimulan termasuk sabu dapat menyebabkan dehidrasi tubuh. Konsumsi sabu akan membuat penggunanya kehilangan nafsu makan. Itulah yang berpotensi menyebabkan dehidrasi. Air kelapa akan menyembuhkan dehidrasi sebab akan memulihkan pasokan cairan ke tubuh. Konsentrasi senyawa elektrolit yang terkandung dalam air kelapa misalnya natrium, kalium juga mangan akan dapat mengganti cairan tubuh yang hilang secara cepat.
Sesuai penjelasan tadi, Apakah air kelapa bisa menghilangkan efek sabu? Ternyata belum terbukti secara kedokteran. Kendati demikian, minuman alami tersebut dapat meringankan gejala sakau khususnya dehidrasi yang kerap dialami oleh para pecandu.
Bagaimana Membantu Pecandu Sabu
Sama sekali tidak ada yang baik tentang kebiasaan mengkonsumsi sabu. Apa pun harus dilakukan keluarga untuk membantu anak mereka yang kecanduan sabu. Langkah paling tepat adalah membawa mereka ke pusat rehabilitasi narkoba, yang akan membantu para pecandu bisa berhenti menggunakan sabu. Program yang ditawarkan pusat rehabilitasi narkoba akan komprehensif. Program Detoksifikasi adalah salah satu fase dari program rehabilitasi narkoba secara keseluruhan.
Selain itu, orang lain dapat memilih program rehabilitasi rawat inap (residen) atau program rehabilitasi rawat jalan, di mana detoksifikasi termasuk dalam perawatan. Setelah menyelesaikan program perawatan kecanduan narkoba, disarankan agar pecandu melanjutkan pemulihan dengan menghadiri kelompok pendukung dan sesi terapi.
Program rehabilitasi narkoba rawat inap menawarkan perawatan kecanduan narkoba di pusat atau fasilitas seperti Ashefa Griya Pusaka, sehingga pasien 100% fokus pada terapi dan pemulihan dini mereka, menghilangkan pemicu atau godaan untuk kambuh yang ada di lingkungan normal, pasien menerima perawatan konstan selama 24 jam per hari, 7 hari seminggu (jika perlu).
Lingkungan yang ditawarkan untuk pasien rawat inap dapat sangat bervariasi, dari fasilitas tipe hotel bintang 5 hingga layanan sederhana dan steril dari bangsal rumah sakit biasa. Namun, sebagian besar pusat rehabilitasi menyediakan lingkungan yang ramah, hangat dan bersahabat bagi pasien untuk merasa nyaman dan santai saat menjalani perawatan sampai sembuh.
Program rehabilitasi narkoba rawat jalan menawarkan perawatan kecanduan narkoba yang sama dengan program rawat inap, tetapi tanpa perlu menginap. Pasien dapat mengakses pengobatan dengan mengunjungi pusat rehabilitasi obat rawat jalan atau fasilitas pada waktu tertentu dalam sehari. Pecandu bisa mengatur waktu janji temu.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka