Apakah Anak Anda Seorang Pecandu Alkohol? Kenali Tanda Tandanya - Ashefa Griya Pusaka

Apakah Anak Anda Seorang Pecandu Alkohol? Kenali Tanda Tandanya

remaja kecanduan alkohol
Share on:

Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan penyalahgunaan alkohol di kalangan remaja menimbulkan keprihatinan bersama. Selain itu, kecanduan alkohol bersamaan dengan kondisi kesehatan mental pada remaja pun menjadi aspek penting yang perlu mendapat perhatian. Jangan sampai lengah, kenali sejak dini jika anak anda ternyata adalah pecandu alkohol dari ciri-ciri berikut.

Meningkatnya Penyalahgunaan Alkohol

Jumlah penyalahgunaan alkohol di kalangan remaja terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Meningkatnya akses terhadap alkohol, ditambah dengan stres telah menyebabkan peningkatan tajam dalam konsumsi alkohol di berbagai negara.

Tren meningkatnya penyalahgunaan alkohol di kalangan remaja menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran, pencegahan, dan upaya pengobatan. Dalam banyak kasus, alkoholisme dapat terjadi bersamaan dengan kondisi kesehatan mental lainnya seperti gangguan bipolar, fobia, dan gangguan kecemasan. Ketika remaja bergumul dengan masalah emosional, mereka sering kali beralih ke penggunaan alkohol atau narkoba untuk membantu mereka mengatasi perasaan menyakitkan atau sulit. Hasil dari “pengobatan mandiri” remaja dapat lebih cepat menimbulkan masalah karena otak remaja yang sedang berkembang.

Sebuah penelitian pada tahun 2016 terhadap 10.000 remaja menemukan bahwa dua pertiga dari mereka yang mengalami gangguan alkohol atau penggunaan narkoba memiliki setidaknya satu gangguan kesehatan mental. Kejadian bersamaan ini dapat memperburuk kedua kondisi tersebut, sehingga mengarah pada lingkaran setan meningkatnya penyalahgunaan narkoba dan memburuknya gejala kesehatan mental.

Pengaruh Alkohol pada Remaja

Penggunaan alkohol pada remaja memiliki berbagai efek dan komplikasi. Memahami konsekuensi-konsekuensi ini sangat penting dalam mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah sejak dini.

Remaja sering kali bergulat dengan masalah emosional dan mungkin beralih ke alkohol atau obat-obatan untuk mengatasi perasaan menyakitkan atau sulit. Praktik ini, yang dikenal sebagai “pengobatan mandiri”, dapat menyebabkan masalah yang lebih mendesak akibat perkembangan otak remaja.

Yang mengkhawatirkan, hampir separuh anak-anak dengan gangguan kesehatan mental, jika tidak ditangani, akhirnya mengalami gangguan penggunaan narkoba.

Meskipun “mengobati diri sendiri” dengan obat-obatan terlarang dan alkohol untuk sementara waktu dapat meringankan gejala kecemasan atau depresi, efek setelahnya dapat menyebabkan perasaan lebih buruk ketika tidak menggunakan zat-zat tersebut. Lingkaran setan ini menjadikan penggunaan narkoba sebagai faktor risiko bunuh diri pada remaja yang mengalami depresi.

Dampak alkohol terhadap remaja berbeda dengan dampak terhadap orang dewasa. Alih-alih memperlambatnya, alkohol justru membuat remaja merasa lebih energik, meningkatkan perilaku pengambilan risiko, dan memicu agresi. Hal ini sangat berbahaya bagi remaja penderita ADHD yang sudah impulsif.

Adanya gangguan kesehatan mental yang tidak diobati dapat mempercepat perkembangan penggunaan alkohol atau narkoba pada remaja. Masalah penggunaan narkoba dapat muncul hanya dalam beberapa bulan. Plastisitas otak remaja membuat mereka mudah terbiasa dengan obat-obatan dan alkohol, sehingga lebih cepat mengalami kecanduan dibandingkan orang dewasa.

Memahami dampak alkohol pada remaja sangat penting untuk mengatasi masalah alkoholisme remaja. Penting untuk mendorong percakapan terbuka mengenai konsekuensi-konsekuensi ini dan menyediakan sistem dukungan yang diperlukan untuk membantu remaja mengatasi tantangan-tantangan ini.

Alkohol dapat menimbulkan dampak kesehatan yang parah pada remaja yang masih dalam tahap perkembangan. Minum alkohol secara berlebihan menyebabkan sekitar 4.000 kematian dan lebih dari 240.000 tahun potensi hilangnya nyawa di antara orang-orang di bawah usia 21 tahun setiap tahunnya di Amerika Serikat. Kerugian finansialnya juga sangat besar, dimana konsumsi minuman beralkohol di bawah umur menyebabkan kerugian sebesar 44,7 triliun rupiah (24 miliar dolar A.S.) pada tahun 2010.

Selain itu, remaja yang mengonsumsi minuman beralkohol cenderung aktif secara seksual pada usia yang lebih muda, lebih sering melakukan hubungan seksual, dan melakukan hubungan seks tanpa kondom dibandingkan remaja yang tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Selain itu, overdosis alkohol, yang dikenal sebagai “keracunan alkohol”, merupakan konsekuensi yang berpotensi mematikan jika meminum alkohol dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

Penggunaan alkohol pada remaja dapat menimbulkan masalah akademis dan sosial yang signifikan. Remaja yang minum alkohol lebih mungkin memiliki masalah dengan tugas sekolah dan perilaku di sekolah. Selain itu, hampir 8% remaja peminum mengatakan mereka makan berlebihan, atau mengonsumsi lima atau lebih minuman beralkohol berturut-turut.

Tanda dan Gejala Alkoholisme Remaja

Mengenali tanda-tanda alkoholisme pada remaja sangat penting untuk intervensi dan pengobatan dini. Memahami tanda-tanda ini dapat membantu orang tua, guru, dan mereka yang menangani remaja untuk memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan. Meskipun tanda-tanda ini mungkin berbeda-beda pada setiap individu, sering kali tanda-tanda tersebut mencakup perubahan fisik, emosional, dan sosial.

Tanda-tanda fisik dan perilaku alkoholisme dapat menjadi salah satu indikator paling nyata bahwa seorang remaja sedang berjuang melawan ketergantungan alkohol. Tanda tanda fisik pecandu alkohol bisa berupa :

  • Mata merah
  • Meningkatnya agresi atau lekas marah
  • Cedera yang tidak dapat dijelaskan
  • Penarikan diri dari keluarga dan teman
  • Sering mimisan
  • Ganti teman
  • Perubahan nafsu makan atau pola tidur
  • Penampilan terabaikan
  • Bau yang tidak biasa pada napas, badan, atau pakaian.
  • Ucapan tidak jelas

Remaja yang kecanduan alkohol mungkin juga menunjukkan manifestasi emosional dan psikologis. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang berada di bawah tekanan pribadi yang intens atau dibesarkan dalam keluarga yang kecanduan atau alkoholisme. Tanda tanda emosional pecandu alkohol para remaja seperti :

  • Perubahan suasana hati yang tidak dapat dijelaskan
  • Penurunan motivasi
  • Meningkatnya kemarahan atau permusuhan
  • Tanda-tanda depresi atau kecemasan
  • Masalah ingatan
  • Hiperaktif atau agitasi yang tidak biasa.
  • Kesulitan berkonsentrasi

Dampak kecanduan alkohol pada remaja juga dapat tercermin dalam prestasi sekolah dan interaksi sosialnya. Tanda-tanda ini mungkin termasuk nilai yang menurun, penarikan diri dari kegiatan sekolah, perubahan kelompok teman menjadi teman yang minum alkohol, sifat tertutup, berbohong, menghindari keluarga, dan kepemilikan barang-barang yang berhubungan dengan alkohol.

Tanda-tanda kecanduan alkohol pada remaja bisa jadi tidak kentara atau sangat jelas terlihat. Terlepas dari itu, penting untuk segera mengenali dan mengatasi tanda-tanda ini. Intervensi dini adalah kunci dalam membantu remaja mengatasi kecanduan alkohol dan mengurangi potensi dampak jangka panjangnya. Jika Anda mencurigai anak anda sedang menderita kecanduan alkohol, mencari bantuan profesional kesehatan akan sangat membantu menyembuhkannya.

Mengatasi kecanduan alkohol pada remaja memang memerlukan pendekatan komprehensif, termasuk deteksi dini, dukungan untuk keluarga dan teman, dan akses terhadap sumber daya yang dapat membantu remaja mengatasi masalah yang sulit ini.

Jalan menuju pemulihan dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan, memahami penyebabnya, dan mencari bantuan. Dengan dukungan dan sumber daya yang tepat, remaja yang mengalami kecanduan alkohol dapat mengatasi tantangan ini dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih sehat dan cerah.

Scroll to Top