Bagaimana Yoga Dapat Membantu Mengurangi Kejang dan Kecemasan pada Penderita Epilepsi? - Ashefa Griya Pusaka

Bagaimana Yoga Dapat Membantu Mengurangi Kejang dan Kecemasan pada Penderita Epilepsi?

yoga dan epilepsi 1
Share on:

Epilepsi adalah kondisi medis yang sering kali diiringi oleh kejang dan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Selain menghadapi tantangan fisik, orang yang hidup dengan epilepsi juga sering menghadapi stigma dan kecemasan terkait dengan kondisi mereka. Namun, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa yoga bisa menjadi alat yang bermanfaat dalam mengurangi frekuensi kejang, kecemasan, dan perasaan stigma yang seringkali muncul akibat epilepsi.

Apa Itu Epilepsi

Epilepsi adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan kejang yang berulang. Kejang adalah gangguan aktivitas listrik di otak yang dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk perubahan perilaku, kebingungan, spasme otot, gerakan tidak terkontrol, dan kehilangan kesadaran. Penyakit ini dapat memengaruhi individu dari segala usia, dan biasanya didiagnosis setelah seseorang mengalami dua atau lebih kejang yang tidak disebabkan oleh kondisi medis lain.

Epilepsi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Penyebab Idiopatik: Ini adalah jenis epilepsi yang tidak memiliki penyebab yang jelas. Biasanya, epilepsi idiopatik memiliki dasar genetik, dan seseorang mungkin mengalaminya karena faktor keturunan.
  • Cedera Kepala: Cedera kepala yang parah atau cedera otak trauma dapat menyebabkan perkembangan epilepsi pada beberapa kasus.
  • Kelainan Otak: Perubahan struktural di dalam otak, seperti tumor otak, malformasi pembuluh darah, atau bekas luka akibat infeksi, dapat meningkatkan risiko epilepsi.
  • Infeksi Otak: Infeksi seperti ensefalitis atau meningitis dapat merusak otak dan menjadi faktor risiko untuk epilepsi.
  • Gangguan perkembangan otak: Beberapa gangguan perkembangan otak pada masa anak-anak, seperti sindrom Dravet atau sindrom Lennox-Gastaut, dapat menyebabkan epilepsi.
  • Faktor Genetik: Riwayat keluarga epilepsi juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.

Gejala epilepsi bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Beberapa orang mungkin hanya mengalami kejang ringan, sementara yang lain dapat mengalami kejang yang lebih berat. Gejala yang umum terjadi selama kejang meliputi kehilangan kesadaran, kaku tubuh, gerakan tidak terkontrol, kejang-kejang, perubahan perilaku, dan hilangnya ingatan.

Pengobatan epilepsi biasanya melibatkan penggunaan obat antiepilepsi (antikonvulsan) yang diresepkan oleh dokter. Obat ini membantu mengendalikan kejang dan mencegah timbulnya kejang baru. Namun, pengobatan epilepsi bisa bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit serta respons individu terhadap obat.

Selain obat-obatan, terapi lain yang mungkin digunakan untuk mengatasi epilepsi meliputi diet khusus, stimulasi saraf vagus, dan dalam beberapa kasus, operasi otak. Pengelolaan epilepsi juga melibatkan pemantauan dan perawatan jangka panjang oleh seorang ahli neurologi.

Penderita epilepsi dapat memiliki hidup yang normal dan produktif dengan pengelolaan yang tepat. Meskipun penyakit ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, dukungan medis, pengobatan yang tepat, dan pendidikan mengenai pengelolaan epilepsi dapat membantu individu dengan penyakit ini untuk menjalani hidup yang penuh makna.

Mengenal Yoga

Yoga adalah praktik fisik, mental, dan spiritual yang berasal dari India. Ini melibatkan serangkaian gerakan tubuh, pernapasan, meditasi, dan pemusatan pikiran untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Yoga dapat membantu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, keseimbangan, serta mengurangi stres, kecemasan, dan meningkatkan kualitas tidur.

Ada berbagai jenis yoga, mulai dari yang lebih berfokus pada asana (gerakan tubuh) hingga yang lebih mendalami aspek meditasi dan spiritual. Praktik yoga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat keterampilan individu. Yoga pun ternyata pun memiliki manfaat bagi para penderita epilepsi.

Yoga untuk Epilepsi

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal medis *Neurology*, yang diterbitkan oleh American Academy of Neurology. Para peneliti menemukan bahwa yoga dapat menjadi cara yang efektif untuk membantu penderita epilepsi mengatasi tantangan kesehatan mereka. Dr. Manjari Tripathi, seorang ahli saraf di All Institut Ilmu Kedokteran India di New Delhi, menjelaskan bahwa stigma yang sering dialami oleh penderita epilepsi dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan mereka, termasuk pengobatan, kunjungan ke unit gawat darurat, dan kesehatan mental yang buruk.

Penelitian ini melibatkan partisipan-peserta yang memiliki rata-rata usia 30 tahun dan mengalami stigma yang berkaitan dengan epilepsi. Para ilmuwan kemudian memilih secara acak beberapa peserta untuk menerima terapi yoga, sementara yang lain menerima terapi yoga palsu. Terapi yoga melibatkan latihan untuk mengendurkan otot, pernapasan, meditasi, dan afirmasi positif, sementara terapi yoga palsu mencakup latihan yang meniru yoga tetapi tanpa instruksi tentang pernapasan lambat dan perhatian pada gerakan tubuh.

Kedua kelompok tersebut berpartisipasi dalam sesi kelompok yang diawasi selama tiga bulan, di mana mereka dilibatkan dalam latihan yoga. Mereka juga diminta untuk melanjutkan latihan yoga di rumah sebanyak lima kali seminggu selama 30 menit sambil mencatat kejang dan sesi yoga dalam jurnal. Setelah tiga bulan, para peneliti terus memantau peserta selama tiga bulan berikutnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peserta yang melakukan yoga memiliki persepsi stigma yang lebih rendah. Selain itu, peserta yang berpartisipasi dalam terapi yoga juga lebih mungkin mengalami penurunan frekuensi kejang lebih dari 50% setelah enam bulan dibandingkan dengan peserta yang menerima terapi yoga palsu. Terapi yoga juga membantu mengurangi gejala kecemasan, meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan kesadaran.

Menurut Dr. Manjari Tripathi, hasil penelitian ini menekankan pentingnya mempertimbangkan terapi dan aktivitas alternatif untuk penderita epilepsi yang sering kali menghadapi stigma. Yoga tidak hanya membantu mengurangi stigma, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Yang lebih menarik, yoga adalah metode yang mudah diakses dan dapat dibagikan secara online dengan biaya minimal.

Penelitian ini, bagaimanapun, memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah bahwa peserta melaporkan sendiri frekuensi kejang mereka, dan ini mungkin tidak selalu akurat. Meskipun demikian, temuan ini menunjukkan bahwa yoga dapat menjadi alat yang berharga dalam pengelolaan epilepsi, mengurangi stigma, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Begitu juga, penelitian ini menyoroti pentingnya mengelola stres dan kecemasan bagi penderita epilepsi. Dr. Juliann Paolicchi, seorang praktisi yoga dan direktur Epilepsi Neurologi Anak di Staten Island University Hospital di New York, mengatakan bahwa pengelolaan stres yang baik dapat membantu memperbaiki kualitas hidup penderita epilepsi. Kualitas tidur juga dapat meningkat jika stres diatasi dengan baik.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara yoga dan pengurangan kejang serta gejala epilepsi lainnya. Studi masa depan bisa membandingkan yoga dengan metode lain seperti meditasi untuk menentukan manfaat spesifik dari praktik latihan pikiran-tubuh ini. Pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana yoga memengaruhi stres, aktivitas otak, dan fungsi neurotransmitter juga akan menjadi fokus penelitian mendatang.

Selain manfaat kesehatan mental, praktik yoga juga dapat memberikan efek positif pada aktivitas fisik, pernapasan, dan kesejahteraan umum. Oleh karena itu, bagi penderita epilepsi, yoga mungkin bukan hanya tentang mengurangi kejang dan stigma, tetapi juga tentang merasa lebih baik secara fisik dan mental.

Artikel ini menggarisbawahi potensi yoga sebagai alat yang efektif dalam mengelola epilepsi dan mengurangi stigma yang sering kali menyertainya. Sementara masih perlu penelitian lebih lanjut, hasil penelitian ini memberikan harapan bahwa penderita epilepsi dapat menemukan dukungan dalam yoga untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top