Mengenal Lebih Dekat GHB (Gamma Hydroxybutyrate) - Fakta, Penggunaan, dan Risiko - Ashefa Griya Pusaka

Mengenal Lebih Dekat GHB (Gamma Hydroxybutyrate) – Fakta, Penggunaan, dan Risiko

GHB 1
Share on:

Seiring dengan kemajuan zaman, banyak substansi kimia baru muncul dan menarik perhatian masyarakat. Salah satu zat yang semakin populer, terutama di kalangan pengguna narkotika, adalah Gamma Hydroxybutyrate, atau yang lebih dikenal sebagai GHB. Ayo kenali lebih jauh tentang GHB, termasuk risiko kesehatan bila disalahgunakan.

Zat Psikoaktif

Zat psikoaktif adalah substansi yang dapat memengaruhi fungsi mental, emosional, atau perilaku. Efek dari zat psikoaktif dapat bervariasi tergantung pada jenis zat, dosis, frekuensi penggunaan, karakteristik individu, dan lingkungan. Beberapa zat psikoaktif yang umum meliputi alkohol, nikotin, kafein, ganja (mariyuana), kokain, amfetamin, psilosibin, LSD, opiat dan juga GHB. Beberapa efek umum dari zat psikoaktif dari beberapa jenis narkotika yaitu :

  • Efek Stimulan: Peningkatan energi dan kewaspadaan, Perasaan euforia, Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
  • Efek Depresan: Relaksasi dan pengurangan kecemasan, Penurunan fungsi motorik, Penurunan denyut jantung dan tekanan darah.
  • Efek Psikedelik atau Halusinogen: Perubahan persepsi visual dan sensorik, Pengalaman dunia yang tidak nyata atau transenden, Peningkatan kreativitas.
  • Efek Narkotika (Opiat): Pereda nyeri, Perasaan euforia, Mengurangi pernapasan.
  • Efek Ganja (Mariyuana): Peningkatan relaksasi, Perubahan persepsi waktu dan ruang, Peningkatan nafsu makan.
  • Efek Kafein: Peningkatan kewaspadaan dan fokus, Pengurangan rasa kantuk, Peningkatan denyut jantung.
  • Efek Nikotin: Peningkatan kewaspadaan, Pengurangan stres, Peningkatan konsentrasi.

Apa itu GHB?

GHB, atau Gamma Hydroxybutyrate, awalnya dikembangkan sebagai obat tidur dan anestesi pada awal tahun 1960-an. Namun, seiring berjalannya waktu, GHB mendapatkan popularitas di kalangan pengguna narkotika karena efek psikoaktif yang dihasilkannya. Secara kimiawi, GHB adalah senyawa organik yang ditemukan dalam tubuh manusia dan juga dapat diproduksi secara sintetis.

GHB umumnya dikenal karena efeknya sebagai depresan sistem saraf pusat. Dalam penggunaan medis, GHB pernah digunakan untuk mengobati gangguan tidur dan sebagai anestesi. Namun, penggunaan medis GHB sangat terbatas dan dikontrol secara ketat.

Di luar penggunaan medis yang diawasi, GHB sering disalahgunakan di berbagai kalangan, terutama di lingkungan klub malam dan pesta. Beberapa orang menggunakan GHB untuk mencapai efek rileksasi fisik dan mental, serta merasakan euforia. Penggunaan GHB juga diyakini dapat meningkatkan libido dan memperkuat perasaan sosial.

Bagaimana GHB Bekerja di dalam Tubuh?

GHB bekerja dengan cara meningkatkan kadar neurotransmitter yang disebut gamma-aminobutyric acid (GABA) di otak. GABA adalah neurotransmitter yang berperan dalam menghambat aktivitas saraf, sehingga meningkatkan rasa relaksasi dan kebahagiaan. Meskipun efek relaksasi ini mungkin diinginkan oleh beberapa individu, namun penggunaan GHB yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti dijelaskan berikut ini.

Risiko Penggunaan GHB

Meskipun GHB dapat memberikan efek euforia dan relaksasi, penggunaannya tidak sepenuhnya tanpa risiko. Salah satu risiko berbahaya adalah overdosis, yang dapat menyebabkan koma, gangguan pernapasan, dan bahkan kematian. Selain itu, GHB juga dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kebingungan, muntah, dan penurunan tekanan darah.

Seiring dengan risiko overdosis, penggunaan GHB secara berkelanjutan dapat menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan terhadap GHB dapat mengakibatkan gangguan kesehatan mental dan fisik yang serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa penggunaan GHB yang tidak terkontrol dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan.

Saat ini, banyak negara telah mengklasifikasikan GHB sebagai zat terlarang termasuk juga di Indonesia. Penggunaan, produksi, dan distribusi GHB diatur ketat oleh undang-undang narkotika.

Selain risiko overdosis dan ketergantungan, penggunaan GHB juga dapat menyebabkan sejumlah efek samping. Beberapa efek samping yang umum termasuk pusing, sakit kepala, kebingungan, dan kelelahan. Efek samping ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk beraktifitas normal dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan GHB juga dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti gangguan jantung dan ginjal. Jadi, meskipun GHB mungkin memberikan efek yang diinginkan untuk beberapa orang, risiko kesehatan yang ditimbulkannya tentu tidak boleh diabaikan.

Mencampur GHB dengan zat lain seperti alkohol atau opioid dapat meningkatkan risiko overdosis dan kematian. Penting untuk diingat bahwa GHB adalah obat yang sangat membuat ketagihan dan berbahaya, dan penggunaannya harus dihindari.

Mengatasi Ketergantungan GHB

Jika seseorang mengalami ketergantungan GHB, tidak ada langkah lain selain mencari bantuan medis profesional. Ketergantungan zat dapat mengakibatkan dampak serius pada kesehatan mental dan fisik seseorang, dan penanganan yang tepat diperlukan untuk pemulihan yang sukses.

Proses pemulihan dari ketergantungan GHB biasanya melibatkan penanganan medis, dukungan psikologis, dan terapi rehabilitasi. Detoksifikasi narkotika seringkali menjadi tahap awal yang diperlukan dalam perjalanan pemulihan dari kecanduan.

Detoksifikasi narkotika adalah proses penghilangan zat-zat kimia berbahaya dari tubuh seseorang yang telah menggunakan narkotika atau zat-zat terlarang lainnya. Proses ini dilakukan di bawah pengawasan profesional medis untuk meminimalkan risiko dan mengelola gejala penarikan yang mungkin muncul.

Detoksifikasi narkotika bukan hanya tentang membersihkan tubuh dari zat-zat berbahaya. Proses ini juga melibatkan aspek psikologis, sosial, dan emosional. Profesional kesehatan mental dapat membantu individu mengatasi stres dan ketidaknyamanan yang mungkin muncul selama detoksifikasi.

Meskipun detoksifikasi sering dilakukan di pusat rehabilitasi, beberapa orang juga dapat melakukan detoksifikasi secara ambulatori di bawah pengawasan profesional medis di rumah sakit atau klinik kesehatan. Keputusan ini tergantung pada tingkat keparahan kecanduan dan kondisi kesehatan individu.

Melibatkan keluarga dan teman-teman dalam proses ini pun tak kalah penting yang akan dapat memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan bagi mereka yang sedang berjuang melawan ketergantungan GHB. Dengan dukungan yang tepat, para pengguna GHB akan dapat menemukan langkah menuju kehidupan yang bebas dari kecanduan.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top