Penanganan Merasa Cemas Berlebihan dengan Metakognisi - Ashefa Griya Pusaka

Penanganan Merasa Cemas Berlebihan dengan Metakognisi

Penanganan Merasa Cemas Berlebihan dengan Metakognisi
Share on:

Penanganan Cemas Berlebihan dengan MetakognisiMerasa cemas berlebihan dan terus menerus merupakan salah satu gejala dari Generalized Anxiety Disorder. Cemas biasanya memikirkan masa depan hanya dengan mempertimbangkan hampir semua aspek negatifnya. Bagaimana menangani hal tersebut bila terjadi pada kita?

Contoh pikiran merasa cemas berlebihan seperti : Akankah orang yang kucintai meninggalkanku? Apakah saya akan sakit? Apakah saya akan dipecat? Apakah tabungan saya cukup jika diperlukan? Banyak dari penderita yang menghabiskan waktu merasa cemas telah memenuhi kriteria diagnostik untuk Generalized Anxiety Disorder (GD). Kondisi tersebut, masih disepelekan banyak orang sehingga sering tidak diobati dengan benar.

GD ditandai dengan kekhawatiran yang intens yang hampir setiap hari serta ketidakmampuan untuk mengendalikannya. Juga mengalami gejala psikosomatik seperti kecemasan, mudah lelah, gelisah dan lekas marah, ketegangan otot dan, sering menderita susah tidur. Berbagai aspek yang sama dengan Depresi dapat mempersulit dokter untuk mendiagnosis gangguan kecemasan umum.

Penanganan Cemas Berlebihan

Seperti yang telah disebutkan, gejala utama gangguan kecemasan umum adalah kekhawatiran yang berlebihan dan berulang. Ini adalah masalah yang menyangkut cara berpikir, tetapi tentu tidak hanya itu. Penderita selalu merasa khawatir, mengalami perasaan rentan, cemas, dan sedih. Selain itu, mereka menerapkan perilaku yang meskipun efektif dalam memperoleh kelegaan sementara dari kecemasan, dalam jangka panjang malah akan memperberat dan dapat mengakibatkan kronis.

Penanganan Merasa Cemas Berlebihan dengan Metakognisi

Salah satu metode penanganan cemas berlebihan adalah pendekatan aspek kognitif. Orang yang merasa cemas berlebihan biasanya merasa khawatir akan segala hal berganti-ganti, seperti mata rantai. Masing-masing berlangsung beberapa hari atau minggu, kemudian digantikan oleh yang lain, lalu oleh yang lain dan, akhirnya, muncul kembali. Karena itu mereka akan menderita lebih banyak kecemasan, lebih banyak pikiran, dan lebih sedikit kemampuan untuk mengelolanya.

Setiap orang memiliki kekhawatiran tentang pekerjaan mereka, kesehatan atau kekhawatiran tentang kemungkinan masa depan. Lalu, mengapa hanya sedikit yang menderita? Untuk memahami hal tersebut, perlu diperkenalkan konsep metakognisi. Metakognisi merupakan suatu kemampuan dalam melihat dalam diri sendiri, dengan begitu apa yang dilakukan bisa dikendalikan dengan optimal. Metakognisi adalah kegiatan mental yang membuat orang bisa mengatur, mengelola dan memonitor semua proses berpikir yang diambilnya dalam rangka menyelesaikan suatu masalah.

Metakognisi adalah keyakinan otomatis tentang pikiran. Masing-masing dari kita memilikinya tetapi beberapa orang tak berfungsi. “Jika saya memikirkan apa yang membuat saya khawatir, saya dapat menemukan solusi” adalah contoh metakognisi yang terdiri dari keyakinan bahwa khawatir berguna untuk memecahkan masalah. Berikut adalah metakognisi paling khas pada kecemasan berlebihan :

  • Khawatir membantu memprediksi dan menghindari masalah di masa depan;
  • Tidak khawatir adalah kondisi tidak sadar;
  • Tidak merasa khawatir itu bodoh;
  • Tidak khawatir itu egois;
  • Tidak mungkin untuk berhenti khawatir;
  • Pikiran tidak dapat dikendalikan;
  • Tidak memikirkan apa pun adalah tidak wajar;
  • Tidak memikirkan apapun itu tidak mungkin;
  • Jika Anda mulai memikirkan sesuatu, Anda tidak bisa berhenti;
  • Memikirkan sesuatu dapat mencegah hal itu terjadi.

Terapi metakognitif dalam menangani penderita yang merasa cemas berlebihan berkonsentrasi untuk membuang mode pemrosesan disfungsional. Yakni, merubah cara berpikir tak fleksibel dari orang yang mengakibatkan mereka “terjebak” dalam pemrosesan diri negatif yang terus-menerus.

Mudahnya, terapi metakognitif dalam masalah cemas berlebihan akan berupaya merubah cara kita menanggapi pikiran kita. Penderita tak cuma merubah isi pikiran kita, namun juga cara berpikir mengenai diri sendiri. Dari hasil penelitian pun membuktikan jika terapi metakognitif efektif dalam penanganan kecemasan umum, permasalahan stres pasca-trauma hingga masalah depresi berat.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top