13 Contoh Jenis Narkotika untuk Pengobatan Medis yang Sering Disalahgunakan - Ashefa Griya Pusaka

13 Contoh Jenis Narkotika untuk Pengobatan Medis yang Sering Disalahgunakan

narkotika yang sering disalahgunakan 1
Share on:

Dalam dunia farmakologi yang penuh warna, berbagai jenis narkotika memiliki karakteristik unik. Artikel berikut mencoba membahas berbagai contoh narkotika yang biasanya digunakan untuk pengobatan medis yang diresepkan dokter, namun sering disalahgunakan secara ilegal untuk kesenangan oleh beberapa pengguna. Apa saja jenis narkotika tersebut?

Hydrocodone

Penggunaan Medis: Hydrocodone, sebagai opioid semi-sintetis, biasanya digunakan untuk mengatasi nyeri berat dan dalam beberapa kasus, batuk yang persisten. Penggunaannya seringkali terkait dengan penanganan kondisi-kondisi yang mengakibatkan rasa sakit yang signifikan.

Efek Samping:

  • Mual dan muntah.
  • Sembelit.
  • Pupil yang menyempit.
  • Depresi pernapasan.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.

Oxymorphone

Penggunaan Medis: Oxymorphone, opioid yang sangat kuat, digunakan untuk membantu mengatasi nyeri berat. Biasanya diresepkan dalam kondisi-kondisi di mana penggunaan opioid diperlukan untuk penanganan nyeri yang parah.

Efek Samping:

  • Sembelit.
  • Mual dan muntah.
  • Mengantuk atau pusing.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.

Morphine

Penggunaan Medis: Morfin, obat opioid yang cukup umum, digunakan untuk mengelola nyeri pada individu dengan nyeri akut atau kronis yang sedang hingga berat. Seringkali diterapkan dalam pengobatan kanker dan perawatan paliatif.

Efek Samping:

  • Mual dan muntah.
  • Pupil yang menyempit.
  • Mengantuk atau pusing.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.

Hydromorphone

Penggunaan Medis: Hydromorphone digunakan untuk membantu mengatasi nyeri akut sedang hingga berat dan nyeri kronis parah. Karena sifatnya yang sangat kuat, biasanya hanya diresepkan jika pengobatan lain tidak berhasil.

Efek Samping:

  • Mual dan muntah.
  • Sembelit.
  • Pupil yang menyempit.
  • Depresi pernapasan.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.

Tramadol

Penggunaan Medis: Tramadol digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat. Meskipun kurang kuat dibandingkan dengan beberapa opioid lainnya, tramadol memiliki potensi penyalahgunaan yang tinggi. Dokter biasanya hanya meresepkannya jika pengobatan lain tidak berhasil.

Efek Samping:

  • Mual dan muntah.
  • Mengantuk atau pusing.
  • Keringat berlebihan.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.

Methadone

Penggunaan Medis: Methadone, sebagai opioid sintetis, sering digunakan untuk mengobati gangguan penggunaan narkoba. Ini dapat membantu mengurangi gejala penarikan dan mendukung proses pemulihan dari ketergantungan opioid.

Efek Samping:

  • Mengantuk atau pusing.
  • Mual dan muntah.
  • Sembelit.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.

Kodein

Penggunaan Medis: Kodein, opioid yang cukup umum, digunakan untuk mengatasi nyeri kronis. Dokter sering meresepkannya kepada pasien kanker dan penderita sakit punggung, fibromyalgia, osteoartritis, dan sakit kepala. Kodein juga dapat digunakan untuk mengatasi batuk yang persisten.

Efek Samping:

  • Mual dan muntah.
  • Sembelit.
  • Pupil yang menyempit.
  • Mengantuk atau pusing.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.

Oxycodone

Penggunaan Medis: Oxycodone, obat opioid yang kuat, digunakan untuk nyeri akut atau kronis. Pemakaian tepat sesuai petunjuk dokter dapat membantu mengelola rasa sakit yang signifikan.

Efek Samping:

  • Mual dan muntah.
  • Sembelit.
  • Pupil yang menyempit.
  • Mengantuk atau pusing.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.

Fentanil

Penggunaan Medis: Fentanil, opioid sintetis yang sangat kuat, digunakan dalam penanganan nyeri yang membutuhkan kekuatan analgesik tinggi, seperti pada pasien yang menjalani operasi besar. Dalam konteks medis, penggunaannya harus ketat sesuai petunjuk dokter.

Efek Samping:

  • Sembelit.
  • Mengantuk atau pusing.
  • Pupil yang menyempit.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.
  • Depresi pernapasan (dalam dosis tinggi).

Lean

Penggunaan Non-Medis: Lean, juga dikenal sebagai “minuman ungu” atau “sizzurp,” adalah campuran sirup obat batuk yang mengandung kodein dan soda. Meskipun tidak memiliki penggunaan medis yang sah, beberapa individu menggunakan lean untuk efek psikoaktifnya.

Efek Samping:

  • Gangguan kesadaran.
  • Pusing atau penglihatan kabur.
  • Depresi pernapasan.
  • Risiko overdosis.
  • Ketergantungan dan penyalahgunaan.

Heroin

Penggunaan Non-Medis: Heroin, yang berasal dari morfin, digunakan secara ilegal dan memiliki efek euforik yang kuat. Penggunaan heroin seringkali terkait dengan risiko kesehatan yang tinggi, termasuk overdosis fatal.

Efek Samping:

  • Mengantuk atau pusing.
  • Gangguan kesadaran.
  • Sembelit.
  • Depresi pernapasan.
  • Risiko ketergantungan dan penyalahgunaan.

Carfentanil

Penggunaan Non-Medis: Carfentanil, semula digunakan untuk menenangkan hewan besar, telah muncul sebagai zat penyalahgunaan manusia dengan risiko yang sangat tinggi. Dalam penggunaan non-medis, carfentanil sangat berbahaya dan dapat menyebabkan overdosis fatal.

Efek Samping:

  • Depresi pernapasan yang parah.
  • Gangguan kesadaran atau koma.
  • Risiko overdosis fatal sangat tinggi.
  • Ketergantungan dan penyalahgunaan.
  • Reaksi alergi atau iritasi kulit pada kontak langsung.

Risiko Jangka Panjang Penyalahgunaan Narkotika

Ada banyak risiko dalam jangka panjang dari konsumsi secara ilegal obat-obatan di atas yang meliputi :

1. Toleransi dan Ketergantungan:

  • Semua Opioid (Termasuk Kodein, Oxycodone, Fentanil, Hydromorphone, Morphine, Tramadol, Methadone):
  • Penggunaan berkepanjangan dapat menyebabkan toleransi, di mana tubuh memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama.
  • Ketergantungan dapat berkembang, dan individu mungkin merasa kesulitan untuk berhenti menggunakan obat tanpa pengawasan medis.

2. Efek Samping Kesehatan Fisik:

  • Semua Opioid:
  • Sembelit, mual, muntah, dan gangguan pernapasan adalah efek samping umum yang dapat terjadi pada penggunaan jangka panjang.
  • Risiko overdosis meningkat dengan penggunaan berkepanjangan, terutama jika dosis ditingkatkan tanpa pengawasan medis.

3. Gangguan Psikologis:

  • Heroin, Fentanil, Carfentanil:
  • Penggunaan berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan psikologis, seperti depresi dan kecemasan, karena pengaruh langsung pada sistem saraf pusat.

4. Gangguan Pernafasan:

  • Semua Opioid:
  • Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan depresi pernapasan yang serius, yang dapat berujung pada masalah pernapasan kronis atau bahkan kegagalan pernapasan.

5. Penurunan Kualitas Hidup:

  • Semua Opioid:
  • Ketergantungan dan efek sampingnya dapat mengurangi kualitas hidup, membatasi fungsi sehari-hari, dan memengaruhi produktivitas.

6. Gangguan Fungsi Otak:

  • Heroin, Fentanil, Carfentanil:
  • Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fungsi otak, termasuk masalah kognitif, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah memori.

7. Risiko Infeksi dan Penyakit Menular:

  • Heroin (melalui jarum suntik):
  • Risiko infeksi menular seperti HIV/AIDS atau hepatitis meningkat pada pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik bersama.

8. Overdosis dan Kematian:

  • Semua Opioid (Termasuk Kodein, Oxycodone, Fentanil, Hydromorphone, Morphine, Tramadol, Methadone):
  • Penggunaan jangka panjang meningkatkan risiko overdosis, terutama jika dosis ditingkatkan tanpa pengawasan medis.

9. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh:

  • Semua Opioid: Penggunaan jangka panjang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meninggalkan individu lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.

10. Gangguan Sosial dan Ekonomi:

  • Semua Opioid: Ketergantungan dapat menyebabkan masalah sosial dan ekonomi, termasuk isolasi sosial, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, dan masalah hubungan interpersonal.

11. Keterkaitan dengan Zat Lain:

  • Lean (sirup batuk campuran): Kombinasi kodein dalam lean dapat meningkatkan risiko ketergantungan dan overdosis, terutama jika digunakan bersamaan dengan zat lain seperti alkohol.

12. Bahaya Ekstrem:

  • Carfentanil: Penggunaan bahkan dalam jumlah kecil dapat menyebabkan overdosis fatal, karena kekuatannya yang sangat tinggi.

Penting untuk dicatat bahwa semua obat-obatan tadi harus digunakan sesuai dengan petunjuk dokter dan penggunaannya harus terus dipantau untuk meminimalkan risiko efek samping dan komplikasi kesehatan.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top