Sudah tau belum apa itu ganja? Ganja adalah narkoba alamiah yang memberikan efek euforia bagi penggunanya.
Tidak sedikit orang menganggap bahwa ganja dapat bermanfaat untuk menjadikan perasaan lebih bahagia dan rileks. Kenyataannya, ada banyak efek buruk dan berbahaya ketika mengonsumsinya bagi tubuh. Belum lagi mengenai masalah jeratan hukum yang dapat terjadi kapan saja kepada penggunanya.
Contoh narkoba yang dibuat dari bahan alami adalah, salah satu contoh paling populer adalah ganja. Ganja merupakan narkoba dengan efek halusinogen palsu dan psikodisleptik yang secara signifikan mengubah kualitas aktivitas mental. Kedua obat tersebut merupakan produk dari tanaman Cannabis sativa (ganja) atau Cannabis indica (rami India).
Bentuk Ganja
Ganja adalah campuran dari daun dan batang tanaman, dan ada juga yang diambil dari resin tanaman yang berwarna hijau tua sampai coklat. Ganja biasanya digunakan dengan dihisap seperti rokok, dimakan seperti permen atau kue kering, dan juga dalam bentuk minuman seperti teh. Yang membuat ganja memabukkan adalah kandungan zat aktif: THC (delta 9-tetrahydrocannabinol; singkatan THC berasal dari nama Inggris tetrahydrocannabinol). Karena itu efek ganja selalu bergantung pada kadar THC dalam produk ganja.
Efek Ganja
Efek ganja sangat berbeda tergantung pada jenis obatnya, atau kandungan zat aktifnya yaitu delta 9-tetrahydrocannabinol (THC). Dari euforia ringan hingga halusinasi (paling sering visual). Setelah konsumsi, perubahan emosional sering muncul (keceriaan yang nyata, tetapi juga depresi), gangguan berpikir, mulut kering, merasa lapar, dan gangguan persepsi waktu (waktu berlalu lebih lambat atau cepat) juga dapat terjadi.
Gejala yang langsung bisa dirasakan ketika mengkonsumsinya seperti kegembiraan yang tidak wajar, pupil mata melebar, mata merah, denyut nadi yang dipercepat, nafsu makan meningkat secara signifikan, keringat berbau seperti daun atau rumput yang terbakar.
Risiko Mengkonsumsi Ganja
Penurunan konsentrasi, persepsi, waktu reaksi lebih lambat (resiko kecelakaan lalu lintas). Dengan penggunaan kronis maka akan mengakibatkan gangguan mood, gangguan memori, perkembangan ketergantungan psikologis, peradangan kronis pada selaput lendir, konjungtiva, infertilitas, risiko kerusakan janin, gangguan kekebalan, hematopoiesis, kanker, resiko kecanduan zat lainnya seperti rokok, alkohol, dll.
Selain penyalahgunaan ganja sebagai zat adiktif, ganja terutama digunakan dalam industri tekstil dan sebagai produk obat yang dijual di apotek. Ganja untuk penggunaan medis diindikasikan sebagai pengobatan suportif atau pelengkap untuk meringankan gejala yang menyertai penyakit serius. Ganja untuk penggunaan medis mengandung sejumlah besar bahan aktif, yang paling penting adalah delta-9-trans-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol. Kandungan zat aktif dapat bervariasi dari 0,3% hingga 21% untuk THC dan dari 0,1% hingga 19% untuk CBD.
Terlepas dari kenyataan bahwa ganja digunakan di sektor kesehatan untuk meringankan gejala yang menyertai penyakit serius, tentu harus diperhatikan bahaya penggunaan jangka panjang ganja dapat menyebabkan merusak kesehatan fisik dan mental. Sebagai hasil dari penggunaan berulang, toleransi organisme terhadap zat ganja meningkat dan dapat menyebabkan pengguna mengonsumsi obat yang lebih kuat untuk mencapai pengalaman yang sama. Meski risiko kecanduan sangat kecil namun risiko kesehatan yang paling signifikan meliputi:
- Kecemasan, panik, paranoia, perilaku mencurigakan,
- Gangguan koordinasi gerakan.
- Penyakit paru-paru dan kanker paru-paru (karena bahan kimia tambahan, risiko lebih tinggi bila dikombinasikan dengan tembakau dan merokok tanpa filter), asma, sesak napas.
- Peningkatan denyut jantung dan perubahan tekanan darah.
- Peningkatan risiko pada pasien kejiwaan (skizofrenia, paranoia).
- Efek negatif pada kesuburan (pengurangan jumlah dan mobilitas sperma, mengganggu ovulasi atau produksi sel telur),
- Bila digunakan selama kehamilan, berat badan lahir rendah anak,
- Masalah konsentrasi, kehilangan motivasi.
Terapi Pecandu Ganja
Tetrahydrocannabinol (THC) disimpan dalam jaringan lemak ketika digunakan dalam jangka panjang. Dalam terapi kacanduan ganja, endapan itu secara bertahap dibersihkan dengan tidak menggunakan lagi ganja. Gejala sakau kadang terjadi misalnya kecemasan, lekas marah, depresi, perubahan suasana hati, agresi, nyeri otot, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, sakit kepala, berkeringat di malam hari, kehilangan nafsu makan, kram perut setelah makan, tremor dan pusing.
Dalam terapi penyembuhan kecanduan ganja juga direkomendasikan mandi air panas, banyak konsumsi air dan jus buah untuk memudahkan pembersihan tubuh dari zat ganja yang mengendap. Makanan dengan kandungan potasium yang tinggi antara lain, buah-buahan, sayuran berdaun dan tomat pun dianjurkan. Kafein harus dihindari karena dapat mengakibatkan tremor dan insomnia. Latihan fisik yang cukup, jalan kaki, dll. sangat bagus dalam terapi ini. Mengurangi depresi dan emosi negatif lainnya juga secara positif mempengaruhi kondisi fisik.
Mengenal Apa itu Ganja
Penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya bagi tubuh manusia, kali ini kita akan membahas apa itu ganja secara lengkap disini.
Ganja adalah salah satu tanaman semusim yang dapat tumbuh mencapai ketinggian 2 meter. Umumnya, tanaman ini digunakan sebagai bahan baku rokok, teh, hingga bahan masakan. Hansa saja terdapat kandungan tetrahidrokanabinol serta kanabidiol sehingga memberikan efek euforia.
Tanaman ini sendiri memiliki daun menjadi dengan bunga betina dan jantan. Bunga yang dihasilkan pun cenderung kecil-kecil pada setiap ujung rantingnya. Kebanyakan tanaman ini ditemukan di pegunungan tropis tepatnya pada ketinggian di atas 1.000 meter.
Meski dapat memberikan efek menenangkan atau euforia, ternyata banyak orang yang belum mengetahui bahwa bahan baku ini dapat memberikan banyak efek buruk dan berbahaya bagi tubuh. Tidak heran jika para penggunanya dapat lebih mudah terserang masalah kesehatan.
Apa Saja Bahayanya Bagi Tubuh?
Tentu saja ada banyak dampak negatif yang dapat terjadi dalam diri seseorang ketika menggunakan tanaman ini terlebih tanpa adanya pengawasan dari dokter. Terlebih, penggunaan tanaman tersebut sebagai obat bahkan belum sah secara hukum di Indonesia. Lantas, apa saja dampaknya?
Kerusakan Paru-paru
Ketika mengonsumsi bahan baku ini dengan cara dihisap atau dibakar, maka hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Termasuk dalam bentuk rokok pipa, rokok linting, atau bahkan cerutu. Apabila dikonsumsi dalam jangka panjang efeknya juga akan membahayakan pembuluh darah.
Pasalnya, asap yang dihasilkan mengandung zat pemicu peradangan, racun, serta pemicu sel-sel kanker. Tidak hanya itu, ketika seseorang mengonsumsinya dapat meningkatkan resiko terkena batuk hingga bronkitis. Oleh sebab itu, sangat penting untuk segera berhenti memakainya.
Menghambat Fungsi Otak
Selain dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, seseorang yang mengonsumsi tanaman ini dalam jangka panjang juga dapat menjadikan fungsi otak terhambat. Efek buruk lainnya adalah dapat mempengaruhi perkembangan otak pada masa remaja khususnya pelajar.
Baik itu dapat menghilangkan fokus, mengurangi daya ingat, hingga dapat mengganggu konsentrasi belajar. Terlebih, berbagai efek tersebut dapat bersifat permanen. Tidak heran jika prestasi akademis serta kualitas hidup penggunanya akan semakin menurun dari waktu ke waktu.
Penyebab Osteoporosis
Ketika seseorang mengonsumsi tanaman ini dalam jangka panjang, maka hal tersebut dapat memberikan efek buruk pada tulang. Tulang-tulang tersebut akan memiliki kepadatan yang rendah sehingga beresiko mengalami patah tulang maupun osteoporosis.
Tanaman ini sendiri dapat menjadikan tubuh semakin kurus sehingga indeks masa tubuh seseorang berkurang, Tentu tidak heran jika terjadi penurunan kepadatan tulang. Resiko seseorang mengalami osteoporosis pun akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu.
Melemahkan Kekebalan Tubuh
Efek buruk lain yang diakibatkan dari tanaman ini adalah dapat melemahkan kekebalan tubuh. Hanya saja, sampai saat ini masih diperlukan observasi lebih lanjut mengenai efek tersebut. Jika melihat dari sisi lainnya, tanaman ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan.
Khususnya pada penderita HIV dan AIDS. Meski begitu, akan lebih baik bagi seseorang untuk lebih mengutamakan tanaman herbal lainnya jika ingin meningkatkan nafsu makan. Yakni berbagai tanaman herbal yang tidak memberikan efek samping berbahaya bagi tubuh.
Menyebabkan Penyakit Jantung
Ketika seseorang menghisap ganja, maka akan ada beberapa efek samping yang timbul dalam beberapa saat. Salah satunya adalah meningkatnya detak jantung sampai 20-50 denyut untuk setiap menitnya. Efek samping tersebut bahkan dapat terjadi sampai tiga jam lamanya.
Tentu saja, adanya efek tersebut terbilang cukup berbahaya. Terlebih, bagi mereka yang mempunyai riwayat penyakit jantung. Kecepatan detak jantung tersebut dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Efek lainnya adalah terjadi perdarahan, mata merah, hingga tekanan darah naik.
Gangguan Organ Pencernaan
Efek lain yang dapat ditimbulkan adalah munculnya rasa terbakar, menyengat, hingga perig pada tenggorokan maupun mulut. Hal tersebut dapat terjadi ketika seseorang memakai tanaman ini dengan cara dihisap. Berbeda cara pemakaian maka berbeda pula efek sampingnya.
Apabila seseorang mengonsumsinya dengan cara ditelan, maka beberapa efek yang terjadi adalah dapat menyebabkan mual dan muntah. Oleh sebab itu, sangat tidak dianjurkan menggunakan tanaman ini dengan sembarangan. Pasalnya, hal tersebut hanya akan mengganggu area pencernaan saja.
Kesuburan Terganggu
Apabila seseorang mengonsumsinya dalam jangka panjang, hal ini akan menyebabkan terganggunya kesuburan sesorang. Efek buruk tersebut bahkan terjadi tanpa mengenal jenis kelamin. Artinya baik pria maupun wanita memiliki resiko yang sama yakni dapat mengganggu kesuburan seseorang.
Hanya saja, pada pria dapat menyebabkan kadar hormon testosteron menjadi menurun. Hal tersebut hanya akan menjadikan jumlah sperma berkurang. Pria tersebut juga dapat mengalami kanker testis hingga disfungsi ereksi. Sementara pada perempuan dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Menghambat Pertumbuhan Janin
Ketika seseorang menghisap tanaman ini saat masa kehamilan, maka tentu saja ada banyak efek samping yang dapat terjadi. Salah satunya adalah mempengaruhi perkembangan otak janin. Tidak hanya itu, efek bahaya lainnya adalah dapat menghambat pertumbuhan janin.
Tidak jarang juga dapat menyebabkan gangguan janin sehingga terlahir dengan cacat. Ketika pengguna mencampurkannya dengan tembakau sintetis(sinte), maka hal ini dapat memberikan resiko bayi lahir prematur. Selain itu, ibu hamil yang memakainya juga dapat mengalami anemia, kebingungan, serta daya ingat berkurang.
Efek Buruk Bagi Kesehatan Mental
Selain dapat memberikan efek buruk pada kesehatan tubuh, seseorang yang mengonsumsi tanaman ini juga dapat terganggu kesehatan mentalnya. Terlebih apabila penggunaannya cukup berlebihan dalam jangka waktu panjang. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untuk menghindari penggunaannya saja.
Pasalnya, ketika seseorang terganggu kesehatan mentalnya maka hal tersebut dapat menyebabkan kambuhnya gejala psikologis seseorang. Tentu saja apabila hal tersebut terjadi dapat menimbulkan berbagai efek samping lainnya yang sangat mengganggu.
Mulai dari rasa cemas meningkat, munculnya serangan panik, dan masih banyak lagi lainnya. Kemudian, jika seseorang menggunakannya dalam jangka panjang maka mereka akan mengalami perubahan suasana hati begitu cepat, kesulitan untuk tertidur, hingga nafsu makan berkurang secara drastis.
Itu tadi penjelasan tentang apa itu ganja dan bahayanya bagi tubuh. Dengan memahami berbagai informasi tersebut, tentu saja sangat penting bagi seseorang untuk tidak sekali-sekali menggunakannya. Terlebih apabila hanya untuk mendapatkan kesenangan diri sesaat.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka