Ciri-ciri anak broken home adalah menjadi anak pemberontak, pendiam, temperamental, sulit percaya kepada orang lain, lebih peka, posesif dan selalu menyembunyikan perasaannya. Perceraian, perselingkuhan hingga kekerasan seksual hingga fisik bisa terjadi pada sebuah keluarga dan berdampak pada anaknya. Perpisahan biasanya dianggap menjadi solusi terbaik padahal hal tersebut justru memberikan efek buruk pada sang anak.
Istilah broken home menjadi istilah yang populer bagi keluarga yang tidak harmonis dan tidak utuh. Tidak hanya dirasakan pada saat anak-anak saja, namun juga bisa melekat hingga dewasa.
Ciri-ciri Anak Broken Home
1. Pemberontak
Ciri dari anak yang mengalami broken home adalah menjadi anak yang pemberontak dan nakal. Biasanya anak akan melampiaskan kekesalan dan amarahnya karena orang tuanya dengan melakukan hal yang tidak baik dan tidak mau mendengarkan orang lain.
Rasa ingin unggul dibandingkan yang lain merupakan caranya untuk beradaptasi di tengah masalahnya. Sehingga, anak yang mengalami broken home sering melakukan ulah untuk menarik perhatian orang tuanya.
2. Pendiam
Kemudian, ciri yang kedua adalah terkadang anak yang broken home sangat pendiam dan melakukan isolasi terhadap teman-teman serta lingkungannya. Anak yang mengalami broken home ini merasa malu dan akhirnya menjauhi teman-temannya.
Padahal dalam hati kecilnya, anak yang mengalami broken home membutuhkan seorang pendengar yang bisa memberikan solusi dan dukungan kepada dirinya, namun terkadang dirinya malu dan akhirnya memendam masalahnya sendirian.
3. Temperamental
Ciri yang ketiga adalah temperamental. Biasanya perceraian terjadi salah satunya karena kekerasan dalam rumah tangga yang diakibatkan dari sifat temperamental yang sulit untuk dikendalikan.
Sifat temperamental ini terkadang tidak hanya menyakiti hati, namun juga secara fisik. Emosi yang sulit dikendalikan ini berdampak pada anak yang mengalami broken home sehingga, hal tersebut bisa berbahaya terhadap teman-temannya.
4. Sulit percaya kepada orang lain
Ciri yang keempat adalah sulit percaya kepada orang lain. Rasa sakit hati dan kecewa akibat perpisahan orang tua, biasanya membuat anak menjadi sulit percaya kepada orang lain. Apapun yang dikatakan oleh orang lain, dirinya tidak akan cepat percaya karena trauma dibohongi.
5. Lebih peka
Selanjutnya ciri yang kelima adalah lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Biasanya, orang tua tidak memberitahukan keadaan dan kondisi keluarganya, namun sang anak akan lebih peka dan lebih merasakan mengenai hal tersebut tanpa diberi tahu.
6. Posesif
Ciri yang keenam adalah posesif. Anak yang mengalami broken home juga memiliki sifat posesif. Baik terhadap teman-temannya ataupun pasangannya. Biasanya, mereka akan bertindak lebih over protective terhadap orang-orang disekitarnya agar pengalaman yang pernah dirinya rasakan tidak terulang.
7. Selalu menyembunyikan perasaannya
Ciri yang terakhir adalah anak yang mengalami broken home akan selalu menyembunyikan perasaannya. Dirinya akan lebih tertutup dibandingkan sebelumnya. Oleh sebab itu, sulit untuk masuk ke dalam kehidupannya.
Kesimpulan
Broken home merupakan suatu kondisi ketidakharmonisan keluarga karena penyebab tertentu. Hal tersebut akan berdampak pada anak-anaknya. Namun, banyak yang menyadari bahwa perpisahan merupakan solusi padahal sang anak akan merasa tertekan ketika orang tuanya berpisah.
Banyak ciri yang bisa terlihat dari anak-anak yang mengalami broken home. Ciri-ciri anak broken home diantaranya seperti pemberontak, pendiam, temperamental, sulit percaya kepada orang lain, lebih peka, posesif dan selalu menyembunyikan perasaannya.
Oleh sebab itu, ketika ada masalah dalam sebuah keluarga sebaiknya untuk diatasi dengan bijak tanpa berpisah agar anak tidak mengalami broken home yang bisa berdampak pada mental dan kehidupannya kelak.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka