Dimetiltriptamina - Efek Psikedelik-nya Membuat Pengguna Mampu Melihat "Roh" - Ashefa Griya Pusaka

Dimetiltriptamina – Efek Psikedelik-nya Membuat Pengguna Mampu Melihat “Roh”

dimetiltriptamina 1
Share on:

Dimetiltriptamina, atau yang sering disingkat sebagai DMT, adalah senyawa kimia yang tergolong dalam kelompok psikedelik. Senyawa ini ditemukan dalam berbagai tanaman, termasuk beberapa tanaman di Amerika Selatan yang digunakan dalam praktik upacara tradisional. DMT juga dikenal sebagai “molekul roh” atau “molekul mimpi” karena efek psikedelik intens yang dihasilkannya.

Asal-usul dan Sejarah Dimetiltriptamina

Sejarah DMT dapat ditelusuri kembali ke berbagai budaya di seluruh dunia. Namun, popularitasnya meningkat dalam beberapa dekade terakhir sebagai bagian dari gerakan penggunaan psikedelik untuk eksplorasi spiritual dan kreatif. Dalam upacara tradisional di Amazon, DMT ditemukan dalam minuman yang disebut ayahuasca.

Di beberapa masyarakat tradisional, DMT digunakan dalam bentuk minuman ayahuasca yang diambil sebagai bagian dari upacara keagamaan atau penyembuhan. Di dunia barat, DMT sering dikonsumsi dalam bentuk dimetiltriptamina murni atau sebagai bagian dari campuran psikedelik seperti “changa” atau “ayahuasca analogs.”

Kimia dan Struktur Molekuler Dimetiltriptamina

DMT memiliki struktur molekuler yang mirip dengan serotonin, sejenis neurotransmitter yang memainkan peran penting dalam regulasi suasana hati, tidur, dan fungsi otak lainnya. Struktur kimia DMT adalah C12H16N2, dan ini adalah senyawa yang terkait erat dengan triptamin, kelompok senyawa yang mencakup banyak zat psikoaktif.

Banyak perdebatan terfokus pada kelenjar pineal, organ kecil di pusat otak, yang telah dipopulerkan oleh banyak orang sebagai penghasil utama DMT. Namun, saat ini bukti ilmiah yang mendukung teori ini masih sangat terbatas.

Jumlah jejak telah terdeteksi dalam darah dan urin manusia, mendukung gagasan produksi DMT endogen dalam tubuh manusia. Meskipun penelitian terbaru mendeteksi DMT pada kelenjar pineal tikus, belum ada bukti mengenai hal ini pada kelenjar pineal otak manusia. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa DMT masih diproduksi di otak tikus setelah kelenjar pineal diangkat, menambah perdebatan mengenai apakah kelenjar pineal adalah sumber utama DMT. Memahami produksi DMT endogen dalam tubuh manusia dan peran potensialnya dalam fisiologi masih belum banyak dipelajari dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

Efek psikedelik DMT terkait erat dengan aktivitas pada reseptor serotonin di otak. DMT diyakini memodulasi aktivitas serotonin dan melibatkan jalur-jalur neurotransmitter yang terkait dengan persepsi, suasana hati, dan kesadaran. Meskipun masih banyak yang harus dipahami tentang cara DMT berinteraksi dengan otak, penelitian terus dilakukan untuk mengungkap rahasia neurokimia di balik pengalaman psikedelik ini.

Efek Psikedelik dan Pengalaman Penggunaan Dimetiltriptamina

Penggunaan DMT umumnya menghasilkan pengalaman psikedelik yang sangat intens dan singkat. Efek ini melibatkan perasaan perubahan waktu dan ruang, perubahan persepsi visual, dan pengalaman spiritual atau transenden. Banyak orang melaporkan melihat pola geometris yang rumit, pertemuan dengan entitas roh, atau pengalaman di luar tubuh.

Pengalaman DMT sering dijelaskan sebagai perjalanan ke dimensi lain atau ke dunia yang tersembunyi. Efeknya bisa sangat individual dan dipengaruhi oleh set dan setting, yaitu keadaan mental dan lingkungan di sekitar pengguna.

DMT hadir dalam berbagai bentuk, yang sesuai untuk berbagai metode konsumsi dan akan mengubah durasi pengalaman. DMT murni berbentuk bubuk atau padat kristal putih, tetapi lebih umum ditemukan dalam bentuk bubuk atau padat berwarna kuning-merah muda. Hal ini juga dapat ditemukan dalam campuran herbal yang disebut ‘changa’.

  • Merokok (DMT): Bubuk DMT dapat diisap dalam pipa atau bong, atau diuapkan termasuk melalui penggunaan pena vape. Freebase DMT biasanya dikaitkan dengan merokok.
  • Merokok (Changa): Changa adalah campuran ramuan yang mengandung ekstrak yang mengandung DMT dan ekstrak tumbuhan yang mengandung monoamine oxidase inhibitor (MAOI). Kombinasi DMT dan MAOI dibangun berdasarkan prinsip kimia ayahuasca, dimana penambahan MAOI akan memperpanjang perjalanan. Changa dapat dihisap dalam bentuk joint, pipe, bong atau diuapkan dengan pena vape.
  • Disuntikkan: DMT harus disuntikkan dalam bentuk garamnya (DMT fumarat).
  • Ditelan: Dikonsumsi secara oral dalam bentuk ayahuasca.

Meskipun DMT terdapat secara alami pada tumbuhan, DMT juga dapat disintesis secara kimia, menghasilkan DMT dalam bentuk basa atau garam. Istilah ‘DMT freebase’ mengacu pada DMT dalam bentuk alkaloid murni dan tidak larut dalam air, sedangkan ‘DMT fumarat’ mengacu pada bentuk garam dan larut dalam air.

Dimetiltriptamina bekerja dengan cepat dan efeknya biasanya terlihat sekitar 2-5 menit setelah dikonsumsi dan bertahan sekitar 15-20 menit. Meskipun efeknya berumur pendek, DMT dikenal sebagai salah satu obat psikedelik paling ampuh. Efek subyektif DMT seringkali bermakna tetapi bervariasi tergantung dosis. Ini termasuk:

  • Menimbulkan perubahan visual dan halusinasi yang intens, khususnya bentuk warna-warni dan geometris
  • Pengalaman spiritual atau mistik yang mendalam
  • Memvariasikan perubahan suasana hati dan emosi, termasuk pengalaman euforia, ketenangan, ketakutan, dan kecemasan
  • Pertemuan yang dirasakan dengan entitas eksternal, yang sering digambarkan seperti peri.
  • Perubahan rasa waktu dan tempat
  • Perasaan depersonalisasi atau pengalaman keluar dari tubuh
  • Potensi halusinasi pendengaran
  • Kebangkitan ingatan yang kuat

DMT dikaitkan dengan toksisitas rendah dan mudah dimetabolisme oleh tubuh. Namun, ada implikasi fisiologis dan risiko terkait yang harus diwaspadai. Ini termasuk peningkatan tekanan darah dan peningkatan detak jantung, yang sangat berisiko bagi mereka yang memiliki penyakit jantung.

Pada beberapa penelitian awal, Dimetiltriptamina telah menunjukkan potensi terapeutik untuk gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya manfaat dan risiko penggunaan DMT dalam konteks pengobatan mental.

Penggunaan Dimetiltriptamina, seperti halnya dengan semua psikedelik, harus dilakukan dengan bijak dan penuh pertimbangan. DMT bukanlah zat yang tanpa risiko, dan penggunaan yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan pengalaman yang tidak menyenangkan atau bahkan membahayakan bagi tubuh dan mental.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top