Obat hipotensi yang biasanya diberikan oleh dokter adalah antibiotik, cairan infus, Fludrocortisone, Midodrine, dan juga Katekolamin. Sedangkan, pengobatannya dapat berupa peningkatan volume darah, membuat pembuluh darah menyempit, dan mengubah cara tubuh menangani cairan.
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu kondisi yang ketika tekanan darah jauh lebih rendah dari pada yang seharusnya. Hal ini dapat terjadi baik sebagai suatu kondisi sendiri atau bahkan sebagai gejala dari berbagai kondisi. Karena, pada saat darah mengalir melalui arteri, darah akan memberikan tekanan pada dinding arteri. Dan tekanan itulah yang dinilai sebagai bentuk ukuran kekuatan aliran darah atau bisa disebut dengan tekanan darah.
Namun, jika tekanan darah terlalu rendah, kondisi tersebut dapat menyebabkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya, seperti ginjal akan menjadi terhambat atau berkurang. Dan itulah sebabnya, orang yang mengalami tekanan darah rendah akan selalu mengalami gejala yang berupa kepala terasa ringan hingga pusing. Sementara, ketika mengalami gangguan ini, tubuh juga akan menjadi terasa tidak stabil atau menjadi goyah, bahkan sampai kehilangan kesadaran.
Penyebab Hipotensi
Ukuran tekanan darah akan muncul dalam dua angka, yaitu tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan diastolik (bilangan bawah). Namun, tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 mm/Hg dan 120/80 mm/Hg. Tapi, seseorang bisa dikatakan hipotensi, jika memiliki tekanan darah di bawah 90/60 mm/Hg.
Tekanan darah dapat berubah sepanjang waktu, tapi tergantung kondisi dan aktivitas yang sering dilakukan setiap orang. Namun, perubahan pada tekanan darah ini merupakan hal yang normal, karena tekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti keturunan atau dengan pertambahan usia.
Selain itu juga, ada berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipotensi atau tekanan darah menjadi rendah, seperti:
1. Kehamilan
Pada masa kehamilan, tekanan darah bahkan dapat menurun. Namun, hal ini terjadi akibat perkembangan sirkulasi darah dalam tubuh ibu hamil yang berubah-ubah.
2. Konsumsi obat-obatan tertentu
Mengkonsumsi beberapa jenis obat juga dapat menimbulkan efek samping berupa penurunan tekanan darah. Dari jenis obatnya antara lain, furosemide, atenolol, levodopa, sildenafil, atau propranolol.
3. Ketidakseimbangan hormon
Tekanan darah dapat menurun akibat penurunan kadar hormon dari dalam darah. Penurunan kadar hormon sendiri bisa disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti penyakit tiroid dan diabetes.
4. Dehidrasi
Ketika tubuh menjadi kekurangan cairan atau dehidrasi, namun ini terjadi ketika volume darah juga dapat berkurang. Hal ini yang dapat mengakibatkan pada penurunan tekanan darah.
5. Penyakit jantung
Penyakit jantung sendiri dapat menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Karena, kondisi ini menyebabkan tekanan darah jadi menurun.
6. Kekurangan nutrisi
Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia dan akan berakhir pada penurunan tekanan darah.
7. Perdarahan
Perdarahan dalam jumlah besar dapat menurunkan volume hingga aliran darah ke berbagai jaringan dalam tubuh. Kondisi inilah yang menyebabkan tekanan darah menurun secara drastis.
Pengobatan Hipotensi
Pengobatan untuk hipotensi biasanya akan mencakup :
1. Meningkatkan volume darah
Melakukan Metode ini, biasanya juga dikenal sebagai resusitasi cairan, yang artinya dilakukan dengan memasukkan cairan ke dalam darah.
2. Membuat pembuluh darah menyempit
Dengan obat-obatan tertentu, atau yang membuat pembuluh darah di tubuh akan lebih sempit, sehingga tekanan darah ini bisa lebih meningkat.
3. Mengubah cara tubuh menangani cairan
Dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat membuat ginjal menyimpan banyak cairan dan garam dalam tubuh, tapi hal ini yang dapat membantu dengan tekanan darah rendah.
Jenis-jenis Obat Hipotensi
Metode pengobatan biasanya juga diimbangi dengan konsumsi obat-obatan tertentu. Obat Hipotensi juga sering diberikan dokter untuk mengatasi ataupun meredakan gejala hipotensi yang muncul pada pasien. Untuk itu, berikut ini adalah beberapa obat medis yang dapat membantu mengatasi darah rendah.
1. Antibiotik
Obat antibiotik sangat sering digunakan apabila hipotensi yang terjadi diakibatkan oleh infeksi bakteri. Kondisi darah rendah ini disebut terjadi akibat sepsis. Dan untuk pemberian obat-obatan antibiotik, biasanya dokter akan mengidentifikasi terlebih dahulu bakteri yang menyerang tubuh. Dengan begitu, antibiotik yang diberikan bisa sesuai dengan bakteri penyebab hipotensi pasien.
2. Cairan Infus
Obat darah rendah yang satu ini juga kerap digunakan pada kondisi yang parah. Hipotensi tentunya berdampak pada volume darah di dalam tubuh yang makin berkurang. Untuk menjaga jumlah darah tidak terus menurun, dokter akan memberikan cairan infus guna mengatasi dehidrasi pada tubuh dan juga mempercepat proses pemulihan.
3. Fludrocortisone
Fludrocortisone merupakan jenis obat untuk hipotensi yang memiliki efek kuat terhadap peningkatan tekanan darah. Obat ini melakukan peningkatan tersebut dengan meningkatkan kadar garam dan juga volume darah dalam tubuh. Sehingga, dengan begitu, jantung akan dapat memompa darah lebih kuat.
4. Midodrine
Midodrine adalah obat hipotensi dengan cara kerja yang fleksibel untuk menyempitkan pembuluh darah, sehingga kenaikan tekanan darah dapat segera terjadi. Akan tetapi, biasanya penggunaannya untuk hipotensi akibat perubahan posisi tubuh atau hipotensi ortostatik. Efek samping yang muncul dapat berupa tubuh panas dingin, kesemutan, ruam pada kulit, dan juga kesulitan buang air kecil.
5. Katekolamin
Obat terakhir yang dapat digunakan untuk mengatasi hipotensi adalah Katekolamine. Obat suntik ini memiliki efek terhadap peningkatan detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah, sehingga hal itu menyebabkan tekanan darah meningkat. Obat katekolamine yang sering digunakan, contohnya isoproterenol, epinefrin, dan dabutamin.
Pemberian obat ini juga biasanya hanya untuk serangan hipotensi yang berat, contohnya pada syok kardiogenik dan syok anafilaktik.
Penutup
Demikianlah artikel ini Kami selesaikan, beberapa jenis obat hipotensi sudah dibahas dalam artikel ini. Anda tinggal memilih untuk menggunakan yang mana saja. Namun, saran dan resep dokter tetap dibutuhkan untuk keamanan dari efek samping yang mungkin saja terjadi.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka