Dormicum: Kegunaan dan Efek Samping - Ashefa Griya Pusaka

Dormicum: Kegunaan dan Efek Samping

Dormicum
Share on:

Dormicum adalah obat penenang atau obat bius yang diaplikasikan ke pasien menjelang operasi ringan. Dormicum termasuk salah satu merek obat buatan F Hoffman La Roche serta dijual di Indonesia oleh Boehringer Ingelheim dalam bentuk cairan injeksi. Dormicum memiliki kandungan midazolam.

Dormicum dengan kandungan Midazolam termasuk dalam kelas obat penenang benzodiazepin. Zat itu disintesis pertama kali pada tahun tahun 1976 oleh ilmuwan Amerika Walser dan Fryer. Midazolam lebih aman daripada obat benzodiazepin lainnya.

Setelah digunakan, pasien cenderung tidak mengalami tromboflebitis. Saat ini, Dormicum paling banyak digunakan dalam anestesiologi. Di Amerika Serikat, zat ini bahkan digunakan sebagai suntikan mematikan bagi terpidana mati.

Data Medis Midazolam

Midazolam memiliki nama kimia 8-Chloro-6-(2-fluorophenyl)-1-methyl-4H-imidazo[1,5-a][1,4]benzodiazepine (sebagai hidroklorida atau maleat). Senyawa ini paling sering diresepkan untuk premedikasi sebelum intervensi bedah, karena memiliki waktu pemulihan yang cepat, efisiensi tinggi, dan toksisitas rendah. Obat ini sering menyebabkan amnesia anterograde, yang menghalangi ingatan pasien yang tidak menyenangkan tentang persiapan operasi. 

Obat ini diproduksi dalam bentuk hidroklorida atau maleat. Maleinat adalah kristal putih atau kekuningan, sukar larut dalam air. Sementara Midazolam hidroklorida larut dengan baik dalam air, dan paling sering digunakan dalam medis. Efek farmakologis dari Midazolam adalah hipnotik, ansiolitik, sedatif, antikonvulsan, amnestik, dan relaksan otot.

Midazolam berinteraksi dengan reseptor benzodiazepin spesifik yang terletak di kompleks reseptor postsynaptic asam gamma-aminobutyric. Senyawa ini akan meningkatkan tingkat sensitivitas reseptor ini terhadap efek mediator GABA, meningkatkan frekuensi pembukaan saluran untuk ion klorida, dan hampir sepenuhnya menghambat aktivitas neuron. Midazolam juga menyebabkan akumulasi asam gamma-aminobutyric di celah sinaptik dan dengan demikian mempertahankan tingkat anestesi umum yang memadai.

Jika obat ini diminum secara oral, maka zat aktif yang dikandungnya dengan cepat memasuki sirkulasi sistemik, hampir sepenuhnya diserap oleh saluran pencernaan. Midazolam mencapai konsentrasi maksimumnya dalam waktu satu jam. Sementara untuk pemberian secara intravena, obat ini akan diserap lebih cepat, dimana hampir semua yang masuk akan dimetabolisme (bioavailabilitas di atas 90%). Konsentrasi maksimum dalam darah terjadi setelah setengah jam (maksimum 45 menit). Efek sedatif dapat diamati sedini satu setengah menit setelah injeksi (15 menit dengan injeksi intramuskular).

Indikasi Medis Dormicum

Dormicum adalah obat dari kelompok hipnotis yang merupakan turunan benzodiazepin. Dormicum juga memiliki efek relaksan otot pusat, ansiolitik, dan antiepilepsi. Memiliki efek depresan pada sistem saraf pusat. Ketika digunakan, maka akan cepat menyebabkan tidur, yaitu kurang lebih setelah 20 menit. Karena itu, dormicum dapat digunakan untuk anestesi dengan pemberian secara injeksi. Dimana efek tidurnya bahkan setelah 1,5-3 menit. Efek anestesi akan hilang setelah rata-rata 2 jam.

Dormicum mengandung midazolam 1 mg/mL. Dormicum difungsikan sebagai premedikasi menjelang anestesi (pembiusan) untuk pasien yang akan menjalani operasi ringan. Misalnya, pasien yang akan dilakukan endoskopi untuk pengecekan kondisi organ tubuh, gastroskopi yaitu pengecekan pada sistem pencernaan bagian atas, dan juga ketika akan dilakukan operasi gigi. Dormicum akan menghasilkan efek menenangkan untuk pasien yang sedang dirawat di ICU.

Dosis Pemberian Dormicum

Dormicum adalah golongan obat keras yang artinya harus menyertakan resep dokter untuk membelinya. Di samping itu, dosis dormicum pun wajib mendapatkan rekomendasi dari dokter lebih dulu. Banyak sedikitnya takaran akan tergantung pada individu, melihat berat tidaknya penyakit yang diidapnya.

Untuk penggunaan anestesi ringan bagi pasien dewasa dosis awal sebanyak 2 mg diberikan secara intravena, yaitu disuntikkan di pembuluh darah satu kali sebelum prosedur operasi. Sementara, untuk dosis tambahan sebesar 0,5-2 mg yang bisa diberikan sesudah 2 menit, agar mencapai tingkat sedasi yang dikehendaki. Umumnya, pasien sudah mencapai sedasi ketika dosis totalnya tidak sampai 5 mg.

Sementara bagi pasien dewasa di ICU Agitasi guna menangani gangguan kecemasan, maka akan diberikan dosis awal 0,01-0,08 mg / kg berat badan yang lazimnya antara 1 hingga 5 mg yang diberikan secara injeksi pembuluh darah dalam waktu lebih dari 2 hingga 3 menit, tiap 5 hingga 15 menit yang tujuannya adalah mengendalikan agitasi akut. Kemudian, untuk dosis pemeliharaan diberikan sebanyak 0,02-0,2 mg / kg berat badan/ jam menggunakan infus terus-menerus. 

Efek Samping Penggunaan Dormicum

Setelah konsumsi tablet dormicum, efek samping berikut bisa saja terjadi :

  • Lemah, lesu, dan kantuk
  • Penumpulan perasaan dan emosi, penurunan kecepatan reaksi psikomotorik
  • Sakit kepala dan ataksia
  • Depresi;
  • Pusing dan diplopia
  • Tergantung pada dosisnya, ada kemungkinan pengguna mengalami amnesia
  • Agresivitas, agitasi, dan reaksi paradoks lainnya (kemungkinan perkembangan lebih tinggi pada pecandu alkohol, pecandu narkoba, orang tua dan anak-anak, dengan pemberian parenteral)
  • Gangguan pencernaan
  • Ruam kulit dan reaksi alergi
  • Hipotensi
  • Sindrom penarikan atau sakau dan ketergantungan pada obat.

Overdosis Penggunaan Dormicum

Gejala overdosis dormicum biasanya berupa kelemahan umum dan terutama kelemahan pada otot, kebingungan, perkembangan reaksi paradoks, tidur pulas, amnesia, apnea, detak jantung melambat, arefleksia, hingga mengalami koma. Karena itu, jika mengalami overdosis obat ini, penanganannya dianjurkan untuk menginduksi muntah (mencuci perut), memberikan enterosorben (setelah minum pil), ventilasi buatan paru-paru, dan stimulasi jantung. Pemberian obat antagonis reseptor benzodiazepine pun dapat dilakukan.

Interaksi Dormicum dengan Obat atau Bahan Lain

Dormicum yang memiliki kandungan Midazolam tidak boleh dikombinasikan dengan obat depresan Sistem Saraf Pusat dan inhibitor CYP3A4 (darunavir, alprazolam, diphenhydramine, amprenavir, zopiclone, aprepitant, indinavir, atazanavir, tramadol, atorvastatin, buprenorfin, verapamil, haloperidol, clonazepam, propofol). Boleh dikombinasikan dengan vorikonazol, namun dianjurkan untuk menyesuaikan dosis Midazolam.

Konsumsi minuman berkafein dengan dosis 250 mg dapat secara signifikan mengurangi efek obat Dormicum ini. Sementara, bupivakain, asam valproat, hidroksizin, diazepam, diltiazem, ketamin, dan lidokain dapat meningkatkan efek obat untuk anestesi dan obat penghilang rasa sakit.

Perhatian harus dijalankan saat mengaplikasikan obat ini oleh wanita hamil, pasien lanjut usia, orang dengan kecanduan obat atau alkohol, anak kecil atau orang dengan jiwa yang tidak stabil. Midazolam dan metabolit aktifnya dapat terakumulasi dalam tubuh. Terutama pada penderita penyakit ginjal atau hati. Selama perawatan dengan obat ini, lebih baik menahan diri agar tidak mengendarai mobil atau kendaraan lain.

Pada siang hari setelah minum obat, tidak dianjurkan untuk minum alkohol atau zat lain yang menekan sistem saraf pusat. Harus diingat tentang kemungkinan konsumsi Dormicum yang dapat mengembangkan sindrom penarikan, insomnia, dan ketergantungan obat. Orang di atas 60 tahun sangat sensitif terhadap Midazolam. Metabolisme pada pasien lansia biasanya melambat, dimana efek samping lebih sering dialami. Dan terakhir, Dormicum tidak boleh dikombinasikan dengan minuman keras.

Demikian penjelasan mengenai Dormicum yang merupakan salah satu obat injeksi yang sering digunakan saat ini. Informasi dalam artikel ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggantikan rekomendasi atau petunjuk dokter.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top