Kenali Penyebab ADHD yang Harus Diwaspadai - Ashefa Griya Pusaka

Kenali Penyebab ADHD yang Harus Diwaspadai

Kenali Penyebab ADHD yang Harus Diwaspadai
Share on:

Untuk mengenali penyebab ADHD secara akurat, penting untuk memahami apa yang menyebabkan kondisi ini. Ada banyak teori dan faktor potensial yang berkontribusi pada ADHD yang bervariasi dari orang ke orang.

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah salah satu kondisi kesehatan mental anak yang paling sering didiagnosis, tetapi sering disalahpahami. Jika Anda seperti kebanyakan orang, Anda mungkin mengasosiasikan ADHD hanya dengan perilaku hiperaktif dan impulsif. Meskipun lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk memahami mengapa kondisi ini berkembang, ada beberapa hal yang kita ketahui dengan pasti.

Dalam artikel ini, kita akan membahas semua informasi yang diketahui tentang penyebab ADHD dan bagaimana diagnosis yang tepat dapat membantu Anda untuk mendapatkan bantuan.

Faktor Penyebab ADHD

1. Perkembangan Otak 

Dalam memahami ADHD, salah satu bagian penting adalah perkembangan otak. Meskipun masih banyak yang harus dipelajari tentang kondisi ini, diyakini bahwa anak-anak (dan orang dewasa) dengan ADHD memiliki perbedaan yang nyata dalam struktur otak, kimiawi, dan aktivitas mereka.

Mari kita uraikan beberapa aspek yang telah diidentifikasi sebagai penyebab potensial untuk ADHD:

1. Struktur Otak

Studi dari pemindaian MRI telah menunjukkan bahwa orang dengan ADHD memiliki perbedaan struktural pada bagian otak yang berhubungan dengan perhatian dan fungsi eksekutif.

2. Kimia

Keseimbangan neurotransmitter (zat kimia di dalam otak yang bertanggung jawab untuk mengirimkan informasi) dapat terganggu pada orang dengan ADHD, yang dapat mempersulit mereka untuk berkonsentrasi dan memproses berbagai hal secara efektif.

3. Pola Aktivitas

Pemindaian otak dapat mengungkap berapa banyak energi yang digunakan setiap wilayah otak saat melakukan suatu tugas. Orang dengan ADHD dapat menunjukkan pola aktivitas yang berbeda dari mereka yang tidak mengidap ADHD saat melakukan tugas-tugas kognitif.

Secara bersama-sama, ketiga elemen ini yakni struktur otak, kimiawi, dan pola aktivitas dapat membantu menjelaskan apa yang terjadi di otak individu dengan ADHD dan mengapa mereka mengalami kesulitan untuk fokus atau berkonsentrasi.

2. Gen dan Lingkungan

Dalam hal memahami penyebab ADHD, penelitian menunjukkan adanya kombinasi antara genetika dan lingkungan. Gen dapat menjadi faktor utama apakah Anda mengalami ADHD atau tidak dan seberapa parahnya. Secara khusus, setiap mutasi pada gen yang bertanggung jawab atas regulasi dopamin di antara faktor-faktor lain dapat berperan.

Lingkungan juga berperan penting dalam memengaruhi gejala ADHD. Paparan polutan selama kehamilan dan masa kanak-kanak telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan gejala ADHD. Selain itu, faktor gaya hidup seperti pola makan, tidur, dan tingkat stres juga dapat berdampak pada tingkat keparahan gejala ADHD.

Pada akhirnya, kemungkinan besar pengaruh genetik dan lingkungan berinteraksi dengan cara yang kompleks untuk menyebabkan perkembangan ADHD. Mengenali penyebab potensial ini dapat menjadi pengingat penting bahwa tidak ada penyebab tunggal atau solusi untuk mengelola kondisi ini.

3. Racun

Anda mungkin tidak mengetahui hal ini, tetapi racun bisa menjadi penyebab potensial ADHD. Hal ini masuk akal. Jika korteks prefrontal otak tidak bekerja dengan baik, hal ini dapat menyebabkan gejala-gejala ADHD. Dan jika ada racun di sekitar neuron-neuron tersebut, hal ini dapat memperburuk masalah.

Racun yang umum berkontribusi terhadap ADHD meliputi:

1. Timbal

Racun ini ditemukan dalam kotoran atau air, dan dapat menumpuk di dalam darah dan memengaruhi cara neuron berkomunikasi.

2. Bisphenol A (BPA)

BPA digunakan untuk membuat plastik tertentu, seperti botol air dan wadah makanan, dan dapat mempengaruhi cara kerja otak.

3. PCB

Ditemukan dalam cat dan pernis, serta produk industri lainnya seperti cairan hidrolik, PCB dapat mengganggu hormon yang menimbulkan masalah perhatian.

Penting untuk dicatat bahwa racun-racun ini juga dapat memengaruhi anak-anak yang tidak mengalami gejala ADHD. Namun, hal ini tetaplah sesuatu yang patut dipertimbangkan ketika mencoba mendiagnosis gangguan seperti ini.

4. Kurang Nutrisi

Dalam hal mengenali penyebab ADHD, nutrisi dapat menjadi faktor kunci. Tidak mendapatkan nutrisi yang tepat dalam makanan atau memiliki pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan perkembangan otak dan kognitif yang buruk, dan bahkan dapat berkontribusi pada perkembangan ADHD.

Makanan olahan dan zat aditif

Makanan olahan seperti camilan bergula, soda, dan makanan ringan lainnya dengan zat aditif seperti pewarna dan pengawet makanan, dapat membatasi kapasitas otak untuk tumbuh. Mengurangi makan makanan olahan, dan lebih banyak mengonsumsi makanan alami-buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian-dapat memberikan rentang perhatian, fokus, dan daya ingat yang lebih baik.

Lemak Sehat

Tahukah Anda bahwa lemak sehat sangat penting untuk perkembangan otak? Asam lemak omega-3 sangat penting untuk perkembangan otak karena merupakan bagian dari membran sel yang membuat koneksi baru di otak, koneksi yang penting untuk mencegah gejala ADHD.

Jadi, bagaimana Kita dapat memastikan telah mendapatkan cukup omega-3 dalam makanan? Makan ikan dua sampai tiga kali seminggu adalah awal yang baik. Anda mungkin juga ingin mempertimbangkan untuk menambahkan suplemen jika tidak banyak makan makanan laut. Sumber lainnya termasuk kacang-kacangan, biji-bijian dan minyak nabati.

Dengan mengonsumsi makanan sehat seperti ini, sumber asam lemak alami ditambah banyak sayuran hijau dan biji-bijian, Anda akan membantu mendukung kemampuan otak untuk lebih fokus pada tugas-tugas tanpa merasa lelah atau kewalahan oleh gangguan.

5. Stres, Trauma dan ADHD

Anda mungkin tidak menyadari bahwa stres dan trauma dapat menjadi penyebab ADHD. Meskipun penelitian tentang topik ini masih dalam tahap awal, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa trauma dapat menyebabkan perubahan pada otak yang dapat mengakibatkan masalah perilaku seperti ADHD.

Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan bahwa paparan terhadap peristiwa traumatis kronis seperti pelecehan fisik dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk fokus dan berkonsentrasi. Banyak gejala yang sama yang terkait dengan ADHD. Para peneliti percaya bahwa ketika jenis pengalaman ini terjadi selama masa kanak-kanak, mereka dapat mempersiapkan seseorang untuk potensi timbulnya ADHD di kemudian hari.

Penting juga untuk dicatat bahwa tingkat stres dapat menjadi faktor lingkungan lain yang terkait dengan ADHD, seperti kurang tidur dan gizi buruk. Sebagai contoh, jika seorang anak kurang tidur atau terpapar stres kronis, mereka mungkin lebih rentan mengembangkan gejala dan perilaku seperti ADHD.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali peran potensial dari stres dan trauma ketika mempertimbangkan penyebab ADHD. 

Kesimpulan

Meskipun benar bahwa masih banyak yang belum diketahui tentang penyebab ADHD ini, peningkatan kesadaran akan potensi hubungannya dengan hal-hal ini dapat membantu dalam memahami dan mengelola gejala-gejala yang ada dengan lebih baik.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top