Haloperidol Obat Apa? Kenali Manfaat, Dosis, dan Efek Samping - Ashefa Griya Pusaka

Haloperidol Obat Apa? Kenali Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Haloperidol
Share on:

Haloperidol obat apa? Haloperidol adalah obat antipsikotik yang bisa mengatasi berbagai gejala psikosis yang terjadi. Selain itu juga, biasa digunakan untuk mengatasi permasalahan pada penyakit skizofrenia, mual dan muntah, sindrom tourette, mania yang identik dengan bipolar, delirium, psikosis akut, dan halusinasi penanggulangan kecanduan alkohol.

Gangguan mental psikosis memang menjadi masalah kesehatan yang perlu segera diatasi karena bisa membahayakan dirinya sendiri bahkan orang lain. Gejala yang dialami seperti halusinasi, perubahan suasana hati dari yang ringan hingga ekstrem.

Hal tersebut perlu mendapatkan pengobatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan penderita yang mengalaminya. Obat yang biasanya diberikan oleh dokter salah satunya adalah haloperidol. Namun, bagaimana efek samping yang akan terjadi? Apakah ada peringatan sebelum menggunakan haloperidol? Simak penjelasannya berikut ini.

Haloperidol

Jenis obat antipsikotik memiliki berbagai jenis. Salah satunya adalah haloperidol. Obat haloperidol digunakan untuk mengatasi gangguan mental psikosis. Diantaranya adalah skizofrenia atau kesulitan dalam membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.

Selain itu pun bisa untuk mengatasi mania yang berhubungan dengan suasana hati, biasanya gejala ini lebih cenderung dengan bipolar. Cara kerja haloperidol adalah dengan menyeimbangkan zat kimia alami otak yang disebut sebagai neurotransmitter.

Haloperidol akan membantu dalam mengurangi halusinasi, agresi, gelisah, kecewa, negative thinking, keinginan melukai diri sendiri dan orang lain. Obat haloperidol ini diberikan sesuai dengan resep dokter.

Bentuk dari haloperidol diantaranya adalah kaplet, tablet, injeksi dan obat tetes atau drops. Secara farmakologi bahwa haloperidol menghambat aktivitas dopamin di dalam sistem mesolimbic otak.

Hal tersebut yang menghambat terjadinya neurotransmisi dopamin, selanjutnya menyebabkan efek antihalusinogen dan antidelusional. Selain menjadi obat dalam mengatasi gangguan skizofrenia, haloperidol pun dapat digunakan untuk mengontrol motoric dan gangguan bicara yang terjadi pada penderita sindrom Tourette.

Haloperidol pun bisa membantu dalam kegugupan, pikiran tidak jernih hingga kehidupan sosial yang lebih baik. Kebanyakan orang yang menderita psikosis memiliki keinginan bunuh diri dan menyakiti dirinya sendiri. Sehingga dengan menggunakan haloperidol bisa menghentikan keinginan tersebut.

Efek samping haloperidol

Efek samping setiap obat menyebabkan dampak dan gejala yang berbeda-beda. Dimulai dari efek samping ringan, sedang sampai berat. Efek samping haloperidol yang bisa terjadi diantaranya adalah:

  • Sakit kepala
  • Cemas
  • Agitasi
  • Pusing
  • Mengantuk
  • Kesulitan buang air kecil
  • Gangguan tidur
  • Nyeri di tempat suntikan
  • Siklus menstruasi yang tidak teratur
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Kehilangan gairah seksual pada pria
  • Perubahan suasana hati atau mood secara ekstrem
  • Payudara membengkak dan sakit
  • Gerakan mata yang tidak terkontrol dan sulit terkoordinasi
  • Produksi saliva meningkat
  • Sembelit
  • Pandangan mata yang buram
  • Heartburn
  • Kesulitan buang air besar
  • Jantung berdetak tidak teratur
  • Nyeri dada
  • Pingsan
  • Demam
  • Otot kaku dan nyeri
  • Keringat berlebih
  • Depresi
  • Euforia
  • Gelisah
  • Anoreksia atau gangguan pada pola makan
  • Ileus atau gangguan pada pergerakan usus

Itulah beberapa efek samping haloperidol yang mungkin saja bisa terjadi. Namun, tidak semua efek samping ringan, sedang hingga berat tersebut bisa terjadi kepada semua pengguna haloperidol. Hal tersebut dipengaruhi oleh dosis yang digunakan, usia dan tingkat keparahan.

Peringatan sebelum menggunakan haloperidol

Selain mengetahui efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan haloperidol, ada juga beberapa peringatan yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan haloperidol diantaranya adalah:

  • Beri tahu dokter jika pernah mengalami gangguan sistem syaraf, kejang, depresi berat, Parkinson atau gangguan bipolar.
  • Beri tahu dokter jika pernah mengalami atau sedang mengalami berbagai gangguan pada tubuh seperti ginjal, jantung, hypomagnesemia ataupun riwayat penyakit lainnya.
  • Konsultasikan dengan dokter jika mengalami muntah-muntah dan diare serta efek samping lainnya setelah menggunakan haloperidol.
  • Konsultasikan jika memiliki keluarga atau faktor genetic yang memiliki riwayat gangguan jantung.
  • Konsultasikan jika sedang menggunakan obat, suplemen lain kepada dokter karena ada beberapa interaksi obat yang tidak boleh digunakan bersamaan dengan haloperidol.
  • Bagi ibu hamil, menyusui dan pasangan yang sedang merencanakan program kehamilan harus dikonsultasikan terlebih dahulu agar tidak terjadi dampak berbahaya.
  • Tidak boleh menggunakan haloperidol bersamaan dengan mengemudi, menjalankan mesin dan melakukan aktivitas lain karena bisa menimbulkan kantuk dan pusing.
  • Tidak boleh menggunakan haloperidol bersama dengan alkohol dan narkoba.
  • Tidak boleh menggunakan haloperidol di bawah paparan sinar matahari karena bisa menyebabkan penurunan keringat dan menyebabakan heatstroke.
  • Konsultasikan jika menimbulkan alergi parah setelah menggunakan haloperidol.
  • Beri tahu dokter jika pernah menggunakan obat antidepresan atau antipsikotik lainnya.

Penggunaan haloperidol

Dalam penggunaan haloperidol harus dilakukan dengan cara yang benar dan tidak boleh asal-asalan. Berikut ini cara penggunaan haloperidol yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:

  • Harus diminum sesuai dengan anjuran tidak boleh mengurangi atau menambah dosis.
  • Dosis ditetapkan sesuai dengan usia, kondisi kesehatan, respon terapi dan tes laboratorium sehingga dosis haloperiodol yang diberikan kepada setiap penderita psikosis berbeda-beda.
  • Dalam menggunakan haloperidol dengan bentuk cair maka pengukur dosis agar tidak melebihi dan mengurangi dosis yang seharusnya.
  • Gunakan haloperidol secara teratur dan dalam waktu yang sama agar tidak terlewat.
  • Tidak boleh menghentikan dan menambah dosis tanpa anjuran dokter.
  • Jika akan menghentikan penggunaan haloperidol harus dihentikan secara bertahap sesuai dengan anjuran dokter.

Kesimpulan

Haloperidol merupakan salah satu jenis obat yang digunakan bagi orang yang mengalami gangguan psikosis. Gejala yang sering terjadi diantaranya adalah skizofrenia atau tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.

Selain itu pun haloperidol bisa digunakan untuk mengatasi gelisah, halusinasi, keinginan bunuh diri dan beberapa gejala psikosis lainnya yang bisa terjadi. Sehingga dapat menggunakan pengobatan haloperiodol. Namun dalam penggunaan nya harus diperhatikan mengenai efek samping, hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan haloperidol. Karena ada beberapa hal yang bisa menyebabkan dampak yang berbahaya sehingga harus dilakukan dengan tepat dan benar.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top