Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala serta Cara Pencegahan - Ashefa Griya Pusaka

Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala serta Cara Pencegahan

Hipotensi Ortostatik
Share on:

Hipotensi ortostatik adalah jenis hipotensi yang dialami oleh seseorang dengan diabetes atau penderita autis. Gejala yang ditimbulkan tidak jauh berbeda dengan hipotensi pada umumnya.

Pernahkah Anda mendengar tentang hipotensi ortostatik? Mungkin tidak, tetapi ini adalah kondisi yang memengaruhi jutaan orang setiap tahun. Dan meskipun tidak selalu dikenal, namun tentu saja layak untuk dipelajari.

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu hipotensi ostatik, tanda dan gejala yang harus diwaspadai, dan berbagai penyebabnya. Artikel ini juga akan membahas cara pencegahan dari kondisi tersebut. Jadi, jika Anda ingin tahu tentang hipotensi ortostatik, atau merasa mungkin mengalami efeknya, baca terus artikel ini.

Apa Itu Hipotensi Ortostatik?

Pengertian hipotensi ortostatik sendiri masih belum banyak diketahui orang. Sebab, kondisi ini relatif baru dan hanya sedikit para dokter yang memperhatikan dan mengobatinya. Secara umum, hipotensi ortostatik adalah kondisi yang dialami oleh penderita diabetes dan juga penderita autis.

Namun, bukan berarti orang-orang yang tidak memiliki penyakit di atas tidak akan mengalami gejala hipotensi ortostatik. Sebab, gejala hipotensi ortostatik sendiri sangat bervariasi dan hanya dapat dirasakan oleh penderitanya saja. Gejala umum dari hipotensi ortostatik adalah mual, muntah, pusing, dan juga kelelahan.

Penyebab Umum Hipotensi Ortostatik

Berdasarkan kajian para ahli, ada beberapa penyebab umum hipotensi ortostatik. Beberapa faktor penyebab yang paling umum, termasuk:

  1. Penyakit jantung
  2. Stroke
  3. Diabetes
  4. Penyakit ginjal

Ini hanyalah beberapa contoh, dan mungkin ada penyebab lain yang spesifik untuk kasus Anda. Jika mengalami salah satu gejala hipotensi ortostatik, penting untuk segera menemui dokter dan mencari tahu apa penyebabnya.

Gejala Hipotensi Ortostatik

Ada beberapa gejala yang terkait dengan hipotensi ortostatik. Pusing dan merasa ingin pingsan adalah beberapa yang paling umum. Hal ini terjadi karena, ketika tekanan darah Anda turun secara tiba-tiba, tidak ada cukup darah yang mengalir ke otak. Hal ini juga dapat menyebabkan penglihatan kabur, mual dan telinga berdenging.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasi dengan dokter untuk mendapat tindakan lebih lanjut. Jika tidak diobati, hipotensi ortostatik dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Diagnosis dan Pengobatan Hipotensi Ortostatik

Ketika mendiagnosis hipotensi ortostatik, dokter akan melihat gejala dan riwayat medis yang Anda miliki. Selain itu, mereka mungkin akan melakukan beberapa tes untuk melihat bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap perubahan tekanan darah.

Pengobatan untuk kondisi ini biasanya terdiri atas perubahan gaya hidup, seperti meningkatkan asupan garam dan minum banyak cairan. Obat juga dapat diresepkan untuk membantu mengatur tingkat tekanan darah. Obat-obat ini dapat mencakup fludokortison asetat, yang membantu retensi garam dan keseimbangan air; midodrine, yang bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah; dan eritropoietin, yang merangsang produksi sel darah merah.

Dokter mungkin juga merekomendasikan untuk mengenakan pakaian kompresi atau tidur dengan kepala tempat tidur yang ditinggikan untuk membantu mengatur tekanan darah saat tidur. Jika penyebabnya terkait dengan kondisi medis yang mendasarinya, maka mengobati kondisi itu dapat membantu mengatasi gejala yang terkait dengan hipotensi ortostatik.

Kiat Pencegahan untuk Hipotensi Ortostatik

Cara terbaik untuk mencegah hipotensi ortostatik adalah dengan mengetahui gejalanya dan menyesuaikan gaya hidup Anda. Ketika Anda merasakan penurunan tekanan darah, cobalah untuk bergerak, melakukan peregangan dan duduk perlahan-lahan. Jika memungkinkan, duduklah dengan kaki ditinggikan selama beberapa menit atau minum segelas air. Anda juga harus menghindari alkohol dan kafein sebanyak mungkin, karena ini dapat membuat tubuh Anda dehidrasi dan memengaruhi tekanan darah Anda.

Penting juga untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur dan makan makanan sehat yang tinggi buah-buahan, sayuran dan protein tanpa lemak. Makan makanan kecil setiap 2-3 jam juga dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari, yang pada gilirannya dapat membantu mengatur tekanan darah.

Jika Anda sedang mengonsumsi obat apa pun yang dapat berkontribusi terhadap hipotensi ortostatik, pastikan untuk berbicara dengan dokter Anda tentang penyesuaian dosis atau mengganti obat sama sekali. Dokter Anda juga dapat merekomendasikan untuk menambahkan suplemen makanan seperti zat besi atau vitamin B jika anemia merupakan faktor dalam kondisi tersebut.

Penutup

Jadi, Hipotensi ortostatik adalah kondisi langka yang menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan signifikan. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk pusing, pusing, dan pingsan. 

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top