Pentingnya Mengetahui Pengertian Kontraindikasi pada Kemasan Obat - Ashefa Griya Pusaka

Pentingnya Mengetahui Pengertian Kontraindikasi pada Kemasan Obat

Kontraindikasi pada Kemasan Obat
Share on:

Pernahkah kamu membaca kontraindikasi pada kemasan obat? Kontraindikasi yaitu keadaan spesifik yang membuat pengobatan tidak boleh diberikan, dan secara umum tercantum di kemasan obat bersama indikasi dan efek samping.

Saat kamu memegang kemasan dalam obat, terdapat beberapa keterangan dalam kemasan tersebut, salah satunya kontraindikasi. Selain itu, ada komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis, efek samping dan peringatan. Informasi tersebut penting sekali dibaca sebelum mengonsumsi obat.

Kebanyakan orang hanya membaca indikasi dan dosis obat saja. Padahal, kontraindikasi juga sama pentingnya, untuk mengetahui apakah obat bisa bekerja dengan baik atau menyebabkan kondisi yang sebaliknya. Nah, berikut ini penjelasan mengenai kontraindikasi pada kemasan obat. 

Pengertian Kontraindikasi 

Kontraindikasi salah satu peringatan yang sering ditemukan dalam bermacam kemasan obat. Peringatan tersebut harus kita ketahui sebelum mengonsumsi obat. Dalam ilmu kedokteran, kontraindikasi yaitu kondisi atau faktor yang berfungsi sebagai alasan dalam mencegah tindakan medis tertentu karena bahaya yang diperoleh pasien. 

Kontraindikasi merupakan kebalikan dari indikasi, alasan untuk menggunakan pengobatan tertentu. 

Kontraindikasi ada yang bersifat mutlak, maksudnya tak ada kondisi wajar untuk melakukan tindakan, misalnya anak-anak dan remaja yang terinfeksi virus tidak boleh diberikan aspirin karena berisiko sindrom Reye dan penderita anafilaksis alergi makanan harus menghindari makanan yang menyebabkan alergi.

Kemudian, kontraindikasi bersifat relatif, maksudnya pasien yang berada dalam risiko lebih tinggi dari komplikasi, namun berisi bisa sebanding dengan pertimbangan lain. Misalnya, pada wanita hamil yang harus menghindari sinar-x.

Pentingnya Informasi Obat untuk Kesembuhan

Informasi obat dianjurkan harus diketahui dan dipahami dengan baik berkaitan dengan kecenderungan masyarakat yang melakukan Swamedikasi, yaitu upaya individu yang bertujuan untuk mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat yang dibeli bebas tanpa ada resep dari dokter saat sedang sakit.

Swamedikasi yang dilakukan tanpa adanya pengetahuan dan pemahaman mengenai obat. Khususnya pada informasi obat relatif yang mudah dipahami, bisa berakibat fatal jika tak memahaminya, misalnya keracunan, salah indikasi dan lainnya. Maka dari itu, seseorang harus memahami informasi obat yang harus diketahui dan dipahami, yakni:

1. Komposisi

Komposisi yaitu informasi mengenai zat aktif yang ada dalam obat-obatan. Komposisi bisa berupa zat tunggal, seperti Paracetamol dan vitamin C. Komposisi bisa berupa campuran dari berbagai macam zat aktif dan bahan tambahan lainnya, seperti obat flu (fenilpropanolamin + klorfeniramin maleat + paracetamol + salisilamida), multivitamin dan mineral.

2. Indikasi

Indikasi yaitu informasi yang menjelaskan manfaat obat, misalnya pada obat Paracetamol yang mempunyai manfaat sebagai penurun panas dan penghilang rasa sakit.

3. Dosis dan aturan pakai

Dosis dan aturan pakai yaitu informasi tentang cara pemakaian obat dan jumlah yang harus dikonsumsi. Umumnya ditulis dalam penilaian yang mudah dipahami, walaupun membutuhkan sedikit hitungan. Misalnya, dalam komposisi tertulis “Setiap tablet mengandung siprofloksasin 500 mg”,  sementara itu, dosis yang tertulis “250 mg 2 kali per hari”. Ini berarti kamu hanya meminum ½ tablet saja untuk memperoleh 250 mg.

Apabila obat yang diminum termasuk antibiotik dan diminum 3 kali sehari, kamu harus benar-benar membagi 24 jam dibagi 3 yaitu diminum setiap 8 jam sekali. Misalnya, kamu mulai minum obat jam 6 pagi, minum obat selanjutnya jam 2 siang dan 10 malam.

Menginspirasi obat tidak boleh disatukan dengan konsumsi obat di jam berikutnya. Jika kamu lupa mengkonsumsi obat. Misalnya, 2 x 1 tablet/kapsul/sendok teh (setiap 12 jam); dalam waktu 12 jam (periode), minum 2 kali (frekuensi) dengan jumlah 1 tablet/kapsul/sendok teh (dosis).

4. Waktu minum obat

Obat juga harus diminum sesuai dengan waktu yang tepat dalam terapi terbaik, misalnya di pagi hari (vitamin, diuretik) dan malam hari (anti kolesterol (simvastatin), anti cemas (alprazolam); dll.

5. Kontraindikasi

Kontraindikasi yaitu keadaan tertentu yang menyebabkan penggunaan obat yang tidak dianjurkan atau dilarang karena mampu meningkatkan risiko pada pasien. Misalnya, kontraindikasi pada penderita gangguan fungsi hati yang berat tidak boleh minum paracetamol. Ibu hamil dan menyusui tidak boleh minum obat cacing.

6. Farmakologi

Farmakologi yaitu menjelaskan cara kerja obat. Kebanyakan informasi ini tidak terlalu penting. Namun, menjadi sangat penting bagi tenaga medis yang menggunakan obat dalam pemakaian tertentu.

7. Peringatan dan perhatian

Peringatan yaitu kalimat untuk mengingatkan pasien sebelum mengonsumsi obat, sedangkan perhatian yaitu kalimat anjuran supaya pasien diawasi selama mengkonsumsi obat. Misalnya, kalimat perhatian “Hati-hati penggunaan obat ini dapat menurunkan gula darah”.

8. Interaksi obat

Informasi ini memuat sejumlah obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat yang tertera dalam kemasan, karena bisa terjadi efek samping yang tak diinginkan.

Jadi, jangan bingung apabila ada tulisan “interaksi: paracetamol”. Kamu tak boleh mengonsumsi paracetamol selama mengkonsumsi obat tersebut.

Walaupun terkesan sepele, arti tulisan dalam kemasan obat sangat penting untuk dibaca dan dipelajari dengan cermat. Jadi, tidak boleh asal dalam mengkonsumsi obat tertentu. Jika kamu merasa bingung dan ragu maka segeralah tanyakan pada dokter atau apoteker mengenai obat yang dikonsumsi.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Mengkonsumsi Obat

Adapun yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi obat, diantaranya:

  • Obat yang harus diminum sampai habis seperti antibiotik.
  • Obat diminum jika perlu, seperti obat penurun panas.
  • Obat dikunyah terlebih dahulu, seperti tablet kunyah antasida.
  • Obat ditaruh dibawah lidah, seperti obat jantung (ISDN).
  • Obat dikocok terlebih dahulu, seperti suspensi (antasida/obat maag).
  • Obat dalam bentuk tablet atau kapsul diminum dengan air putih.
  • Obat yang dipengaruhi oleh makanan atau minuman, seperti Kaptopril (diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan), Antasida (diminum di antara waktu makan), Obat anti muntah (diminum 1 jam sebelum makan), Akarbosa (diminum pada suapan pertama), griseofulvin (diminum bersama makanan berlemak), Tetrasiklin (tidak boleh diminum bersama susu), dan lain sebagainya.
  • Obat tertentu bisa mempengaruhi kerja obat lain sehingga tak bisa dikonsumsi bersamaan seperti simetidin dengan antibiotik.

Selain itu, ada hal penting lainnya yang perlu diperhatikan, yakni:

  • Nomor Izin Edar (NIE), yaitu tanda menunjukkan bahwa obat tersebut memperoleh izin dari pemerintah untuk diedarkan di Indonesia, sehingga obat sudah dijamin aman, berkhasiat dan bermutu.
  • Masa kadaluarsa, yaitu waktu menunjukkan batas akhir obat apakah masih berkhasiat dan aman digunakan. Penulisan berupa tanggal, bukan dan tahun atau hanya bulan dan tahun.
  • Tanda peringatan dan perhatian, yaitu hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan obat, seperti jangan mengonsumsi obat saat menyetir kendaraan.

Demikianlah informasi mengenai Kontraindikasi pada kemasan obat. Jadi, lebih baik sebelum mengonsumsi obat berkonsultasi dengan dokter, supaya lebih aman, tidak terjadi efek samping. Selain itu, harus memperhatikan apa saja yang tertulis dalam kemasan obat. 

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top