Klonopin dan Xanax adalah dua obat golongan benzodiazepin yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan kecemasan dan panik. Benzodiazepin bekerja dengan meningkatkan aktivitas dan pengambilan kembali asam gaba-aminobutyric (GABA) di otak Meski termasuk benzodiazepin, ada beberapa perbedaan antara Klonopin dan Xanax yang akan dijelaskan berikut.
Cara Kerja Obat Golongan Benzodiazepin
GABA adalah suatu neurotransmitter yang mengontrol aktivitas di sistem saraf pusat. Ketika aktivitas GABA meningkat, obat ini akan menghasilkan efek menenangkan dan membuat rileks, itulah sebabnya obat ini efektif dalam mengobati gangguan kecemasan dan panik.
Meskipun benzodiazepin efektif bila digunakan dengan benar, banyak orang menyalahgunakan obat ini untuk kesenangan semata. Data dari Survei Nasional Penggunaan Narkoba dan Kesehatan Amerika di tahun 2016 menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang menyalahgunakan obat-obatan jenis ini mendapatkannya dari teman, kerabat, atau pengedar narkoba, karena hanya 20% orang yang menyalahgunakan benzodiazepin menerima obatnya dari dokter.
Jika disalahgunakan, Klonopin dan Xanax akan membentuk kebiasaan dan dapat menyebabkan kecanduan. Baik Anda baru memulai pengobatan untuk suatu kondisi medis dan menggunakan benzodiazepin atau Anda mengenal seseorang yang menyalahgunakan benzo, memahami persamaan dan perbedaan antara Xanax dan Klonopin akan sangat membantu.
Apa Itu Xanax (Alprazolam)?
Xanax adalah nama merek untuk alprazolam, obat resep yang membantu mengatasi gangguan kecemasan, gangguan panik, dan kecemasan yang berasal dari depresi. Kadang-kadang, digunakan dalam pengobatan jangka pendek untuk insomnia atau penghentian kecanduan alkohol. Meskipun Xanax adalah formulasi nama merek paling populer untuk obat ini, Xanax juga dijual dengan nama lain seperti : Kalma, Alprax, Pacil, Restyl, Niravam, dan Xycalm.
Karena efek penenang dan ansiolitiknya, obat ini sangat efektif dalam membantu mengurangi gejala panik dan kecemasan. Namun ada beberapa efek samping yang dapat timbul dari konsumsi obat ini. Efek samping paling umum yang terkait dengan penggunaan Xanax adalah:
- Kantuk
- Kelelahan
- Ucapan tidak jelas
- Koordinasi yang buruk
- Masalah memori
- Merasa cemas di pagi hari
Efek samping lain yang lebih jarang namun serius meliputi:
- Depresi
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri
- Kebingungan
- Sifat lekas marah
- Permusuhan
- Halusinasi
- Tremor atau gerakan otot yang tidak terkontrol
- Peningkatan energi
- Kejang
Jika Anda atau orang terdekat mengalami salah satu efek samping di atas saat menggunakan Xanax, Anda harus segera berkonsultasi dengan layanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan secepatnya.
Apa itu Klonopin (Klonazepam)?
Klonopin adalah formulasi merek clonazepam, obat dari golongan benzodiazepin yang digunakan untuk mengendalikan kejang, mengobati epilepsi, dan mengobati serangan panik. Mirip dengan benzodiazepin lainnya, clonazepam bekerja menenangkan aktivitas otak dan saraf, sehingga membantu mencegah kejang dan menghentikan serangan panik. Dalam beberapa kasus, Klonopin mungkin diresepkan untuk mengobati sakau alkohol, sindrom Tourette, dan multiple sclerosis.
Beberapa efek samping paling umum yang terkait dengan penggunaan Klonopin meliputi :
- Kebingungan
- Libido rendah
- Keseimbangan dan koordinasi yang buruk
- Sakit kepala
- Sifat lekas marah
Sementara efek samping Klonopin lain yang lebih parah sehingga memerlukan perhatian medis secepatnya meliputi:
- Pikiran atau tindakan bunuh diri
- Reaksi alergi
- Kesulitan bernapas
- Perubahan mendadak dalam suasana hati, pikiran, atau perilaku
Perbedaan Klonopin dan Xanax
Meskipun kedua obat tersebut merupakan benzodiazepin yang memperlambat aktivitas sistem saraf pusat, terdapat perbedaan mencolok antara kedua obat tersebut. Misalnya, salah satu perbedaan utama antara Klonopin dan Xanax adalah Klonopin memiliki mekanisme permulaan yang lebih lama serta waktu paruh yang lebih lama. Artinya, efek Klonopin setelah meminumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk terasa dibandingkan dengan Xanax, namun efek Klonopin juga bertahan lebih lama. Xanax, di sisi lain, menghasilkan efek dengan cepat yang memudar dengan cepat seiring berjalannya waktu.
Umumnya, konsentrasi puncak Klonopin dalam darah terjadi antara 1-4 jam setelah meminum suatu dosis, sedangkan konsentrasi puncak Xanax dalam darah terjadi dalam dua jam pertama setelah obat diminum. Oleh karena itu, orang yang diberi resep Klonopin hanya boleh mengonsumsi 1-2 pil sehari, sedangkan seseorang yang diberi resep Xanax mungkin perlu meminumnya 3-4 kali sehari.
Ini juga berarti bahwa orang yang kecanduan Xanax akan mengalami gejala sakau lebih cepat setelah berhenti mengonsumsi obat tersebut dibandingkan orang yang kecanduan Klonopin. Namun, kedua kecanduan jenis narkoba tersebut memiliki gejala sakau yang serupa.
Perbedaan utama lainnya antara Klonopin dan Xanax adalah cara pengobatannya. Meski keduanya bisa mengobati gangguan panik, Xanax bukanlah obat anti kejang. Sebaliknya, Klonopin adalah satu-satunya dari keduanya yang digunakan dalam terapi antikonvulsan.
Persamaan Antara Klonopin dan Xanax
Faktanya, Klonopin dan Xanax memiliki lebih banyak kesamaan daripada perbedaan. Pertama, kedua obat tersebut berpotensi disalahgunakan. Orang yang diberi resep benzodiazepin jenis apa pun atau mereka yang menyalahgunakan benzo harus berhati-hati saat menggunakannya dalam jangka waktu lama. Penggunaan jangka panjang dapat merugikan pengguna berupa peningkatan risiko toleransi, ketergantungan, dan efek kecanduan.
Begitu seseorang menjadi ketergantungan pada salah satu obat tersebut, mereka akan mengalami gejala sakau benzodiazepin. Gejala sakau itu meliputi:
Kecemasan, depresi, atau mudah tersinggung
- Kegelisahan
- Sakit dan nyeri
- Penglihatan kabur
- Pusing
- Mulut kering
- Tekanan darah tinggi
- Sakit kepala
- Insomnia
- Hilang ingatan
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
- Mual dan muntah
- Kehilangan selera makan
- Paranoia
- Tremor atau kejang
Obat dari golongan benzodiazepin cukup membuat ketagihan, dan berpotensi menimbulkan gejala putus obat yang fatal. Jika disalahgunakan, Klonopin dan Xanax dapat menyebabkan overdosis benzodiazepin. Toksisitas atau overdosis benzodiazepin mungkin menimbulkan beberapa gejala berikut:
- Kebingungan
- Penglihatan kabur
- Pusing
- Kelemahan
- Kurang koordinasi
- Sulit bernafas
- Koma
- Ketidaksadaran
- Ujung jari dan bibir kebiruan
Dosis awal khas Klonopin untuk gangguan panik adalah 0,25 mg, diminum dua kali sehari. Jika dosisnya tidak cukup untuk mengatasi gejala, dokter dapat meningkatkan dosis setiap beberapa hari hingga dosis harian maksimum yang disarankan sebesar 4 mg.
Sebaliknya, Xanax tersedia dalam berbagai bentuk dan sediaan yaitu :
- Tablet hancur – 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, dan 2 mg
- Tablet Immediate release – 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, dan 2 mg
- Tablet extended release – 0,5 mg, 1 mg, 2 mg, dan 3 mg
- Cairan oral – 1 mg/ml
Untuk gangguan kecemasan umum, dosis awal Xanax adalah 0,25 hingga 0,5 mg, diminum tiga kali sehari, sedangkan dosis harian maksimum yang disarankan adalah 4 mg (dalam dosis terbagi). Sementara dosis awal untuk gangguan panik adalah 0,5 mg, diminum tiga kali sehari, sedangkan dosis harian maksimum yang dianjurkan adalah 10 mg.
Penanganan Kecanduan Klonopin dan Xanax
Klonopin dan Xanax keduanya memiliki potensi penyalahgunaan dan ketergantungan fisik sehingga hanya direkomendasikan untuk penggunaan jangka pendek. Kerentanan terhadap ketergantungan berbeda-beda tergantung dosis yang diminum, keteraturan konsumsi, dan faktor genetik. Namun, orang dapat mengalami ketergantungan fisik atau psikologis pada benzodiazepin setelah penggunaan rutin selama 14 hari. Risiko ini bahkan lebih tinggi pada pasien dengan gangguan penggunaan narkoba yang sudah ada sebelumnya.
Perawatan kecanduan Klonopin dan Xanax di layanan rehabilitasi narkoba biasanya memerlukan langkah detoksifikasi medis, terapi perilaku, dan konseling di rawat inap atau rawat jalan. Tujuannya adalah untuk menstabilkan pasien dan membekali mereka dengan pengetahuan yang diperlukan untuk mempertahankan pemulihan seumur hidup.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka