Apa itu Pikun? Kamu harus Tahu Gejalanya! - Ashefa Griya Pusaka

Apa itu Pikun? Kamu harus Tahu Gejalanya!

Apa itu Pikun? Kamu harus Tahu Gejalanya!
Share on:

Apakah Anda mengenal seseorang yang menderita pikun? Pikun adalah kondisi umum yang mempengaruhi jutaan orang lanjut usia. Kondisi ini dapat menyebabkan kebingungan, kelupaan, dan kesulitan berpikir logis.

Hidup dengan pikun dapat menjadi tantangan bagi pasien dan keluarganya. Penting untuk memahami kondisi ini agar dapat memberikan perawatan terbaik. Sebagai permulaan, mari kita lihat apa itu pikun dan apa saja gejalanya. Kami juga akan membahas berbagai jenisnya, serta perawatan yang tersedia.

Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu Pikun secara lengkap. Simak hingga selesai!

Apa Itu Pikun?

Pikun adalah jenis penurunan kognitif yang mempengaruhi banyak orang dewasa yang lebih tua. Hal ini ditandai dengan hilangnya kapasitas mental di luar apa yang diharapkan dari penuaan normal. Hal ini dapat sangat mengganggu kemampuan seseorang untuk berpikir, mengingat, dan menyelesaikan kegiatan sehari-hari.

Penyebab paling umum dari pikun adalah penyakit Alzheimer, meskipun dapat juga disebabkan oleh kondisi seperti demensia vaskular atau penyakit Lewy Body. Gejala pikun dapat bervariasi, tergantung pada penyebabnya, dan mungkin termasuk kesulitan memproses pikiran, memperhatikan, mengingat kejadian baru-baru ini atau mengingat kata-kata atau nama. Seiring dengan perkembangan kondisi, kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku.

Saat ini, tidak ada obat yang diketahui untuk pikun, meskipun perawatan dapat membantu mengelola gejala dan memperlambat perkembangannya. Pendekatan pengobatan sering kali melibatkan obat-obatan untuk mengatasi penyebab yang mendasari seperti peradangan atau proses neurodegeneratif, serta terapi psikologis seperti terapi perilaku kognitif untuk membantu individu mengelola efek penyakit dalam kehidupan sehari-hari.

Tanda dan Gejala Pikun

Salah satu tanda yang paling umum adalah kehilangan ingatan, termasuk kesulitan belajar dan mengingat kejadian-kejadian yang baru saja terjadi, serta kebingungan dan disorientasi mengenai tempat, waktu, dan orang. Masalah kognitif lainnya dapat mencakup perubahan dalam kemampuan berbahasa, seperti kesulitan menulis atau mengucapkan kata-kata, atau kesulitan memahami konsep yang kompleks.

Secara emosional, individu mungkin mengalami peningkatan sikap apatis atau mudah tersinggung. Perubahan mendadak dalam kepribadian atau perilaku juga umum terjadi pada pikun seperti isolasi sosial, kurangnya motivasi untuk kegiatan atau hobi yang sebelumnya dinikmati, dan berkurangnya minat dalam perawatan diri. Selain itu, penderita pikun dapat menunjukkan tanda-tanda gangguan penilaian dalam membuat keputusan.

Dengan menyadari tanda-tanda dan gejala-gejala yang terkait dengan pikun, Anda dapat mengidentifikasinya sejak dini dan mendapatkan bantuan yang diperlukan untuk diri sendiri atau orang terdekat yang mungkin terkena dampaknya.

Berbagai Jenis Demensia Pikun

Anda mungkin sudah akrab dengan beberapa jenis pikun yang lebih umum, seperti penyakit Alzheimer, tetapi sebenarnya ada banyak jenis yang berbeda. Meskipun setiap bentuk pikun memiliki gejala yang unik, namun semuanya masuk ke dalam salah satu dari tiga kategori utama:

1. Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah jenis pikun yang paling umum, dan ditandai dengan kehilangan memori yang progresif, gangguan berpikir, dan perubahan perilaku. Gejala lain mungkin termasuk kesulitan melakukan tugas sehari-hari, kebingungan atau disorientasi dan penurunan kemampuan komunikasi.

2. Demensia Vaskular

Demensia vaskular terjadi ketika ada gangguan pada pasokan darah yang kaya oksigen ke otak. Gangguan ini dapat menyebabkan penyumbatan pada sistem internal otak, yang menyebabkan masalah memori jangka pendek dan kesulitan untuk fokus pada tugas. Pasien dengan demensia vaskular mungkin juga mengalami kesulitan berjalan atau berbicara dalam kalimat yang lengkap.

3. Demensia Lewy Body

Demensia badan Lewy disebabkan oleh endapan kecil protein (dikenal sebagai badan Lewy) di otak yang memengaruhi pemikiran, penalaran, dan fungsi secara keseluruhan. Gejalanya dapat bervariasi pada setiap orang, tetapi biasanya meliputi kesulitan kognitif serta halusinasi visual dan perubahan mendadak dalam kewaspadaan atau perilaku.

Faktor Risiko Terkena Pikun

Dalam hal pikun, ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan. Seiring bertambahnya usia, faktor risiko Anda meningkat, tetapi demensia adalah sesuatu yang dapat memengaruhi orang dari segala usia.

1. Usia

Usia yang lebih tua adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk pikun, risiko Anda meningkat seiring bertambahnya usia.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang Anda selesaikan juga berperan dalam kesehatan kognitif. Studi menunjukkan bahwa mereka yang memiliki pendidikan yang lebih rendah mungkin berisiko lebih tinggi terkena demensia seiring bertambahnya usia. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi tampaknya menawarkan perlindungan dari demensia di kemudian hari.

3. Genetika

Genetika juga dapat berperan dalam menentukan risiko terkena pikun. Jika seseorang dalam keluarga telah didiagnosis dengan kondisi ini, risiko Anda untuk mengalaminya sendiri mungkin lebih tinggi daripada rata-rata. Penelitian mengenai faktor genetik dan lingkungan terus berlangsung dan para ilmuwan selalu belajar lebih banyak tentang apa yang meningkatkan peluang kita mengalami demensia dalam hidup kita.

Dengan mengetahui faktor risiko yang terkait dengan kondisi ini, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk mengurangi kemungkinan mengalami pikun di kemudian hari.

Pengobatan dan Perawatan untuk Lansia dengan Pikun

Dalam hal merawat dan merawat lansia dengan demensia, penting untuk fokus pada apa yang terbaik bagi mereka. Tujuan dari setiap rencana perawatan haruslah untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan memastikan mereka merasa senyaman mungkin.

1. Pengobatan

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengelola gejala mereka dengan obat-obatan. Ini dapat mencakup hal-hal seperti antidepresan, antipsikotik, atau bahkan penghambat kolinesterase seperti donepezil (Aricept®), rivastigmine (Exelon®), dan galantamine (Razadyne®). Obat-obatan ini dapat membantu meningkatkan aspek-aspek tertentu dalam berpikir dan berperilaku, serta membantu mengurangi agitasi dan agresi dalam beberapa kasus. Penting untuk dicatat bahwa obat-obatan ini bukanlah obat untuk demensia dan hanya dapat digunakan untuk mengendalikan gejala.

2. Terapi

Selain pengobatan, ada juga berbagai terapi yang dapat bermanfaat dalam mengobati demensia. Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah salah satu contoh yang dapat membantu mengatasi perilaku yang sulit seperti agresi atau agitasi. Ada juga terapi mengenang yang melibatkan mengenang pengalaman masa lalu seperti kenangan atau foto-foto lama. Ini dapat membantu memberikan kenyamanan dan mengurangi kecemasan pada beberapa orang lanjut usia dengan demensia.

Terakhir, terapi okupasi berfokus pada peningkatan kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari melalui aktivitas yang dirancang khusus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Jenis terapi ini menekankan agar pasien tetap aktif sehingga mereka dapat melakukan sebanyak mungkin yang dapat mereka lakukan sendiri.

Meskipun terapi ini mungkin tidak dapat menghentikan atau membalikkan perkembangan pikun, terapi ini memiliki potensi untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik, tingkat stimulasi mental, sosial.

Penutup

Demikian yang dapat Kami jelaskan terkait pikun yang mungkin perlu Anda ketahui. Semoga informasi yang diberikan pada artikel ini dapat menambah wawasan Anda.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top