Gangguan kesehatan mental memang sangat bervariasi. Bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan menyebabkan gejala yang berbeda-beda pula. Misalnya gangguan kecemasan, mengantuk, gelisah, gangguan sistem saraf dan beberapa gangguan kesehatan mental lainnya.
Untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan mental tersebut diantaranya adalah bisa dilakukan pengobatan yang sesuai dengan gejala yang dialami, usia dan riwayat penyakit yang pernah diderita.
Salah satu obat yang bisa digunakan untuk mengatasi rasa cemas, pikiran dan rasa tidak nyaman, kantuk berlebih hingga gangguan sistem saraf dan otak bisa diatasi dengan Hipnoz. Lalu bagaimana anjuran dosis dan efek samping Hipnoz? Simak penjelasannya berikut ini.
Hipnoz Obat Apa?
Hipnoz adalah jenis obat hipnotif dan sedative. Jenis obat ini juga termasuk ke dalam jenis golongan psikotropika. Kandungan yang terdapat di dalam jenis obat hipnotif dan sedative satu ini adalah Midazolam HCl.
Midazolam HCl ini merupakan kandungan yang bisa digunakan untuk mengatasi gelisah, rasa tidak nyaman, cemas berlebih hingga kehilangan kesadaran. Sehingga Hipnoz bekerja dengan memperlambat kerja sistem saraf dan otak.
Hipnoz pun bisa digunakan untuk obat bius atau anestesi. Sama hal nya seperti obat hipnotif dan sedative lainnya bahwa hipnoz harus digunakan sesuai dengan anjuran dokter. Tanpa melebihkan dan mengurangi dosis yang seharusnya.
Kegunaan hipnoz lebih banyak digunakan untuk induksi sedasi bagi pasien yang akan melakukan operasi atau anestesi. Dalam sistem kerjanya adalah dengan mempengaruhi sistem saraf yang biasa disebut neurotransmitter.
Neurotransmitter merupakan suatu senyawa kimia yang memiliki fungsi untuk menghantarkan pesan dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Salah satunya yang dipengaruhi adalah pada sistem saraf GABA. Ketika GABA berikatan dengan reseptor, maka bisa mempengaruhi sistem saraf.
Pengaruh terhadap ikatan GABA dan reseptor nya akan menimbulkan efek inhibisi sistem saraf dengan efek yang dirasakan adalah tidak gelisah, cemas, lebih tenang dan mengantuk. Sehingga ketika akan melakukan anestesi akan lebih rileks dan nyaman.
Kandungan midazolam yang meniru sistem kerja GABA yang membuat efek inhibisi pada sistem saraf. Berikut ini adalah anjuran dosis dan efek samping hipnoz yang perlu diketahui diantaranya adalah:
Anjuran dosis
Dosis yang digunakan harus sesuai dengan umur, kondisi kesehatan atau riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita, berat badan dan beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan karena tidak boleh sembarangan memberikan hipnoz. Berikut ini anjuran dosis hipnoz yang bisa digunakan diantaranya adalah:
- Pasien lansia dan pasien dengan kondisi lemah
Dosis yang digunakan sebanyak 0.025-0.05 mg/kg berat badan dan diberikan melalui otot atau injeksi intramuscular pada 30 menit sebelum melakukan induksi anestesi.
- Sedasi basal
Dosis awal diberikan 2.5 mg melalui pembuluh darah atau injeksi intravena pada 5-10 menit sebelum operasi.
- Sebelum operasi
Dosis diberikan 0.07-0.1 mg/kg berat badan bagi orang dewasa melalui otot atau injeksi intramuscular.
- Induksi anestesi dan bius lokal
Dosis diberikan 10-15 mg dan diberikan melalui pembuluh darah atau injeksi intravena.
- Sakit parah
Dosis awal diberikan 1-1.5 mg melalui pembuluh darah atau injeksi intravena. Kemudian dosis ditambah dan tidak boleh melebihi 3.5 mg.
Efek samping Hipnoz
Efek samping yang bisa ditimbulkan setelah menggunakan hipnoz diantaranya adalah:
- Hipotensi
- Mual
- Pusing
- Linglung
- Konstipasi
- Reaksi alergi obat
- Mulut kering
- Gangguan koordinasi tubuh
- Sakit kepala
- Ruam pada kulit
- Dispenia
- Cegukan
- Halusinasi
- Ataksia
- Reaksi paradoksikal
- Amnesia
Selain efek samping yang mungkin saja terjadi. Ada juga efek samping jika terjadi overdosis hipnoz diantaranya adalah:
- Bingung
- Mengantuk
- Koma
- Refleks berkurang
- Koordinasi terganggu
- Efek merusak tanda vital
Penatalaksanaan overdosis
Bagi seseorang yang mengalami overdosis hipnoz maka perlu mengetahui bagaimana penatalaksanaan yang tepat. Diantaranya adalah dengan melakukan pengobatan suportif dan simtomatik.
Selalu memantau dan melihat denyut nadi, pernapasan, tekanan darah hingga fungsi hati. Jika terjadi gangguan pada pernapasan, denyut jantung dan tekanan darah tidak stabil maka perlu dilakukan penatalaksanaan dengan memberikan jalan nafas yang baik dengan ventilasi yang cukup. Jika terjadi gejala yang lebih parah lagi bisa langsung dibawa ke rumah sakit.
Kontraindikasi dan interaksi obat
Penggunaan hipnoz tidak boleh dilakukan jika memiliki beberapa gejala atau riwayat penyakit yang sedang atau pernah diderita. Selain itu pun hipnoz tidak boleh digunakan ketika mengonsumsi obat lain. Berikut ini kontraindikasi dan interaksi obat yang perlu diketahui:
- Pemberian melalui epidural atau intratekal
- Hipersensitivitas terhadap benzodiazepine
- Riwayat glaucoma sudut sempit akut
- Penggunaan alkohol
- Eritromisin
- Verapamil
- Diltiazem
- Ketokonazol
- Itrakonazol
- Simetidin
- Inhibitor enzim hati
- Obat penenang
- Antidepresan
- Anestesi
- Analgesik
- Neuroleptic
- Obat pengantar tidur
Kesimpulan
Hipnoz adalah salah satu obat hipnotif dan sedative yang sering digunakan. Bisa digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan, tidak nyaman, tidak rileks, gelisah dan beberapa gangguan kesehatan mental lainnya.
Selain itu pun hipnoz bisa digunakan untuk anestesi atau obat bius sebelum melakukan operasi. Kandungan di dalam hipnoz adalah midazolam yang bekerja seperti hal nya GABA yang berinteraksi dengan inhibitor di dalam sistem saraf.
Ketika GABA berinteraksi dengan inhibitor maka akan menimbulkan efek nyaman, tenang, tidak gelisah dan mengantuk sehingga hal tersebut yang membuat hipnoz digunakan sebagai obat bius sebelum operasi. Namun dalam penggunaan nya masih sama dengan jenis obat lainnya yang harus sesuai dengan anjuran dokter karena memiliki kandungan obat keras yang harus diberikan sesuai dengan resep. Selain itu pun obat ini memiliki efek samping, kontraindikasi dan juga interaksi obat yang perlu diketahui dan tidak boleh digunakan secara bersamaan.
Baca juga:
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka