Jenis Obat Pereda Nyeri dan Cara Kerjanya  - Ashefa Griya Pusaka

Jenis Obat Pereda Nyeri dan Cara Kerjanya 

jenis obat pereda nyeri
Share on:

Banyak jenis obat pereda nyeri yang bisa digunakan, namun anda perlu memahmi dosis yang tepat dan mengetahui efek sampingnya.

Banyaknya jenis obat pereda nyeri yang digunakan untuk mengatasi nyeri, demam, sakit kepala dan lainnya. Namun, ada beberapa obat pereda nyeri yang boleh digunakan dengan resep dokter.

Obat nyeri terdiri dari berbagai jenis, ada yang mempunyai kegunaan meredakan nyeri kepala, sakit gigi, sakit sendi atau otot, osteoarthritis dan lainnya. Penting untuk menentukan pilihan yang tepat untuk mengobati nyeri yang dirasakan secara efektif.

Karena ada beberapa jenis obat yang bisa merespon lebih baik dengan pengobatan tertentu dari pada yang lainnya. Setiap obat memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Oleh karena itu, untuk mengetahui jenis jenis obat pereda nyeri yang efektif  baca artikel ini hingga selesai dan meminta bantuan para ahli jika diperlukan.

Apa itu Obat pereda nyeri 

Obat pereda nyeri atau analgesik berguna untuk meredakan gejala. Penggunaanya harus disesuaikan dengan kondisi karena beberapa obat menimbulkan serangkaian efek samping jika digunakan sembarangan.

Obat pereda nyeri dapat menjadi solusi yang praktis untuk cepat meredakan nyeri. Sering terjadi penyakit yang dialami tidak benar sembuh dengan obat pereda nyeri sebelum penyebabnya diketahui.

Jenis obat pereda nyeri dan cara kerjanya 

jenis
jenis obat pereda nyeri

Kali ini kita akan mempelajari jenis obat pereda nyeri yang perlu kamu ketahui, ada beberapa jenis obat yang penggunaanya harus di bawah pengawasan dokter. Oleh karena itu, jangan sampai salah menggunakan obat pereda nyeri. Beriukut ini jenis jenis obat pereda nyeri:

  • Paracetamol 

Obat pereda nyeri paracetamol adalah analgesik yang langsung bekerja di bagian otak. Bekerja mempengaruhi bagian otak yang menerima pesan nyeri dan mengontrol suhu tubuh. Paracetamol tidak dapat meredakan imflamasi atau peradangan di tubuh.

Seperti kasus nyeri yang disertai peradangan, sakit gigi tidak akan ampuh untuk mengobatinya. Paracetamol dapat dikonsumi mulai dari usia anak-anak, dewasa dan lansia dalam jangka panjang.

Cara kerja paracetamol di bagian otak dan tulang belakang menghambat enzim siklooksigenasi atau COX yaitu enzim yang memproduksi kimia yang dinamakan prostaglandin.

Prostaglandin berfungsi untuk pembentukan rasa nyeri peradangan pada jaringan yang rusak akibat penyakit tertentu. Sehingga jika prostaglandin tehambat maka rasa nyeri di tubuh akan berkurang.

Dosis untuk dewasa dikonsumsi 325 mg sampai 1000 mg sekali minum setiap 4-6 jam sekali. Maksimal dosis harian paracetamol yaitu 4000 mg.

  • Obat golongan Non steroidal anti inflamasi  (NSAID)

Obat NSAID atau nonsteroidal anti inflamantory drugs adalah obat yang digunakan untuk meredakan peradangan atau rasa nyeri. Obat golongan ini dapat menjadi solusi untuk kondisi seperti demam, nyeri otot dan sendi, kram menstruasi, dan pembengkakan akibat cedera atau sakit gigi. 

Obat golongan NSAID yang bisa didapatkan di apotek seperti Ibu profen,piroxicam, aspirin, asam mefenamat. Naproxen, diklofenak, indometasin dan lainnya.

Obat pereda nyeri NSAID bisa dibeli secara bebas di apotek tanpa resep dokter dan ada sebagian yang membutuhkan resep dokter. Dosis untuk mengkonsumssi golongan ini masing masing berbeda sesuai aturan yang ditentukan di kemasan.

Cara kerja obat pereda nyeri NSAID dengan cara menghambat enzim COX di otak sehingga prostaglandin tergang. Efek obat golongan NSAID lebih luas dari pada paracetamol sehingga dapat mengatasai nyeri dan inflamasi jaringan.

  • Obat golongan Opioid

Obat pereda nyeri opioid penggunaanya diperlukan resep dokter. Menggunakan obat ini harus benar-benar diawasi oleh dokter karena menyebabkan kecanduan bila dikonsumsi tidak sesuai dengan dosis yang ditentukan.

Jenis jenis obat pereda nyeri opioid diantaranya :

  • Morfin, digunakan untuk menghilangkan rasa sakt setelah atau sebelum operasi.
  • Kodein, digunakan sebagai obat yang dicampurkan dengan paracetamol atau golongan anti inflamasi dan diresepkan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang.
  • Oksikodon, digunakan untuk mengatasi rasa sakit tingkat sedang hingga berat.
  • Hidrokodon, digunakan sebagai campuran paracetamol atau obat non opioid lainnya, digunakan untuk mengatasi rasa sakit tingkat sedang hingga berat.

Cara kerja obat pereda nyeri golongan opioid dengan cara mengikat reseptor jenis tertentu di sistem saraf pusat, usus dan bagian tubuh lainnya. Golongan opioid juga akan mengubah reaksi terhadap rasa sakit dan meningkatkan toleransi tubuh terhadap rasa sakit.

Efek samping penggunaan obat pereda nyeri 

Penggunaan obat pereda nyeri dengan dosis yang berlebihan bisa menimbulkan efek samping, oleh karena itu sangat penting memahami dosis obat pereda nyeri untuk menghindari penyalahgunaan obat tersebut.

  • Efek samping paracetamol 

Jika dikonsumsi sesuai aturan, paracetamol umunya jarang menimbulkan efek samping. Tetapi jika digunakan berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti :

  • Sakit kepala
  • Sulit tidur
  • Perut bagian atas sakit
  • Lelah 
  • Penyakit kuning
  • Mual muntah
  • Urin berwarna gelap

Jika gejala tidak kunjung hilang dan disertai gejala lebih lanjut seperti demam, hipertemia dan mengigil segera hubungi dokter.

  • Efek samping obat pereda nyeri anti inflamasi

Obat golongan anti inflamasi atau NSAID akan menimbulkn efek samping jika penggunaanya kurang tepat. jika digunakan jangka panjang dan dosis tinggi bebereapa efek yang muncul seperi gangguan pencernaan, sakit kepala, tukak lambung, rasa kantuk, alergi dan lainnya.

Efek samping yang serius juga dapat menimbulkan gangguan hati, ginjal, jantung. Obat golongan NSAID ini efektif untuk meredakan nyeri tetapi penggunaanya harus untuk jangka pendek. 

Reaksi alergi yang ditimbulkan obat nyeri anti inflamasi ini biasanya timbul gatal, ruam, bengkak bahkan sesak nafas.

  • Efek samping obat nyeri opioid 

Efek samping obat nyeri opioid sangatlah berbahaya, dalam dosis rendah biasanya menimbulkan efek samping seperti : 

  • Mual muntah
  • Sembelit
  • Depresi
  • Gatal dan berkeringat
  • Menurunkan kadar hormone testosterone
  • Bingung
  • Mengantuk dan pusing 

Sementara efek samping serius dapat memperlambat pernafasan, detak jantung hingga kematian. Selain itu efek euforia yang dihasilkan opioid dapat membuat ketagihan dan akhirnya membuat terjadinya kecanduan atau gejala putus obat. 

Sebaiknya gunakan obat nyeri opioid sesuai aturan dokter dan tidak boleh menggunakannya tanpa seijin dokter.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top