Situasi dimana pasangan yang dalam hal ini Suami Istri memiliki masalah penggunaan narkotika merupakan masalah yang sangat umum. Hubungan itu sendiri dapat rusak oleh penyalahgunaan narkotika, terlepas dari apakah pasangan itu berkomitmen untuk membuat pernikahan tersebut berhasil. Berdasarkan informasi dari American Association for Marriage and Family Therapy (AAMFT), tanda-tanda masalah dalam hubungan pernikahan tersebut antara lain:
- Penggunaan narkotika atau alkohol adalah satu-satunya hal yang dinikmati bersama.
- Penggunaan narkotika atau alkohol mengarah pada kekerasan dalam rumah tangga pada salah satu atau kedua pasangan.
- Pasangan perlu menggunakan narkotika atau alkohol untuk dapat menunjukkan kasih sayang.
- Salah satu atau kedua pihak mengabaikan tanggung jawab bersama, seperti pekerjaan rumah tangga atau pengasuhan anak.
Penggunaan narkotika yang semakin memburuk dapat mempersulit pasangan untuk menyelesaikan masalah hubungan yang ada, karena sering kali menimbulkan jarak emosional tambahan antara kedua orang tersebut, selanjutnya malah semakin mendorong pola penggunaan narkotika yang maladaptif. Kebutuhan akan layanan rehabilitasi dan perawatan menjadi semakin penting dalam menghadapi permasalahan dan situasi tersebut.
Salah satu pilihan untuk mendapatkan bantuan bersama adalah mengikuti program rehabilitasi yang sama. Sejumlah pusat dan fasilitas rehabilitasi menawarkan opsi ini untuk pasangan yang memiliki hubungan kuat dan sama-sama berkomitmen untuk menjalani pemulihan. Motivasi adalah faktor kunci bagi pasangan dalam menjalankan rehabilitasi bersama. Seperti yang dirangkum oleh Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA), motivasi individu untuk berubah dan pulih dari penyalahgunaan narkotika merupakan elemen penting dalam pemulihan, yang membuat orang tersebut lebih mungkin untuk menyelesaikan program rehabilitasi dengan fokus dan berkomitmen untuk mempertahankan pemulihan dalam jangka panjang.
Behavior Couple Therapy (BCT)
Salah satu metode terapi, seperti behavior couple therapy (BCT) telah terbukti berdampak positif selama pelaksanaan program rehabilitasi. BCT biasanya digunakan ketika salah satu orang dalam hubungan sedang menjalankan layanan rehabilitasi. Dalam kasus di mana pasangan memiliki hubungan yang kuat, hal ini akan sangat membantu bagi pasangan untuk menjalani pemulihan bersama.
BCT membantu memperkuat faktor-faktor hubungan yang akan mendorong upaya abstinensia, dengan harapan pasangan tersebut dapat membentuk dan meningkatkan kualitas hubungan yang lebih komunikatif, lebih bahagia, dan lebih sehat. Tercapainya tujuan tersebut akan menghasilkan risiko kekambuhan yang lebih rendah.
Terkadang, masuk ke dalam program rehabilitasi secara bersama mungkin bukan pilihan. Dalam kasus tertentu, setiap individu mungkin memiliki masalah yang perlu ditangani secara mandiri, masalah yang mungkin tidak dapat ditangani secara efektif jika pasangan tersebut tinggal di fasilitas yang sama. Dalam hal ini, pasangan dapat ditempatkan dalam fasilitas terpisah. Ini mungkin terjadi jika ada perilaku kekerasan di antara pasangan, atau jika salah satu pasangan memiliki masalah medis atau psikologis yang memerlukan tingkat perawatan yang lebih intensif. Namun, jika pasangan berkomitmen untuk membuat hubungan berhasil, situasi ini dapat melibatkan komunikasi dan terapi dengan kedua pasangan secara bersama-sama..
Tujuan BCT adalah untuk membangun dukungan untuk mencapai abstinensia bagi pasangan dan untuk meningkatkan fungsi hubungan di antara individu dalam pernikahan. BCT melihat pasien yang menyalahgunakan narkotika dengan pasangan untuk mengatur Kontrak Pemulihan harian di mana pasien menyatakan niatnya untuk tidak menggunakan narkotika atau mengkonsumsi alkohol dan pasangan tersebut menyatakan dukungan atas upaya dan kontrak pemulihan yang disepakati.
Penelitian menunjukkan bahwa BCT menghasilkan kemungkinan mencapai tujuan abstinensia yang lebih besar dan fungsi hubungan yang lebih baik daripada perawatan berbasis individu pada umumnya. Pendekatan ini dapat mengurangi biaya, kekerasan dalam rumah tangga, dan masalah emosional anak dari pasangan tersbeut. Meskipun terdapat basis bukti kuat terhadap implementasi BCT, sayangnya metode ini jarang digunakan dalam program rehabilitasi.
BCT bekerja secara langsung untuk meningkatkan kualitas hubungan yang kondusif untuk berhenti dan pulih dari ketergantungan narkotika atau alkohol yang dialami. Pendekatan perilaku mengasumsikan bahwa anggota keluarga dapat mendukung proses abstinensia dan menciptakan situasi kondusif terhadap pasien pengguna narkotika dan alkohol dalam hubungan pernikahan yang lebih bahagia dan kohesif dengan komunikasi yang lebih baik guna meminimalisir resiko kekambuhan.
Langkah tekhnis dalam penerapan metode BCT ini sendiri umumnya, pasien yang memiliki masalah penggunaan narkotika akan mengakses layanan Bersama dengan pasangannya, durasi waktu yang dibutuhkan dalam program rawat jalan biasanya sebanyak 12-20 sesi untuk pasangan selama periode program antara 3-6 bulan. BCT dapat menjadi metode tambahan untuk konseling individu atau dapat juga menjadi satu-satunya metode rehabilitasi yang diterima oleh pasangan.
Jika pasangan menyepakati untuk berpartisipasi bersama dalam proses terapeutik, hal ini dapat meningkatkan potensi pulih secara bersama-sama yang lebih tinggi. Pendekatan layanan rehabilitasi seperti BCT, dapat bermanfaat bagi pasangan dalam pernikahan. Perlu dipahami bahwa menjalankan program pemulihan bukan hal yang mudah namun tidak mustahil. Layanan rehabilitasi dengan karakteristik dan profil pasien yang bervariasi tentunya membutuhkan penanganan yang bervariasi dan sesuai kebutuhan masing-masing pasien juga. Pengembangan layanan rehabilitasi yang menyasar khusus pasangan yang bermasalah dengan gangguan penggunaan narkotika dapat menjadi alternatif solusi bagi pasangan yang berkomitmen tidak hanya untuk pulih dari ketergantungannya namun termasuk di dalamnya saling bertanggung jawab, meningkatkan hubungan kasih saying yang berkualitas, kualitas komunikasi dan faktor lain dalam kehidupan berumah tangga.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka