Cara Terbaik Menghadapi Quarter Life Crisis dan Faktor Penyebabnya - Ashefa Griya Pusaka

Cara Terbaik Menghadapi Quarter Life Crisis dan Faktor Penyebabnya

Menghadapi Quarter Life Crisis
Share on:

Sekarang zaman semakin berkembang, begitu pun istilah baru yang bermunculan. Salah satunya Quarter Life Crisis yang semakin banyak digunakan. Tetapi, masih ada yang belum memahami apa sebenarnya Quarter Life Crisis, Penyebabnya dan Cara Menghadapi Quarter Life Crisis. Simak yuk penjelasan lengkap Quarter Life Crisis. 

Quarter Life Crisis yaitu periode ketika seseorang berusia 18–30 tahun merasa tidak mempunyai arah, khawatir, galau, bingung, dan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang. Sacara umum, kekhawatiran tersebut berkaitan dengan masalah relasi, percintaan, karier, dan kehidupan sosial.

Selain itu, orang yang mengalami Quarter Life Crisis sering mempertanyakan eksistensinya sebagai seorang manusia. Ada juga orang yang merasakan jika dirinya tidak mempunyai tujuan hidup

Penyebab Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis umumnya terjadi saat ada masalah “orang dewasa” muncul pertama kalinya dalam hidup seseorang menginjak dewasa. Ada beberapa keadaan yang memicu terjadinya Quarter Life Crisis, yakni:

  • Mengalami permasalahan di bidang pekerjaan atau finansial
  • Merencanakan karier untuk masa depan
  • Belajar untuk menjalani hidup mandiri pertama kalinya
  • Menjalani hubungan yang romantis dan serius untuk pertama kalinya
  • Mengalami putus cinta sesudah menjalani hubungan yang serius sekian lama
  • Melihat teman sebaya sudah mencapai impiannya lebih dulu
  • Membuat keputusan pribadi untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama

Cara Terbaik Menghadapi Quarter Life Crisis

Saat seseorang mengalami Quarter Life Crisis, sudah menjadi hal wajar. Namun, tidak boleh dianggap remeh. Karena, jika tidak dihadapi dengan bijak, Quarter Life Crisis bisa menyebabkan depresi. Untuk menghadapinya, ada beberapa cara untuk mengatasinya, antara lain:

1. Kenali diri sendiri

Apa yang ingin kamu lakukan, apa kelebihan dan kekuranganmu? Jadikanlah sebagai bahan evaluasi dan motivasi untuk menjalani hidup. Temukan jati dirimu sesungguhnya. Ketika tidak mengetahui mengenai asal-usul diri sendiri, kamu akan menemui banyak kesulitan ketika ingin melakukan sesuatu. Kamu bisa melakukan antisipasi dengan cara mengikuti beberapa tes kepribadian, seperti MyersBriggs atau Enneagram. Tes tersebut, memang tidak mampu mendefinisikan dirimu secara utuh, tetapi mampu memberikan gambaran tentang dirimu.

2. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Ketika melihat update status teman di media sosial yang sedang berlibur, atau karier teman kerja lebih lancar, tak jarang muncul rasa minder. Kamu merasa kehidupan orang lain lebih mudah dibandingkan dirimu. Berpikiran seperti itu sudah menjadi hal yang wajar. Namun, jika dilakukan secara terus menerus akan berdampak buruk pada diri sendiri, misalnya menjadi sulit bersyukur dan menjadi sering mengeluh. Oleh sebab itu, lebih baik berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, supaya hidup menjadi lebih tenang dan tanpa beban.

3. Menganggap sebagai sebuah fase hidup yang normal

Sudah paham mengenai Quarter Life Crisis menjadi hal yang normal, karena selain dirimu ada orang lain yang mengalami fase ini. Anggaplah fase ini memang ada dalam kehidupan dan dialami oleh setiap orang.

Perasaan takut dan bingung yang berlebihan akan menyebabkan semakin terjebak di dalamnya. Justru akan semakin tidak kuasa untuk menemukan langkah dan hanya merasakan kebingungan. 

4. Jangan berdiam diri

Lakukan bermacam kegiatan, jangan hanya berdiam melamun dan merenungi nasib di rumah. Kamu tidak bisa mengubah apapun, jika hanya diam. Cobalah melakukan hobi baru. Aktivitas yang produktif, meningkatkan kemampuan supaya membuat jauh lebih baik. Melakukan bermacam kegiatan, pastinya akan mengalihkan pikiran negatif. Masih ada berbagai kesempatan yang harus diraih dan coba jalani.

Jangan takut gagal, sebab kegagalan merupakan bagian dari proses menuju keberhasilan. 

5. Berbagi dengan orang dekat

Mengalami fase ini, ada berbagai masalah baru yang muncul dan masalah yang berlalu muncul kembali. Hal tersebut membuat kamu merasa kecewa, cemas, takut dan marah. Sehingga, kadang suka menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan keadaan. Jadi, jangan memendam rasa sakit sendirian. Berbagilah dengan orang yang kamu percaya. Berbagi cerita dengan orang lain membuatmu lebih tenang dan tidak merasa sendirian. Orang yang ada di sekitar akan menghibur, menemani dan membantu kamu melewati fase sulit. 

6. Buatlah rencana hidup

Di sela waktu luang, tidak ada salahnya merencanakan masa depan. Ada manfaat yang bisa diperoleh ketika merencanakan masa depan dengan matang. Misalnya dengan melatih kedisiplinan, lebih mengenal diri sendiri, dan membuat lebih fokus dengan tujuan hidup untuk dicapai. Cara tersebut, membuat kita tidak mudah tertekan dengan pencapaian orang lain.

7. Benahi finansial

Walaupun sering memikirkan urusan finansial menjadi hal yang rumit dan membosankan. Tanpa manajemen keuangan yang baik, maka rencana hidupmu menjadi berantakan. Pertanyaannya, seberapa banyak biaya hidup? dan seberapa banyak yang mampu kita gunakan?

Selanjutnya, kamu membuat beberapa penyesuaian. Misalnya, penyesuaian pengeluaran, gaya hidup, atau pekerjaan. Apabila bingung bagaimana harus mulai belajar pengaturan finansial, maka cari tahu bagaimana cara memanajemen keuangan, bertanya pada orang lain yang paham atau telah menerapkannya, mulailah dari membuat daftar pendapatan-pengeluaran per bulan.

8. Lebih banyak memberi

Lebih banyak memberi adalah salah satu cara terbaik yang bisa kamu lakukan ketika menghadapi Quarter Life Crisis (QLC). Kadang, krisis yang dialami disebabkan oleh perasaan yang berada dalam kesempitan finansial, sehingga merasa belum cukup bekerja keras atau bermanfaat.

Untuk mengatasinya, cobalah berbagi dengan orang lain. Berbagi ilmu atau rezeki pada mereka yang membutuhkan. Dengan begitu, membuatmu merasa lebih lapang dada. Selain itu, membuat kami merasa lebih baik. 

Kamu juga akan menyadari, jika ternyata kondisi kamu tidak seburuk yang dibayangkan. Berbagi untuk kebaikan membuatmu merasa mempunyai manfaat di dalam hidup. 

9. Hilangkan toxic relationship

Salah satu paling penting yang menjaga kamu untuk tidak berlama di zona krisis, yaitu memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia feeling connected. Berhubungan dengan orang lain membuatmu merasa lebih bahagia dan mempunyai tujuan. Tetapi, perlu kamu ketahui bahwa tidak semua hubungan harus dijaga, jika hubungan Toxic tidak bisa diselamatkan, lebih baik mundur. Lebih baik mempunyai hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang lain.

10. Percaya pada masa depan

Walaupun hari ini kamu merasa mempunyai hidup yang kurang baik. Maka percayalah, bahwa kamu bisa memperoleh masa depan yang lebih baik. Percayalah, yang kamu lakukan sekarang bisa menentukan masa depan. Sehingga, membuatmu termotivasi melakukan yang terbaik, karena kamu tahu selalu menginginkan kehidupan yang lebih baik. 

Jadi, apakah kamu merasakan Quarter Life Crisis (QLC)? Jika iya, tidak perlu khawatir! Kamu tidak sendiri dan kebanyakan orang bisa melalui dengan baik. Sudah tahu cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mengatur hidup menjadi tertata, kamu bisa merasa lebih baik dan mengurangi rasa panik untuk memasuki tahap pendewasaan. 

Tidak perlu khawatir apabila hidupmu tidak bermakna, buktinya kamu peduli untuk memperbaiki diri. Perlu diingat bahwa orang yang memasuki masa krisis dialah orang yang berpikir. Jadi, ada proses pemikiran disitu. Selama kamu tak membiarkannya tanpa solusi dan berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri.

Jika fase Quarter Life Crisis mengganggu aktivitas sehari-hari, segeralah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater di Ashefa Griya Pusaka. Dengan begitu kamu bisa menemukan cara dan solusi yang terbaik untuk mengatasi permasalahan yang sedang kamu hadapi. 

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top