Anda pasti pernah mendengar obat atau tepatnya narkoba jenis morfin. Ini adalah obat penghilang rasa sakit yang diberikan untuk rasa sakit yang parah, misalnya setelah operasi atau cedera serius. Petidin dan Metadon pun memiliki fungsi hampir sama dengan morfin. Merujuk pada Pasal 6 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, Morfin Petidin Metadon termasuk narkotika golongan II dengan fungsi untuk pengobatan.
Dokter dalam kasus tertentu akan meresepkan narkotika golongan II itu untuk gagal jantung dan perawatan paliatif. Namun perlu diketahui bahwa ketiganya juga merupakan obat kuat yang bisa membuat ketagihan. Cek apa saja efek yang ditimbulkan oleh morfin, petidin dan metadon.
Efek Morfin
Untuk situasi tertentu, morfin adalah obat yang fantastis, pada nyeri akut setelah kecelakaan atau operasi, morfin melakukan tugasnya dengan baik. Bahan baku obatnya adalah opium mentah yang diekstrak dari tanaman poppy. Morfin tersedia dalam berbagai bentuk. Ada patch morfin, tablet, tetapi bisa juga diberikan melalui infus atau pompa.
Namun, morfin juga memiliki beberapa kelemahan. Secara khusus morfin bisa membuat ketagihan secara fisik. Pasien sering merasa sangat berbeda setelah mengonsumsi morfin, yang dapat menyebabkan ketergantungan. Ketika obat digunakan dalam waktu lama, tubuh menjadi terbiasa dengan obat dan kecanduan dapat makin parah. Oleh karena itu dalam penggunaannya harus dikurangi secara bertahap agar tidak menimbulkan gejala putus obat.
Selain itu, efek samping seperti pusing, mual dan mengantuk juga bisa terjadi. Efek tersebut bervariasi dari orang ke orang dan bisa lebih parah untuk beberapa orang daripada yang lain. Sebagian besar efek samping hilang dengan sendirinya setelah beberapa saat. Morfin juga bisa menyebabkan kepekaan rasa sakit ekstra. Itu adalah rasa sakit yang datang tiba-tiba meskipun sudah minum obat. Sensitivitas nyeri sering disebabkan oleh dosis yang salah.
Efek Petidin
Petidin adalah obat yang diaplikasikan dalam menyembuhkan rasa nyeri yang sangat. Obat golongan analgesik opioid tersebut kerap diberikan selama prosedur persalinan. Petidin bersifat lebih tahan lama bila dibanding obat penghilang nyeri yang lain. Petidin aktif dalam sistem saraf dan otak yang akan meredakan rasa nyeri yang tengah dialami. Obat tersebut bisa dikonsumsi dalam bentuk tablet. Namun, dalam prosedur persalinan, obat tersebut umumnya dimasukkan dengan metode suntikan.
Petidin terbatas difungsikan dalam menangani nyeri dalam kategori menengah sampai nyeri yang parah. Ada efek samping yang bisa ditimbulkan dari penggunaan petidin ini diantaranya denyut jantung melambat, pernapasan lemah dan bahkan bisa berhenti ketika tidur, kondisi mengantuk yang parah, seakan mau pingsan, kebingungan dan mood yang terganggu, susah BAB yang parah, dan juga tremor.
Efek Metadon
Di berbagai negara metadon difungsikan untuk obat penghilang rasa sakit setelah operasi atau setelah kemoterapi. Di Negara kita bukan metadon namun petidin dan morfin yang lebih sering dipilih untuk keperluan tersebut. Untuk pengobatan kecanduan heroin, metadon dapat diberikan kepada pengguna. Metadon memiliki sifat lebih stabil dibandingkan heroin. Karena itu Methadone dapat membantu penderita bisa bertahan lebih lama dimana efek mabuknya lebih rendah. Dengan begitu penderita dapat menggunakannya sehari sekali tanpa mengganggu aktivitas rutin.
Dalam terapi metadon untuk menggantikan ketergantungan heroin, pasien akan diberikan dosis awal kurang lebih 15-30 mg/hari kemudian ditambah berangsur-angsur hingga mencapai antara 60-120 mg/hari di tahun pertama pengobatan. Penambahan dosis itu bertujuan agar pasien berada pada dosis nyaman sehingga tak mengalami gejala sakau. Dosis itu yang selanjutnya akan diberikan seterusnya.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka