Apakah kamu sudah memahami jenis narkoba MDMA? Pada umumnya orang lebih mengenal MDMA (methylenedioxy methamphetamine). MDMA adalah nama lain untuk narkotika jenis Ecstacy atau Molly yang terdapat senyawa digunakan untuk obat psikoaktif dengan efek stimulant dan Halusinogen. MDMA salah satu jenis narkoba yang dilarang secara hukum untuk dikonsumsi. Biasanya narkoba jenis ini berbentuk tablet berwarna dengan gambar kartun atau kapsul.
Ekstasi ini sangat populer dikalangan anak muda terutama di klub malam. Karena ekstasi ini bisa menimbulkan efek perasaan suasana hati yang bahagia dan berenergi bagi penggunanya. Oleh sebab itu obat ini mudah sekali membuat seseorang ketagihan. Namun, efek yang dirasakan hanya bersifat sementara, jadi saat euforia berkahir maka bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya. Untuk memahami lebih lanjut MDMA, simak yuk penjelasannya.
Apa itu MDMA?
MDMA merupakan salah satu jenis NAPZA yang mengandung senyawa kimia methylenedioxy–methamphetamine. MDMA adalah narkoba sintetik yang mampu mengubah mood dan persepsi seseorang, misalnya pada tingkat kesadaran pada lingkungan sekitar atau benda.
NAPZA sintetik apabila di konsumsi bisa menimbulkan perasaan yang lebih berenergi, senang, kehangatan emosi, persepsi waktu dan perubahan sensorik. Penggunaan MDMA bisa berbentuk tablet atau kapsul, ada juga dalam bentuk cairan atau bubuk.
MDMA sering disebut dengan nama Molly. Molly adalah singkatan dari molekul, karena berupa bubuk kristal murni MDMA yang dijual dalam bentuk kapsul. MDMA sering di konsumsi bersamaan dengan alkohol atau ganja.
Apa Saja Efek MDMA pada Aktivitas Otak?
Efek MDMA atau ekstasi bisa meningkatkan aktifitas kimia di otak, diantaranya:
- Dopamine
Bisa mengakibatkan pening energi maupun aktivitas, bekerja di system reward dan mempengaruhi perilaku seseorang.
- Neropinefrin
Bisa meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, sehingga seseorang bisa berisiko masalah jantung dan tekanan darah tinggi.
- Serotonin
Bisa mempengaruhi mood, pola tidur, nafsu makan seseorang dan lainnnya. Memicu hormon yang mempengaruhi hasrat keintiman dan rasa akrab. Karena melepaskan seroto dengan jumlah banyak bisa menyebabkan perasaan mood meningkat, akrab dan empatik.
Apa saja Efek Samping MDMA pada Tubuh?
Dari awal pemakaian hingga seseorang mengalami ketergantungan ekstasi, obat terlarang ini dapat memberikan efek samping bagi kesehatan fisik dan mental, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Sejak awal penggunaan MDMA sampai seseorang menjadi ketergantungan, bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik maupun mental. Entah itu dikonsumsi dalam waktu sementara atau waktu lama. Efek MDMA yang akan dirasakan pada tubuh yakni pandangan kabur, kram otot dan sendi, detak jantung meningkat, sakit kepala, mual, gigi menggertak, kedinginan dan berkeringat.
Dalam waktu beberapa jam setelah mengonsumsi MDMA, pengguna akan merasakan sulit berkonsentrasi dan mengamati gerakannya. Oleh karena itu orang yang sedang terpengaruh MDMA berpotensi lebih besar mengalami kecelakaan ketika berkendara.
Kemudian dalam waktu seminggu pertama setelah penggunaan MDMA dengan jumlah yang sedang, maka pengguna akan merasa efek seperti impulsif, iritabilitas, gangguan tidur, depresi, agresif, kecemasan, sulit konsentrasi, menurunnya nafsu makan dan lainnya.
Sementara itu dampak buruk untuk kesehatan jika menggunakan MDMA dengan dosis tinggi (Overdosis) bisa mengganggu kemampuan tubuh dalam mengatur suhu tubuh. Sehingga mengakibatkan peningkatan suhu tubu degan cepat, sehingga muncul penyakit gagal liver, ginjal, jantung hingga kamatian.
Bagaimana Efek MDMA Subakut?
Mengonsumsi obat MDMA biasanya mempunyai plak yang khas, yakni periode terus-menerus mengonsumsi MDMA, kemudian dengan periode tanpa mengonsumsi MDMA sama sekali, selanjutnya berulangkali. Mengonsumsi narkoba MDMA kelamaan kaab menimbulkan efek pada jantung dan Aritmia
Sementara itu pada saat pengguna tidak mengonsumsi MDMA sama sekali bisa merasakan efek depresi, gangguan ingatan dan konsentrasi, mudah tersinggung dan kecemasan yang berlebihan.
Apakah MDMA Menyebabkan Efek Ketergantungan?
Beberapa orang yang menggunakan MDMA merasakan adanya tanda-tanda adiksi yang disertai dengan gejala putus obat yakni merasa lelah, hilang nafsu makan, kurang fokus, dan depresi.
Lalu, apakah ada cara untuk mengatasi ketergantungan MDMA? Untuk saat ini belum ada terapi yang khusu bagi penderita ketergantungan MDMA, tetapi bisa dilakukan dengan cara terapi perilaku. Terapi perilaku ini masih dalam penelitian ilmiah untuk mengetahui sebagai pilihan dalam terapi ketergantungan MDMA.
Efek Putus Obat MDMA
Saat seseorang menggunakan MDMA dalam waktu lama. Maka pengguna pasti membutuhkan dosis dengan jumlah yang banyak atau tinggi. Hal ini bermaksud untuk mencapai rasa bahagia yang sesuai dengan keinginannya. Jika dosis tak tercapai, dengan cara mencoba untuk berhenti secara tiba-tiba, maka akan mengalami putus obat.
Gejala putus obat yang terjadi pada pengguna akan merasakan keluhan gelisah, sulit tidur, bingung, lelah hingga depresi. Keluhan inilah yang membuat pengguna ingin terus mengonsumsi MDMA hingga berakhir dengan overdosis.
Sementara itu, jika pengguna MDMA tidak menyadari bhawa dirinya sedang hamil dan masih tetap mengonsumsi MDMA maka bisa membahayakan janin. Efek yang akan timbul pada janin seperti mengalami cacat lahir, lahir prematur bahkan keguguran.
Demikianlah ulasan mengenai jenis narkoba MDMA, mdma sendiri adalah nama lain untuk narkotika jenis ekstasi. Semoga ulasan tersebut semakin membantu kamu untuk tidak mengonsumsi narkoba jenis ini. Berpikir ulang untuk mengonsumsinya. Mengingat banyak sekali efek samping yang di timbulkan bagi kesehatan tubuh, baik fisik maupun psikis. Lebih baik tidak mencobanya.
Apabila kamu sudah terlanjur mengonsumsi MDMA, lebih baik melakukan konsultasi dengan dokter untuk menjalankan rehabilitasi narkoba. Kamu bisa melakukan rehabilitasi narkoba di Ashefa Griya Pusaka. Sebab di Ashefa Griya Pusaka, pelayanannya ramah dan fasilitas lengkap. Bisa melakukan konsultasi, rawat inap, medis dan masih banyak lainnya.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka