Apa Itu Delusi? Berikut Penjelasannya - Ashefa Griya Pusaka

Apa Itu Delusi? Berikut Penjelasannya

Apa Itu Delusi
Share on:

Apa Itu Delusi? Delusi adalah keadaan yang mana pengidap tak bisa membedakan kejadian nyata dengan yang hanya khayalan. Penderita delusi acapkali meyakini hal yang dirasakan, dilihat, atau didengar memang betul-betul terjadi. Ia pun akan meyakinkan orang lain jika hal yang dirasakannya itu merupakan kenyataan

Apa Itu Delusi?

Delusi kerap pula dinamakan waham. Jadi waham itu ada beberapa tipe mulai dari waham paranoid, waham kebesaran, waham bizzare dan erotomania. Pengertian waham yaitu pendapat yang salah dari seseorang tentang sesuatu. Kesalahpahaman, kesimpulan yang salah, atau inkonsistensi logis semuanya adalah delusi

Baca juga: Perbedaan Ilusi, Delusi, dan Halusinasi

Gangguan mental dengan gejala delusi diantaranya skizofrenia, psikosis, gangguan kepribadian, demensia dan bipolar. Adakalanya delusi pun terjadi pada penderita depresi atau Parkinson. Seseorang yang telah menjalani sebagian besar hidupnya dengan keyakinan yang kuat jarang bisa mengubahnya, bahkan menyadari bahwa mereka salah.

Baca juga: Jenis Gangguan Delusi & Ketahui Cara Mengatasinya

Delusi bukanlah kawan terbaik, dan penderita harus menyingkirkannya. Kurangnya informasi yang benar tentang masalah apa pun adalah khayalan. Karena kurangnya informasi yang dapat diandalkan, seseorang dapat menipu orang lain dan terlibat dalam penipuan diri sendiri. Tapi, ini tidak selalu dilakukan dengan niat jahat.

Belum dimengerti dengan jelas apa yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan delusi. Akan tetapi, ada sejumlah hal yang mencetuskan munculnya gejala delusi diantaranya faktor genetika atau keturunan, faktor biologis (masalah di bagian lobus frontal yaitu area otak yang digunakan berpikir maupun di lobus parietal yaitu area otak yang bertugas mengelola persepsi, lingkungan, serta kejiwaan. Stres, konsumsi narkoba, ataupun minuman keras berlebihan pun bisa mengakibatkan delusi. Pasien skizofrenia, parkinson, demensia, stroke, maupun kelainan kromosom pun bisa memicu gejala delusi.

Baca juga: Penyebab Delusi & Cara Pengobatannya

Gejala-Gejala Delusi

Delusi umumnya diindikasikan ketika penderita gampang menjadi marah serta ketakstabilan emosi. Gejala tersebut umumnya bisa terjadi hingga berbulan-bulan datang dan pergi. Delusi pun umumnya diikuti gejala halusinasi. Pengidap delusi cenderung memikirkan hal yang tak sesuai fakta. Ada berbagai hal dirasakan pengidap delusi, diantaranya:

  • Erotomania : meyakini jika orang lain tertarik dengannya. Orang yang dicintai seringnya termasuk tokoh terkenal misalnya artis. Pengidap delusi umumnya mengalami obsesi yang membuatnya selalu menguntit tokoh itu dan juga berusaha berkomunikasi langsung.
  • Grandiose : menganggap ia punya kekuasaan, kecerdasan, maupun kepercayaan yang tinggi. Pengidap pun mengira dirinya punya talenta hebat dalam melakukan hal penting. Pengidap delusi pun berkeyakinan dimana ia menguasai keahlian khusus dan bisa menjadi publik figur yang terkenal.
  • Jealous : pengidap delusi menganggap jika pasangannya tak setia, namun ia tak punya bukti untuk itu.
  • Persecutory : menganggap jika ia diperlakukan tak adil. Pengidap delusi pun merasa terancam, selalu diawasi dan yakin jika seseorang akan melakukan perbuatan jahat atau ingin mencelakai.
  • Somatic : menganggap jika ia punya cacat atau mengidap penyakit tertentu.
  • Mixed : adalah ketika pengidap delusi merasakan dua atau lebih gejala delusi dalam waktu bersamaan.

Penanganan Gangguan Delusi

Orang dengan delusi dapat diobati dengan menjalani terapi mental, misalnya terapi perilaku kognitif maupun terapi keluarga. Di samping itu, delusi pun bisa dirawat dengan memberikan berbagai jenis obat golongan antipsikotik.

Baca juga: Cara Mengatasi Orang yang Mengalami Gangguan Delusi

Terapi mental dijalankan demi meredakan stres sekaligus memfasilitasi penderita agar bisa melakukan interaksi dengan keluarga atau masyarakat sekitar. Sementara obat-obatan antipsikotik diberikan dengan tujuan menurunkan produksi hormon dopamin dan serotonin yang bisa memicu depresi.

Demikian penjelasan tentang apa itu delusi yang dapat anda ketahui. Kenali gejala delusi dan segera atasi, gunakan obat atau konsultasi ke dokter jika diperlukan.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top