Pernahkah kamu mengalami ilusi, delusi, dan halusinasi? Ketiganya memang nampak serupa namun sebenarnya tak sama. Terkadang orang salah membedakan antara ilusi, delusi dan halusinasi. Padahal ketiganya berbeda. Tetapi, masalah gangguan ini baisannya dialami oh penderita gangguan jiwa terutama pada orang yang mengalami skizofrenia atau gangguan psikotik.
Ilusi, delusi, dan halusinasi adalah istilah yang bersangkutan dengan kesehatan mental. Penderita gangguan jiwa akan mengaku keadaan tersebut sulit membedakan hal yang nyata dan tidak. Lalu apa saja perbedaan Ilusi, delusi, dan halusinasi? Simak yuk penjelasannya.
Mengenal Ilusi, Delusi, dan Halusinasi
Mungkin ada yang sulit membedakan antara ilusi, delusi dan halusinasi. Padahal ketiganya terdapat perbedaan yang mendasar. Simak dulu yuk apa itu ilusi, delusi dan halusinasi.
Apa itu ilusi?
Ilusi adalah keadaan saat rangsangan yang diperoleh dari salah atau pancaindra yang disalah artikan, sehingga tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Gangguan ini bisa dialami oleh orang yang sehat, namun sering terjadi pada penderita skizofrenia.
Contoh orang yang mengalami ilusi. Seperti mengalami penglihatan yang tampak nyata, misalnya merasa melihat hewan yang berjalan didepannya, padahal yang sebenarnya yang lewat adalah orang dengan speda motornya. Orang yang mengalami gangguan ini bisa melihat benda dengan ukuran lebih besar atau kecil daripada ukuran yang nyatanya.
Sementara pada pendengaran, seseorang mengalami ilusi mampu mendengar suara orang berlari, tapi sebenarnya hanya orang berjalan. Misalnya bisa mendengar suara menangis saat itu, padahal itu hanya suara dari desiran angin atau orang yang berbicara.
Apa itu delusi?
Delusi adalah gejala pada seseorang yang mengalami gangguan mental seperti, skizofrenia, psikosis, gangguan kepribadian,bipolar dan dimensi. Tetapi, delusi juga bisa dialami oleh orang yang sedang depresi atau Parkinson. Delusi yaitu kondisi seseorang yang tidak mampu membedakan hal yang nyata dan tidak.
Seseorang yang terkena gangguan delusi akan menganggap apa yang dirasakan, dilihat, dan didengar benar terjadi dan menyakinkan orang bahwa itu adalah hal yang benar atau sesuai fakta. Delusi juga disebut dengan nama lain yaitu Waham, seperti waham paranoid, kebesaran, bizzare, dan Erotomania. Salah satu contoh pada delusi paranoid yaitu saat seseorang merasa ada orang yang membenci atau menyakiti mereka padahal kenyataannya tidak ada.
Apa itu halusinasi?
Halusinasi adalah gangguan persepsi yang bisa membuat seseorang bisa melihat, mendengar, mencium, dan merasa sesuatu yang tak ada sebenernya. Tak seperai pads gangguan ilusi yang terjadi karena kesalahan karena pancaindra, sedangkan pada halusinasi terjadi karena pikiran seseorang tanpa ada sumber yang nyata. Misalnya saat penderita melihat objek atau mendengar suatu hal namun kenyataannya tidak ada dan tak dilihat oleh orang lain. Contoh lainnya seseorang merasa mendengar bisikan atau orang lain berbicara dengannya namun dirinya hanya sendirian di kamar.
Halusinasi disebabkan adanya gangguan kejiwaan seperti skizofrenia, kepribadian ambang, bipolar dan depresi dengan gejala Psikosis. Selain itu seseorang yang sedang sakit saraf dan otak juga bisa mengalami halusinasi.
Menurut dr. Yuliana Ratna Wati SpKJ, delusi merupakan gangguan meyakini suatu hal yang tak sesuai realita atau kenyataan, sifat delusi meyakini dan tak bisa dibantah, patahkan atau dikoreksi dengan cara apapun. Bahkan dijelaskan dengan data secara objektif bagaimana pun tak bisa merubah keyakinannya. Sementara pada halusinasi itu berkaitan dengan gangguan persepsi pancaindra. Orang yang mengalami halusinasi bisa mendengar atau melihat sesuatu yang tidak ada. Menurutnya juga kedua gangguan ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan Neurotransmitter pada otak. Orang yang mengalami delusi pasti akan mengalami halusinasi juga.
Faktor Penyebab Ilusi, Delusi dan Halusinasi
Penyebab dari ketiga gangguan mental tersebut belum diketahui secara pasti hingga sekarang. Namun, ada banyak kondisi biologis yang bisa mempengaruhi gangguan, seperti penyalahgunaan obat-obatan, kondisi neurologis, kondisi kesehatan menjadi salah satu penyebab yang kuat. Selain itu. Hipersensitif dan pengaturan dalam ego kuat menjadi pemicu yang juga dalam pembentukan reaksi dan proyeksi. Seseorang yang mengisolasi diri dari lingkungan sosial, iri hati, curiga dan ketidakpercayaan diri yang berlebihan menjadi sulit untuk menoleransi masalah dan penjelasan sehingga membentuk gangguan mental delusi.
Telah dijelaskan seperti diatas bahwa delusi itu melibatkan pancaindra yaitu penglihatan, pendengaran, atau penciuman yang terlihat nyata namun sebenarnya tidak. Hal ini terjadi karena pikiran orang yang mengalami. Ada beberapa penyebab seseorang mengalami halusinasi yakni mabuk karena minum alkohol, narkoba, demam. Epilepsi, dimensia, narcolepsy, penyakit mental skizofrenia dan depresi dan lainya.
Car Penanganan Ilusi, Delusi dan Halusinasi
Gangguan delusi dapat ditangani dengan terapi kejiwaan misal Psikoterapi, terapi perilaku kognitif dan terapi keluarga. Dilakukannya terapi supaya bisa mengurangi stress dan membantu penderita berinteraksi dengan keluarga dan orang lain sekaligus upaya interaksi sosial. Penderita delusi juga bisa ditangani dengan obat seperti obat neuroleptic dan antipsikotik untuk menekan hormon dopamine dan serotonin yang ada di otak dan obat Anti-depresan.
Sementara pada orang yang menderita halusinasi ditangani dnegan memberikan obaat yang mampu memperlambat kinerja otak. Terapi ditangani dengan mencari tahu faktor penyebab untuk mengurangi keparahan halusinasi. Selain itu, melakukan konseling kejiwaan juga dibutuhkan supaya orang yang mengalami halusinasi bisa mengerti dengan baik dengan keadaan yang dialaminya.
Kemudian pada gangguan ilusi terdeteksi sebagai bagian dari gangguan jiwa. Maka cara untuk menangani dengan meminta bantuan tenaga medis yang profesional. Selanjutnya diberi obat-obatan untuk mengatasi masalah mental tersebut.
Sekarang kamu sudah tahu kan apa perbedaan dari ilusi, delusi dan halusinasi? Jadi jangan sampai keliru lagi dengan ketiga istilah tersebut. Apabila kamu merasakan ilusi namu tidak merasakan gejala yang terjadi maka tidak perlu khawatir. Jika muncul bersamaan dengan delusi dan halusinasi sebaiknya segera periksa kedokter.
Jika mengalami gangguan itu secara berulang makan konsultasikan pada Psikiater atau osikk. Sehingga dokter bisa mengetahui penyebab gangguan mental tersebut dan memberi penanganan yang tepat seperti psikoterapi atau obat-obatan.
Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan Ilusi, delusi dan halusinasi. Apabila kamu merasakan gejala seperti yang dijelaskan maka segeralah periksakan ke dokter atau pelayanan kesehatan. Apabila ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter yang ahlinya kamu bisa menghubungi pusat rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka. Kamu akan mendapatkan penanganan yang tepat, aman, nyaman dan tenaga yang profesional.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka