Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan delusi. Mulai dari faktor genetik hingga penyalahgunaan obat terlarang seperti narkoba.
Delusi merupakan sebutan lain dari gangguan paranoid. Jadi saat seseorang menyebutkan istilah paranoid, sama seperti dengan kelainan delusional. Penyakit ini yaitu jenis gangguan jiwa serius disebut dengan nama Psikosis.
Seseorang yang mengalami gangguan Psikosis tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi pada bayangannya. Penderita hanya punya keyakinan yang tidak bisa goyah pada sesuatu yang tidak benar di kenyataannya. Penderita juga sering kali merasa ditipu, disaingi dan dibenci orang lain, walaupun kenyataannya tak seperti itu.
Sedangkan pada gangguan delusi adalah bentuk salah tafsir pada persepsi seseorang. Mereka yang menderita Delusi akan menafsirkan suatu hal yang tidak sebenarnya atau tidak nyata, terlalu berlebihan.
Seseorang yang menderita delusi biasanya akan sibuk menghadapi khayalan sehingga apa yang dikerjakan akan sulit selesainya. Namun, ada juga orang yang mengalami delusi mampu menjalani hidup yang normal tanpa berprilaku aneh, lepas dari khayalan mereka.
Gangguan mental ini jarang terjadi dibandingkan dengan gangguan kesehatan mental lainnya. Karena, delusi biasanya adalah gejala umum dari penyakit gangguan mental schizophrenia. Gangguan mental delusi lebih besar berisiko pada wanita dibandingkan dengan pria.
Apa saja Jenis Delusi
Delusi terdapat enam jenis dengan ciri yang berbeda antara satu sama lainnya. Adapun jenis delusi dan penjelasannya berikut ini:
Pertama, Erotomanik yaitu seseorang yang mempunyai kelainan merasa sangat dicintai orang lain, biasanya orang yang dianggapnya penting dan terkenal dikalangannya. Seseorang yang mengalami delusi ini, biasanya mendekati objek khayalan dengan cara menguntit atau mengintai.
Kedua, Grandiose merupakan jenis delusi yang dimana seseorang merasa mempunyai kemampuan luar biasa atau lebih dibandingkan dengan orang lain. Dia mempercayai bahwa dirinya telah menemukan sesuatu yang penting dan menjunjung indentitasnya yang berlebihan.
Ketiga. Cemburu adalah jenis delusi yang mempercayai bahwa pasangannya tidak setia pada dirinya. Dia selalu memperoleh khayalan berupa ketidaksetiaan pasangan walaupun sebenarnya itu tidak terjadi.
Keempat, Penindasan yaitu seseorang yang mengalami gangguan mental bahwa dirinya selalu ingin dianiaya atau di mata-matai orang lain. Jenis gangguan ini akan sering melakukan keluhan pada pihak berwajib.
Kelima, Somatik yaitu jenis delusi yang dimana seseorang merasa dirinya mempunyai cacat fisik atau masalah medis lainnya, walaupun sebenarnya tidak pernah terjadi apapun.
Keenam, Campuran yaitu jenis gangguan mental delusi lebih dari satu jenis seperti yang dijelaskan sebelumnya. Entah itu delusi Grandiose dengan cemburu atau lainnya. Ketahui juga perbedaan delusi dan halusinasi
Apa saja Gejala Delusi dan Contohnya?
Orang yang mempunyai delusi pada umumnya mempunyai sikap yang aneh dibandingkan dengan orang normal. Penderita akan mempunyai gejala delusi berupa emosional tak terkontrol atau membuat orang lain kebingungan dengan tingkah lakunya. Adapun gejala dan contoh delusi yang harus diketahui yaitu:
- Sering marah pada seseorang tanpa sebab
- Sering merasa mood yang jelek
- Sering halusinasi seperti merasa, melihat dan mendengar sesuatu yang tidak ada
- Berprilaku aneh karena khayalannya
- Sering berbicara sendiri
Faktor Penyebab Delusi
Seperti pada gangguan psikotik lainnya, gangguan delusional belum diketahui secara pasti penyebabnya. Walaupun begitu ada beberapa faktor penting yang bisa menimbulkan delusi, seperti genetik, biologis, lingkungan. Simak penjelasan berikut ini.
1. Faktor genetik
Faktor genetik berkaitan dengan gangguan delusi. Karena, fakta menemukan bahwa ini merupakan gangguan delusi yang sering terjadi pada individu dengan riwayat pada keluarganya mengalami delusi atau schizophrenia. Apabila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan mental bisa menurunkan pada anaknya, walaupun tidak terjadi pada semua kasus gangguan delusi.
2. Faktor biologis
Gangguan delusi juga kemungkinan terjadi karena adanya kelainan pada fungsi otak. Kelainan fungsi otak bisa menimbulkan persepsi dan berpikiran tidak lazim yang berkaitan dengan gejala delusi.
3. Faktor lingkungan
Gangguan delusi bisa terjadi akibat faktor lingkungan atau psikologis tertentu seperti stress, sering mengonsumsi obat terlarang, alkohol. Risiko yang lebih rentan adalah imigrasi dan orang-orang yang terisolasi.
Cara Pengobatan Delusional
Secara umum ganguan mental delusi dapat diobati dengan menggabungkan metode pengobatan dan Psikoterapi. Untuk metode pengobatan menggunakan obat antipsikotik, cara ini mampu menunjukkan perbaikan parsial untuk gangguan delusi. Ada tiga macam obat antipsikotik berikut penjelasannya:
- Antipsikotik konvensional
Obat yang sering disebut dengan istilah neuroleptic sudah digunakan sejak 1950-an. Obat tersebut bekerja untuk menghalangi reseptor Dopamin di otak. Dopamin yaitu Neurotransmitter yang dipercaya bisa terlibat dalam munculnya Delusi.
- Antipsikotik atipikal
Obat delusi obat yang efektif dan mempunyai efek samping lebih sedikit daripada obat yang lainnya. Obat tersebut bekerja dengan menghalangi reseptor dopamin dan serotonin pada otak. Serotonin adalah Neurotransmitter lainnya yang ada di otak dan diyakini bisa menyebabkan delusi.
- Obat Anti-depresan
Obat lainnya yang di pakai untuk mengatasi delusi yaitu Anti-depresan. Berfungsi untuk mengatasi gejala kecemasan atau Anxiety Disorder dan mood yang buruk bisa berpengaruh pada gangguan delusi.
Penggunaan obat bisa secara maksimal hasilnya bisa bersamaan dengan pengobatan terapi. Psikoterapi bisa membantu penderita delusi untuk mengelola dan mengatasi tekanan pada Delusi. Berikut jenis terapi yang bisa dilakukan oleh gangguan delusi.
- Psikoterapi individu dilaksanakan untuk mengenali secara langsung kondisi penderita delusi dan mencoba memahami pemikiran mendasar yang telah terpengaruh supaya kembali pada sesuatu yang benar dan nyata
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Terapi yang mengajak penderita delusi untuk belajar mengubah pola pikir yang negatif ke positif dan penyesuaian perilaku yang menyebabkan munculnya Delusi.
- Terapi keluarga dilakukan untuk membantu keluarga dalam menangani anggota keluarga yang menderita delusi. Terapi ini dilakukan untuk menunjukkan bagaimana keluarga dapat berkontribusi membantu mengubah anggota keluarga yang menderita delusi. Baca juga bagaimana cara mengatasi delusi.
Nah, itu dia faktor yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami delusi. Jika ada seseorang yang mengalami delusi yang parah dan gejala parah. Sehingga berisiko menyakiti diri sendiri atau orang lain. Disarankan untuk melakukan program pemulihan dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang lebih intens untuk mendapatkan kondisi lebih stabil. Delusi sangat berbahaya jika tak ditangani dengan benar, oleh sebab itu dukungan dari keluarga sangat berharga bagi mereka. Segera konsultasikan m500asalah delusi yang sedang dialami, bisa saja hal ini terkait penyalahgunaan obat terlarang. rehabilitasi narkoba seperti Ashefa Griya Pusaka, sangat penting untuk membantu proses pemulihan Anda.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka