Sabu termasuk jenis narkoba dengan daya rusak yang tinggi. Bentuk sabu yang beredar biasanya adalah serbuk kristal putih, tanpa bau, dan rasanya agak pahit. Umumnya, sabu dikonsumsi dengan dihisap, ditelan maupun diinjeksikan. Mari kenali lebih jauh bahaya sabu ini.
Sabu disebut juga meth, adalah kependekan dari metamfetamin. Sabu memiliki banyak nama julukan seperti Pervitin, Ice, Speed dan banyak alias lain. Banyak cara untuk menggunakannya seperti telah disebutkan di atas. Namun, terlepas dari metode penggunaannya, narkoba ini menyebabkan keinginan yang kuat untuk mengulangi mengkonsumsinya.
Hal yang Dirasakan Setelah Mengonsumsi Sabu
Metamfetamin menciptakan rasa kebahagiaan dan kesejahteraan yang salah, kepercayaan diri, peningkatan aktivitas, dan energi yang tidak habis-habisnya. Efek obat ini biasanya berlangsung dari enam hingga delapan jam, terkadang hingga dua puluh empat jam. Pengalaman pertama menggunakan sabu memang menimbulkan perasaan senang, namun pada saat yang sama, sejak pertama kali digunakan, sabu mulai merusak kehidupan penggunanya.
Baca juga Apakah Bahaya Menghirup Asap Sabu?
Pecandu sabu dapat ditemukan pada usia berapa pun, tetapi paling sering obat ini digunakan oleh anak muda di pesta, rave, dan aktifitas kesenangan lain. Sabu merupakan bahan kimia yang berbahaya dan kuat. Sebagaimana semua narkoba yang lain, sabu adalah racun yang pertama memang bertindak sebagai stimulan namun kemudian mulai menghancurkan tubuh secara sistematis.
Baca juga Proses Metabolisme Sabu di Dalam Tubuh
Merupakan obat yang sangat adiktif, sabu akan membakar semua sumber daya tubuh. Keinginan destruktif hanya dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi dosis yang lebih besar. Ketergantungan pada sabu terjadi sejak pertama kali digunakan. Seseorang hanya dapat mencoba sabu sekali, dan sejak saat itu hidup mereka akan rusak. Dia akan kehilangan segalanya: teman, keluarga, pekerjaan, dan kemungkinan besar mengakhiri hidupnya sebagai gelandangan kurus kering, dengan luka di wajah dan gigi busuk.
Sabu Terbuat dari Apa?
Sabu adalah bahan kimia sintetis (buatan manusia), tidak seperti kokain, yang berasal dari bentuk tanaman. Sabu biasanya diproduksi di laboratorium ilegal dengan mencampur berbagai bentuk amfetamin (obat perangsang lain), atau dengan turunan bahan kimia lain untuk meningkatkan potensinya. Bahayanya bukan hanya dari bahan baku obat itu sendiri, tetapi juga metode pembuatannya. Proses pembuatannya berisiko meledak, sehingga produsen yang berada di bawah pengaruh obat bisa saja mengalami luka bakar parah atau kematian.
Efek Mematikan Sabu
Hal pertama yang menarik perhatian para pengguna sabu adalah penampilannya. Pecandu tersebut akan terlihat jauh lebih tua dari usianya, tubuhnya layu, dengan banyak luka di wajah dan tangan, serta giginya busuk. Penggunaan sabu secara konstan dalam jangka pendek akan mengurangi rasa lapar sehingga berat badan pun akan turun sangat cepat. Efek sabu yang sangat negatif juga termasuk gangguan tidur, hiperaktif, mual, megalomania, peningkatan agresivitas dan lekas marah. Efek serius lainnya mungkin termasuk insomnia, kebingungan, halusinasi, kecemasan, dan paranoia. Dalam beberapa kasus, sabu dapat menyebabkan kejang yang menyebabkan kematian segera.
Baca juga Ini Sebabnya Mengkonsumsi Sabu Dapat Menyebabkan Wanita Hyperseksual
Sedangkan penggunaan sabu dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki seperti : detak jantung yang cepat, tekanan darah tinggi, kerusakan pembuluh darah di otak (yang dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, dan kematian), kerusakan pada hati, ginjal, dan paru-paru.
Pecandu menderita kerusakan otak, kehilangan memori, dan kehilangan kemampuan untuk memahami pikiran abstrak. Orang yang telah berhenti menggunakan sabu dan sedang menjalani rehabilitasi pun cenderung terus mengalami kehilangan ingatan dan perubahan suasana hati yang ekstrem.
Baca juga Apakah Air Kelapa Bisa Menghilangkan Efek Sabu?
Pengobatan Kecanduan Sabu
Pengobatan kecanduan sabu adalah salah satu yang paling sulit, banyak yang mati tanpa bisa ditolong. Tak bisa dengan mengobati dirinya sendiri, pecandu narkoba hanya bisa sembuh bila direhabilitasi. Bentuk perawatannya adalah ditangani pusat rehabilitasi narkoba baik milik pemerintah maupun swasta. Dan yang paling penting, rehabilitasi harus dilakukan secepat mungkin, jangan sampai ditunda-tunda sebab makin tambah hari, pecandu sabu akan makin genting kesehatannya.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka