Narkoba jenis sabu digunakan oleh berbagai kalangan, bahkan dalam keluarga, seorang suami pun tak luput menggunakannya. Pengguna sabu biasanya menunjukkan beberapa ciri khusus yang menandakan bahwa ia adalah pemakai. Para istri tentu harus waspada dengan tingkah laku dan kondisi suami yang tak biasanya. Berikut beberapa ciri suami pemakai sabu.
Baca juga Ciri-ciri Pemakai Sabu: Kondisi Fisik dan Tingkah Laku
Seseorang menggunakan narkoba jenis sabu sebagai cara untuk mendapatkan energi ekstra. Setelah menggunakan zat ini, maka aktivitas pun meningkat, adrenalin benar-benar mengalir deras. Beberapa lainnya menggunakan ledakan energi itu untuk menghadapi ujian, dan yang lain percaya bahwa menurunkan berat badan lebih mudah bila mengkonsumsi sabu. Tetapi segera setelah efek zat itu berakhir. Ingin merasakan sensasi yang sama lagi, pengguna pun mengulangi pengalaman itu yang akhirnya jadilah ia pecandu.
Ciri Orang Menggunakan Sabu
Para istri yang sedang menaruh kecurigaan jika suami mereka menggunakan sabu, berikut gejala umum untuk semua pecandu sabu :
- Pupil lebar yang tidak bereaksi terhadap cahaya terang;
- Keinginan yang tak tertahankan untuk berbicara untuk waktu yang lama dan banyak;
- Penurunan atau kehilangan nafsu makan;
- Gigi menghitam;
- Kurang tidur.
- Mudah panik.
- Kemampuan berfikir dan mengingat menurun drastis dibanding sebelumnya.
Apa Saja Risiko Penggunaan Sabu
Sabu termasuk zat stimulan sintetis yang akan merangsang sistem saraf pusat. Secara tampilan, sabu menyerupai es atau kaca bening, dan berbentuk bubuk putih dengan warna kebiruan atau dalam bentuk kristal yang terlihat seperti pecahan kaca atau garam kasar. Beberapa cara menggunakan sabu : disuntikkan ke pembuluh darah atau otot; dihisap dalam bentuk asap kristal; bubuk dihirup melalui hidung atau ditelan.
Baca juga Berapa Lama Sabu Bertahan di Dalam Tubuh & Cara Mengatasinya
Setiap pilihan penggunaan menimbulkan risiko kesehatan. Bahkan dosis sedikit pun sudah dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang berbahaya dan merusak sistem saraf. Dengan dosis tinggi dan sering, anhedonia pun berkembang. Pengguna menjadi tidak dapat merasakan kesenangan.
Bila diminum, reaksi sabu memiliki efek merugikan pada seluruh tubuh. Pengguna akan bermasalah serius dengan sistem kardiovaskular, gangguan sirkulasi serebral. Perilaku menjadi mudah tersinggung dan agresif, menentang logika, dan gangguan memori. Sabu pun akan menyebabkan keinginan yang tak tertahankan untuk mendapatkan porsi baru lagi. Setiap kali menggunakan, maka dosis sabu pun menjadi lebih banyak dan untuk mengembalikan sensasi yang pernah dialami sebelumnya.
Setelah beberapa hari penggunaan, psikosis pun berkembang, dalam manifestasi eksternal yang menyerupai eksaserbasi skizofrenia paranoid. Pada saat yang sama, pecandu pun mulai banyak bicara dan hiperaktif. Pecandu bereaksi terhadap suara keras dan cahaya terang. Pecandu pun terlihat mengalami ketakutan yang terus-menerus, juga berhalusinasi.
Ada juga efek samping lain dari penggunaan sabu yang sama bahayanya. Saat menggunakan sabu dengan disuntik, ada risiko tinggi tertular penyakit menular seperti hepatitis atau HIV. Nanah pun bisa muncul di bagian tubuh yang disuntik. Ketika sabu diminum maka akan terjadi kondisi rongga mulut yang membusuk hingga kehilangan gigi. Pada penggunaan sabu yang dihirup, jaringan saraf nasofaring pun berisiko mati, dan saluran pernapasan juga akan terpengaruh.
Sabu adalah obat yang sangat adiktif. Penggunaan jangka panjang menghancurkan septum hidung, hati, ginjal dan paru-paru. Organ tubuh itu pun tak bisa berfungsi secara normal. Kerusakan otak menjadi terlihat secara visual. Dinding pembuluh darah menjadi lebih tipis dan robek, akibatnya sebagian besar pecandu, bahkan yang sangat muda, meninggal karena stroke dan serangan jantung. Jika kecanduan tidak dihentikan, akibat penggunaan sabu dijamin akan berakibat fatal.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka