Histrionic Personality Disorder: Gejala dan Penyebab - Ashefa Griya Pusaka

Histrionic Personality Disorder: Gejala dan Penyebab

Histrionic Personality Disorder
Share on:

Setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda dalam hubungannya dengan orang lain. Ada yang cuek dan ada juga yang selalu ingin menjadi pusat perhatian orang lain. Jika sangat parah dan sulit untuk mengontrol dirinya, maka dirinya menderita Histrionic Personality Disorder atau HPD. 

Orang yang suka mencari perhatian orang lain dan ingin menjadi pusat perhatian, biasanya kurang disukai oleh orang lain karena dianggap terlalu dramatis dan suka manipulatif. Oleh sebab itu, perlu diketahui mengenai gejala yang sering terjadi dan apa saja penyebab dari HPD.

Apa itu Histrionic Personality Disorder?

Histrionic Personality Disorder atau HPD merupakan suatu gangguan kepribadian yang menyebabkan seseorang selalu ingin menjadi pusat perhatian dan selalu mencari perhatian orang lain. HPD seringkali terjadi pada remaja dan dewasa awal. 

Biasanya orang yang mengalami HPD sulit untuk mengontrol dirinya, bisa menimbulkan stres dan depresi jika ia tak menjadi pusat perhatian. Hal tersebut bisa menimbulkan konflik dengan hubungannya bersama orang lain dan memiliki risiko penyalahgunaan narkoba

HPD sering dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Namun, laki-laki pun ada yang mengalami hal tersebut. Istilah histrionic ini berarti seseorang sangat mendramatisir atau teatrikal. Orang yang mengalami HPD seringkali tidak menyadari hal tersebut, sehingga orang yang menyadarinya justru orang yang berhubungan dengan dirinya. 

Gejala Histrionic Personality Disorder

  • Selalu ingin menjadi pusat perhatian
  • Selalu mencari kepastian, validasi, afirmasi dan persetujuan
  • Terlalu peka terhadap kritik
  • Merasa kurang dihargai atau tertekan jika tidak menjadi pusat perhatian
  • Egois 
  • Berbicara dan bersikap dramatis
  • Bersikap palsu dan tidak tulus ketika berinteraksi dengan orang lain
  • Mudah tertipu dan dipengaruhi orang lain ketika dikagumi
  • Tidak berpikir sebelum bertindak
  • Menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian
  • Emosi yang tidak stabil
  • Sangat sensitif
  • Mengancam dan mencoba bunuh diri untuk mendapatkan perhatian

Penyebab Histrionic Personality Disorder

1. Pola asuh

Pola asuh anak yang dilakukan oleh orang tua ketika terlalu memanjakan anak, biasanya menyebabkan anak selalu ingin mendapatkan apa yang diinginkan oleh dirinya. Sehingga, salah satunya ketika mendapatkan perhatian dari orang lain. 

Oleh sebab itu, dalam memberikan pola asuh pada anak tidak boleh berlebihan. Secukupnya saja agar tidak menyebabkan Histrionic Personality Disorder. Karena, HPD bisa memengaruhi hubungan anak dengan teman-temannya. 

2. Genetik

Selain itu, penyebab yang kedua bisa juga disebabkan karena genetik atau faktor keturunan dari orang tuanya. Misalnya, ayah atau ibu bahkan kedua orang tuanya menderita HPD, maka hal tersebut bisa meningkatkan risiko pada anaknya untuk menderita hal yang sama.

3. Trauma 

Trauma masa kecil juga bisa menjadi penyebab terjadinya Histrionic Personality Disorder. Misalnya, anak yang pernah mengalami kekerasan verbal, fisik ataupun seksual biasanya menjadi penyebab anak ingin menjadi pusat perhatian orang lain. 

Selain itu, memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap lingkungan juga menjadi penyebab terjadinya Histrionic Personality Disorder. Oleh sebab itu, masa kecil merupakan masa emas untuk memberikan pengawasan dan pengasuhan terbaik untuk anak memiliki tumbuh kembang yang baik. 

Kesimpulan

Histrionic Personality Disorder adalah suatu gangguan kepribadian yang menyebabkan seseorang selalu ingin menjadi pusat perhatian dan selalu mencari perhatian orang lain. HPD seringkali terjadi pada remaja dan dewasa awal.

Selain itu, juga HPD sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Gejala yang sering terjadi seperti selalu ingin mencari perhatian orang lain, egois, dramatis dan bersikap tidak tulus dan terlihat palsu ketika berinteraksi dengan orang lain. 

Hal tersebut biasanya disebabkan karena faktor keturunan, trauma masa kecil dan juga pola asuh yang diberikan oleh orang tuanya seperti terlalu memanjakan anak, sehingga anak selalu ingin mendapatkan apapun yang diinginkannya.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top