Apa itu Masokis? Masokis adalah kelainan pada seseorang, dimana orang tersebut merasa lebih bergairah apabila dirinya di sakiti atau direndahkan oleh pasangan.
Istilah Masokis sudah sering digunakan dalam berbagai perbincangan. Terkadang, istilah Masokis sebagai topik yang hebat, padahal sebenarnya bukan seperti itu. Ada beberapa orang yang tidak paham mengenai definisi Masokis.
Sehingga, orang menggunakan istilah tersebut agar terlihat keren.Pada kenyataannya istilah Masokis salah satu bentuk penyimpangan seksual, hingga berisiko kematian pada pasangan. Lalu. Apa itu Masokis? Bagaimana gejala dan penyebab Masokis? Langsung saja yuk, simak penjelasan berikut ini.
Apa Itu Masokis?
Istilah “Masokis” berasal dari nama penulis berkebangsaan Austria pada abad ke-19, yaitu Leopold von Sacher-Masoch. Dalam novel yang ditulisnya, banyak menceritakan karakter yang mempunyai obsesi pada kombinasi antara kegiatan seks dengan rasa sakit.
Masokis adalah kelainan pada seseorang yang dimana merasa bergairah apabila dirinya disakiti atau direndahkan (secara lisan) oleh pasangannya. Dalam arti luas, Masokis mengarah pada pengalaman menerima kenikmatan atau kepuasan dari penderitaan yang sangat sakit.
Masokis tergolong pada bagian parafilia, kelainan yang berhubungan dengan dorongan, perilaku dan keinginan untuk membangkitkan gairah seksual yang kuat lewat perilaku seks menyimpang.
Kelainan seksual sering dikaitkan dengan perilaku sadisme. Karena, pelaku akan melakukan hal sadis selama berhubungan seksual untuk memperoleh kepuasan seksual, secara timbal balik. Pelaku sadisme akan memperoleh kepuasan gairah seksual lewat upaya menyakiti pasangan, sementara pasangannya akan merasa puas sesudah dirinya disakiti maupun direndahkan (secara lisan).
Perilaku menyimpang ini bisa menimbulkan kematian. Berbagai aktivitas masokisme yang paling berbahaya, yaitu hipoksifilia. Aktivitas ini akan terangsang secara seksual dengan kurangnya mengonsumsi oksigen. Misalnya, menggunakan kantong plastik, jerat tali hingga bahan kimia yang bisa menekan dada, sehingga pernapasan akan terganggu hingga kematian
Pelaku Masokis menyukai hal yang menyakitkan untuk mendapatkan kepuasan seksual, maka dirinya akan melakukan sesuatu yang jarang orang lakukan. Seperti, menyakiti diri sendiri, mengikat saat berfantasi.
Masokis disebut sebagai kelainan seksual yang terjadi pada masa kanak-kanak hingga remaja dan biasanya dialami oleh perempuan. Ciri khas dari perilaku menyimpang tersebut, lebih suka menyakiti dirinya sendiri.
Masokisme terbagi menjadi dua yaitu Masokis moril dan Masokis Eros. Masokis moril mengarah pada seseorang yang mempunyai kenikmatan bawah sadar saat ada orang yang menyakiti perasaannya. Saat tersakiti perasaannya dirinya tentu akan menangis dan sedih. Namun, kesedihan tersebut membuatnya merasa senang. Sedangkan, Masokis Eros berkaitan dengan bersifat fisik dan tidak dalam aktivitas seksual saja.
Gejala Adanya Masokis
Dikutip dari doktersehat, penderita Masokis akan menimbulkan beberapa gejala, seperti:
- Mempunyai fantasi seksual yang intens dan berulang biasanya 6 bulan. Seperti tindakan dipukuli, diikat, dihina (secara lisan), atau dibuat menderita sekali.
- Mempunyai kelainan seksual yang signifikan, sehingga menimbulkan masalah di berbagai bidang kehidupan baik sosial hingga pekerjaan.
Hal-Hal yang Menyebabkan Adanya Masokis
Belum ada teori yang mendasari tentang hal apa yang menyebabkan adanya Masokis dalam diri seseorang. Tetapi, ada beberapa teori “berusaha” menjelaskan bahwa aktivitas Masokis tergolong parafilia seksual. Berikut hal yang menyebabkan adanya Masokis.
1. Trauma
Trauma yang dirasakan oleh seseorang, terutama saat masa kecil yang mungkin membekas hingga dewasa. Menurut psikoanalisis, trauma masa anak-anak terutama karena pelecehan seksual, akan memicu adanya Masokis saat dirinya dewasa.
Seiring berjalannya waktu, pengalaman menyakitkan itu cenderung menjadikannya penyimpangan seksual. Sehingga, ia begitu menikmati kesakitan dari trauma yang dialaminya.
2. Faktor lingkungan
Kelainan seksual bisa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Karena lingkungan sekitar memengaruhi bagaimana pola pikir, perilaku, gaya hidup hingga kebiasaan seksual dalam dirinya. Faktor lingkungan yang paling erat yaitu keluarga. Terutama yang sering melakukan kekerasan, maka bisa menjadikannya sebagai sosok Masokis.
3. Kekerasan seksual
Lingkungan sekitar yang sering melakukan kekerasan padanya, bisa menjadikan pengidap Masokis. Kekerasan tak hanya mengenai kekerasan fisik saja, tetapi kekerasan seksual juga. Walaupun hal tersebut belum jelas. Pengalaman buruk atau trauma yang diakibatkan karena kekerasan seksual bisa menjadikannya seorang Masokis.
4. Pelarian
Dikutip dari doktersehat, ada teori yang menjelaskan bahwa perilaku sadomasokistik atau akitivitas seksual yang suka menyiksa pasangannya, yaitu bentuk pelarian. Lewat fantasi seksual, pengidap Masokis akan merasakan hal baru dari sebelumnya.
5. Fantasi seksual
Perilaku menyimpang ini bermula karena adanya fantasi seksual yang terlarang, sehingga gairah lebih kuat saat “ditekan”. Jadi, saat berhubungan dirinya akan merasa lebih terangsang dalam kondisi tertekan.
Pengobatan Bagi Pelaku Masokis
Seseorang yang mempunyai perilaku Masokis, jarang sekali meminta bantuan pada pihak profesional. Perilaku menyimpang ini bisa diobati dengan psikoterapi dan obat-obatan. Berikut penjelasannya.
1. Psikoterapi
Dalam mengobati penderita masokisme dengan cara psikoterapi, bertujuan untuk mengungkapkan dan mengatasi apa penyebab dari perilaku tersebut. Pada umumnya, bisa berupa terapi kognitif yang meliputi perbaikan gangguan pola pikir hingga latihan empati. Hal tersebut dilakukan untuk membantu penderita Masokis bisa mengambil sudut pandang dari para korbannya dan memahami potensi bahaya yang bisa terjadi.
2. Obat-obatan
Obat yang biasa digunakan yaitu obat penurun kadar testosteron berfungsi dalam mengurangi frekuensi ereksi. Kemudian, obat antidepresan yang berfungsi untuk mengurangi gairah seksual. Obat tersebut bisa diperoleh melalui resep dokter.
Masokis Menjadi Kelainan Seksual yang Mengancam Nyawa
Perilaku menyimpang ini, apabila dilihat dari segi kejiwaan sangat berbahaya hingga bisa mengancam nyawa, entah itu untuk diri sendiri maupun pasangan seksualnya. Perilaku Masokis sering mewujudkan fantasi seksual dengan cara melukai diri sendiri.
Terkadang ada yang menyayat kulit atau membakar dirinya sendiri demi memperoleh kepuasan. Penderita Masokis menyadari bahwa fantasi seksual hanya berlaku dalam upaya bermain peran saja. Tetapi, tak jarang kekerasan tersebut semakin naik level hingga tahap asfiksiasi auteorotik.
Asfiksiasi auteorotik adalah subtipe dari masokisme seksual, penderita dengan sengaja membuat dirinya tercekik atau kehabisan nafas. Biasanya, penderita Masokis level asfiksia akan membungkus kepala dengan plastik hingga kehabisan oksigen, melingkari tali tambang ke leher hingga tercekik. Hal tersebut, bisa menyebabkan kekurangan oksigen dalam tubuh hingga sulit bernapas dan meninggal dunia.
Demikianlah informasi mengenai perilaku menyimpang Masokis. Apabila kamu merasa perilaku menyimpang tersebut ada pada dirimu, lebih baik berkonsultasi dengan tenaga profesional.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka