Pernahkah kamu berada dalam situasi menyaksikan kecelakaan lalulintas ? Pastinya hati nurani tak bisa menolak untuk membantu orang tersebut. Namun, pada kenyataannya tidak semua orang akan memberikan pertolongan. Nah, kondisi inilah yang disebut sebagai Bystander effect. Bystander effect yaitu fenomena yang sering terjadi di kehidupan masyarakat. Berikut pembahasan penyebab Bystander Effect dan tps menghadapi Bystander Effect.
Apa itu Bystander Effect?
Bystander effect yaitu fenomena yang terjadi dalam psikologi sosial saat seseorang membutuhkan pertolongan, namun orang di sekelilingnya tidak peduli bahkan tidak membantu. Hal tersebut terjadi, karena orang beranggapan bahwa akan ada orang lain yang menolong korban.
Sebab, orang lain pun memikirkan hal yang sama, sehingga tidak ada orang yang menolong sama sekali. Jadi, peristiwa ini disebut Bystander, karena orang yang berada di sekitar hanya menonton korban meminta tolong dan berharap ada orang lain yang membantunya.
Sementara itu, dilansir dari Jurnal Personality and Social Pyschology, Bystander effect yaitu situasi dimana seseorang tidak mau menolong saat berada dalam keramaian. Seseorang yang membutuhkan bantuan malah terabaikan saat berada di situasi ramai. Karena dipicu oleh faktor ambiguitas, kekompakan tim. Dan kebingungan siapa yang harus bertanggung jawab.
Penyebab Bystander Effect
Fenomena yang terjadi pasti ada faktor penyebabnya. Sama seperti fenomena Bystander effect, tentunya ada beberapa penyebab yang mendasarinya. Dilansir dari buku Social Psychology Eighth Edition 2018, karya Michael dan Graham Vaughan, ada tiga faktor penyebab utama Bystander effect, yaitu ketidaktahuan seseorang harus berbuat apa, Social blunders, dan social influence. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
1. Ketidaktahuan seseorang harus berbuat apa
Kebanyakan orang jika berada di situasi darurat kebingungan harus berbuat apa? Karena, efek dari hasil pengamatan yang ada dalam pemikiran bahwa yang bertanggung jawab menolong dilimpahkan pada orang lain. Karena dalam situasi tersebut banyak orang, berbeda apabila individu dalam kondisi sendirian, respons untuk menolong orang sangat cepat, karena tahu bahwa hanya dirinya yang bisa menolong.
2. Social blunders
Social blunders berhubungan dengan citra diri seseorang. Seseorang tidak mau menolong karena takut salah dan berhubungan dengan citra diri di depan banyak orang. Selain itu, rasa malu membuat orang tersebut memilih untuk tak merespons peristiwa apapun walaupun keadaan darurat.
3. Social influence
Ketika seseorang memilih untuk tidak menolong, maka akan memengaruhi psikologi orang lainnya. Sehingga, orang lain juga ikut tidak menolong dan bereaksi apapun apabila terjadi keadaan darurat. Pengaruh orang lain juga muncul, karena adanya situasi yang saling mengamati satu sama lain.
Tips Menghadapi Fenomena Bystander Effect
Dalam menghadapi fenomena Bystander effect bisa dilakukan dengan mudah, jika ada niatan yang kuat untuk membantu. Nah, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan:
- Menumbuhkan rasa empati dan simpati pada orang lain jika kamu seorang pengamat.
- Menghubungi pihak yang bisa membantu, misalnya ambulance, pertolongan medis atau satpam terdekat.
- Ada keinginan untuk menolong orang tersebut, jika tidak ada yang mau.
- Ikut mengedukasi orang supaya tetap aktif dan melawan rasa apatis saat orang sedang membutuhkan pertolongan.
Bagaimana Apabila Saya Membutuhkan Pertolongan?
Sadar atau tidak sadar bahaya dari fenomena Bystander efek tak hanya mengancam orang lain, tetapi juga pada diri sendiri. Bagaimana situasi ini terjadi pada diri sendiri saat membutuhkan pertolongan? Apa yang harus kamu lakukan agar tak diabaikan oleh orang di sekitar?
Caranya cukup mudah yaitu meminta bantuan secara spesifik pada satu orang yang paling dipercaya mampu membantu kamu, entah itu orang asing sekalipun. Buatlah kontak mata dan mintalah pertolongannya. Meminta pertolongan secara personal pada orang lain akan sulit untuk menolaknya.
Perilaku Bystander Effect di Kota Besar
Bystander effect bisa dirasakan oleh siapa saja, dimana dan kapan saja. Psikologi sosial mengatakan, bahwa seseorang cenderung menolong orang lain lebih besar apabila tidak ada orang lain di sekitarnya. Begitu pun sebaliknya, apabila ada orang banyak di sekeliling cenderung keinginan untuk menolong berkurang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh John M. Darley dan Bibb Latane, apabila terdapat satu orang di lokasi kejadian, kemungkinan besar orang tersebut untuk menolong orang lain sebesar 85%. Karena, hanya dia satu-satunya orang yang mempunyai tanggung jawab untuk menolong. Tidak ada orang lain yang bisa diberi tanggung jawab.
Sebaliknya, apabila ada banyak orang di lokasi kejadian, kemungkinan orang untuk menolong sebesar 31%. Jadi, terlihat jauh berbeda persentasenya. Mayoritas saksi merasakan kecemasan, tatapi aksinya hanya sedikit, bahkan hampir tak ada.
Contoh Kasus Bystander Effect
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) salah satu contoh Bystander effect yang sering kamu temui di lingkungan masyarakat. Misalnya, saat kamu menyaksikan atau mendengar tetangga dianiaya oleh pasangannya, kemudian dia meminta pertolongan pada tetangganya. Tetapi, banyak tetangga tidak melakukan apapun.
Nah, tindakan tersebut tergolong dalam Bystander effect. Alasan terbesar yang sering diungkapkan oleh orang, yaitu tak ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga orang lain. Meskipun tak ada dampak buruk yang terlihat secara kasat mata, Bystander effect bisa memengaruhi nilai moral seseorang pada sesamanya.
Jadi, kesimpulannya bahwa Bystander effect yaitu fenomena dimana seseorang tidak peduli dan menolong orang lain yang membutuhkan. Karena, orang tersebut beranggapan bahwa masih ada banyak orang lain yang ada di kejadian untuk menolong. Kondisi tersebut tidak dibenarkan, jika semua orang mempunyai pemikiran seperti itu. Jadinya, tak ada penolong satu pun pada orang yang membutuhkan pertolongan.
Selain itu, Bystander effect salah satu masalah psikologi yang terjadi pada individu. Sebab, bertentangan dengan konsep empati individu sebagai makhluk sosial. Apabila fenomena ini terus terjadi, maka menyebabkan sikap anti sosial yang tumbuh di masyarakat.
Pastinya, fenomena tersebut tak diinginkan. Karena, sikap anti sosial membuat tatanan dalam kehidupan bermasyarakat menjadi sirna. Kehidupan orang juga cenderung lebih individualitas dan berkuasa atas segala yang berhubungan dengan dirinya. Perlu sekali adanya kesadaran sosial untuk meminimalisir fenomena Bystander effect.
Demikianlah penjelasan mengenai penyebab Bystander effect dan tips menghadapi sikap Bystander effect. Semoga informasi tersebut bermanfaat untuk kamu dan lebih memahami mengenai Bystander effect.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka