Profil Pengguna Narkoba #Chapter2 - Ashefa Griya Pusaka

Profil Pengguna Narkoba #Chapter2

Profil-pengguna-narkoba-2
Share on:

Harapan saya bisa pulih dari penyalahgunaan narkoba, kapan dan apa yang perlu dilakukan untuk membantu program rehabilitasi yang tepat.

Kapan saya bisa pulih?

Saya sangat yakin tidak ada satu orangpun yang bercita-cita menjadi seorang pengguna narkotika, hal ini sejalan dengan keyakinan saya berikutnya bahwa setiap pengguna atau pecandu narkotika pasti memiliki harapan untuk dapat pulih, walaupun mungkin mereka belum memahami cara untuk pulih dari ketergantungannya.

Langkah awal untuk dapat kembali pulih adalah secara sadar memahami, mengenali dan mengakui bahwa dirinya bermasalah. Penyangkalan (denial) adalah mekanisme pertahanan tubuh pertama yang timbul saat ada “serangan” yang memberikan cap buruk dan stigma terhadap perilaku penggunaan narkotika yang dilakukannya. Hal ini bisa menjadi tantangan, karena penolakan adalah respon umum terhadap ide bahwa setiap individu pengguna narkotika telah kehilangan kendali atas penggunaan narkotikanya. Namun demikian, terdapat  beberapa langkah di mana individu dapat menentukan apakah penyalahguna narkoba telah menjadi masalah.

class=wp-image-12035/

Berdasarkan Diagnostik and Statistic Manual (DSM) 5 baca juga tanda kamu membutuhkan rehabilitasi narkoba, yang menguraikan faktor-faktor yang diterapkan untuk mendiagnosis gangguan penggunaan narkoba, meliputi ketidakmampuan untuk mengontrol penggunaannya, frekuensi penggunaannya atau untuk menghentikan penggunaannya secara total.

Menghentikan penyalahgunaan zat bukanlah sebuah proses yang hanya dilakukan sendiri. Adanya sistem pendukung yang dapat dipercaya oleh pengguna narkotika sangat berperan penting dalam proses pemulihan yang akan dijalankan. Beberapa orang mungkin perlu mencari dukungan pribadi yang dapat membantu mereka mempertahankan motivasi diri dalam menjalankan pemulihan. Ini bisa dari anggota keluarga atau teman tepercaya yang diketahui individu.

Jika ia tidak memiliki teman atau keluarga yang dapat mendukung proses untuk pulih, arah lain untuk mencari dukungan adalah menemukan profesional perawatan medis yang dapat mengarahkannya tersebut ke sumber daya untuk pemulihan. Para profesional ini dapat menghubungkan dengan layanan yang dibutuhkan, dan mereka juga dapat memberikan diagnosis gangguan penggunaan zat, termasuk derajat keparahan, serta gangguan yang terjadi bersamaan dengan masalah penggunaan narkotikanya itu sendiri.

Pertanyaan yang sepatutnya ditanyakan kepada setiap pengguna narkotika yang merasa telah bermasalah dengan pola penggunaannya adalah ada ditahapan perubahan yang manakah ia saat itu? Berdasarkan teori Prochaska & Diclemente dalam teori tahapan perubahan pada pengguna narkotika, mereka membagi tahapan perubahan ke dalam lima tahapan, yakni pre contemplation, contemplation, preparation, action dan maintenance.

Setiap tahapan memiliki definisi yang menunjukan kesiapan untuk pulih dari masalah penggunaan narkotika yang ia alami. Pre Contemplation menunjukan bahwa pengguna narkotika atau pecandu cenderung mengabaikan bahwa perilaku mereka memiliki efek negatif pada kehidupan mereka. Keluarga dan teman-teman mereka mungkin mengungkapkan kekhawatirannya, tetapi ia tidak akan mengenali masalahnya. Contemplation yakni dimana pengguna narkotika atau pecandu mulai menyadari bahwa mereka memiliki masalah. Mereka mulai merenungkan kebiasaan mereka dan dampaknya terhadap kehidupan mereka. Preparation yaitu pengguna narkotika atau pecandu mulai mempertimbangkan untuk mengubah perilaku mereka. Mereka menyadari bahwa mereka memiliki masalah dan mereka mengerti bahwa mereka perlu memperbaiki dirinya. Action adalah saat dimana pengguna narkotika atau pecandu membuat perubahan aktif dalam hidup mereka. Mereka menerima kenyataan bahwa kebiasaan mereka merusak seluruh aspek hidup mereka. Mereka juga memutuskan untuk mengambil tindakan untuk melakukan perubahan. Tahap ini meliputi detoksifikasi, rehabilitasi, konseling, pertemuan dukungan kelompok, dan partisipasi aktif dalam upaya terapi dan pengobatan lainnya. Maintenance yaitu tahapan dimana mereka harus mengelola keinginan untuk kembali menggunakan narkotika dan mempertahankan kepulihannya selama sisa hidupnya.

Penjelasan diatas mengindikasikan bahwa jawaban atas pertanyaan kapan saya bisa pulih? Bergantung pada kesiapan diri setiap pengguna atau pecandu narkotika. Tentunya didukung oleh sistem pendukung yang memberikan motivasi terhadap dirinya dan meyakini bahwa proses pemulihan itu bukanlah perkara mudah namun tidak mustahil.

Seperti yang dijelaskan oleh National Institute on Drug Abuse (NIDA) bahwa tidak ada satu pengobatan pun yang efektif untuk semua orang yang mengalami masalah dengan ganggunan penggunaan narkotika. Karena itu, penting untuk memastikan bahwa program perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu ditemukan.

NIDA juga menjelaskan dalam prinsip terapi yang efektif bahwa untuk dapat efektif, terapi dan rehabilitasi tidak harus diikuti secara sukarela, maksudnya pelaksanaan rehabilitasi akibat paksaan atau bujukan dari keluarga, sanksi dari  pekerjaan, dan/atau putusan pengadilan dapat secara signifikan meningkatkan akses terhadap terapi dan rehabilitasi, menurunkan tingkat retensi, dan mencapai keberhasilan akhir dari intervensi yang dilakukan. Namun perlu diingat bahwa prinsip ini tidak serta merta berdiri sendiri tanpa didukung dengan kualitas layanan terapi dan rehabilitasi yang kompeten dan berbasis bukti.

Elemen ketersediaan rehabilitasi berbasis bukti ilmiah adalah elemen yang menunjukkan kemampuan untuk menanggapi realitas masalah gangguan penggunaan narkotika sebagai gangguan otak kronis, dan karena itu menyediakan layanan yang berorientasi pada pendekatan kesehatan. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah, dengan adanya pengakuan bahwa penggunaan narkotika sangat bermasalah bukan berarti yang bersangkutan kehilangan hak untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan dan harapkan untuk dapat pulih. Kebutuhan dasar setiap individu atas aktualisasi diri (eksistensi diri) dalam hal ini didengarkan pendapatnya dan dihargai merupakan kunci bagi sistem pendukung untuk membuka jalan kepada pemulihan.

Bagaimana menyikapi saya?

Ketika Anda tinggal dengan seseorang yang memiliki gangguan penggunaan zat, Anda mungkin terlibat dalam pola perilaku yang tidak sehat seperti masalah ketergantungan terhadap orang yang mengalami masalah ketergantungan narkotika (Codependency). Codependency adalah pola perilaku di mana Anda berusaha untuk memperbaiki orang lain dan tidak dapat menyatakan kebutuhan dan keinginan anda sendiri. Jika anda adalah orang yang menunjukkan perilaku kodependen, anda mungkin menghargai kesetiaan Anda kepada orang lain di atas kebutuhan Anda sendiri, bahkan ketika hal itu berbahaya bagi anda.

Perilaku kodependen dapat menyebabkan orang yang anda sayangi dan pedulikan menggunakan narkotika, memungkinkan mereka untuk melanjutkan penggunaannya tanpa menghadapi konsekuensi dan resikonya. Hal terburuk yang sangat mungkin terjadi bagi orang yang memiliki masalah dengan codependency adalah mengalami permasalahan psikis yang mungkin sama seperti permasalahan psikis yang timbul akibat penggunaan narkotika. Stress, depresi, kecemasan dan merasa bahwa permasalahan penggunaan narkotika yang dialami orang yang kita sayangi adalah tanggung jawab kita sepenuhnya.

Perlu diperhatikan bahwa ketergantungan narkotika adalah penyakit kronis yang bersifat kambuhan yang menyebabkan perubahan signifikan dalam cara kerja  otak dan cara berperilaku. Hal ini ditandai dengan penggunaan narkotika secara kompulsif, meskipun membawa konsekuensi negatif yang signifikan.  Kecanduan berkembang setelah seseorang menggunakan atau menyalahgunakan zat dan kemudian kehilangan kemampuannya untuk mengontrol penggunaannya, yang berdampak negatif pada kehidupan rumah, pekerjaan, sekolah, dan/atau keluarga mereka. Kehilangan kendali ini sering dipicu oleh cara tubuh beradaptasi dengan kebiasaan paparan zat: toleransi dan ketergantungan fisik.

Membantu seseorang yang sedang berupaya untuk pulih dari penggunaan atau ketergantungan narkotika bisa menjadi hal yang cukup membutuhkan perjuangan tersendiri untuk dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pihak diluar diri individu pengguna narkotika tidak memiliki daya untuk mengontrol pola penggunaan narkotikanya, atau kemampuan untuk meminta mereka melakukan apa yang diharapkan (pulih), namun perlu diingat bahwa kita dapat menyampaikan kepedulian atau keprihatinan dan mengajukan penawaran  untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk pulih dari gangguan penggunaan narkotikanya.

Menyediakan informasi terhadap akses ke layanan pengobatan, terapi dan rehabilitasi atau membantu memetakan masalah-masalah dalam dirinya yang timbul selama ia menggunakan narkotika atau memotret kegiatan-kegiatan yang terhambat akibat penggunaan narkotikanya. Penting untuk ditekankan bahwa penilaian derajat keparahan disertai pemeriksaan medis baik secara fisik atau psikis merupakan langkah awal untuk masuk ke dalam pemulihan. Intervensi lanjutan sepatutnya diharmonisasikan dengan kesiapan individu melaksanakan terapi rehabilitasi, situasi tahapan perubahan pada dirinya, serta motivasi untuk melakukan perubahan.

Toleransi dicirikan oleh kebutuhan untuk mengonsumsi lebih banyak zat (dosis yang lebih tinggi atau dengan frekuensi yang lebih besar) untuk tetap merasakan efek yang diinginkan.5 Ketika seorang individu mengekspos tubuh mereka untuk penggunaan zat tertentu secara teratur, tubuh beradaptasi dengan kehadirannya yang konstan. Ketika zat tersebut diambil (atau dosisnya dikurangi secara signifikan) gejala penarikan muncul saat tubuh menyesuaikan kembali untuk tidak memiliki zat itu lagi. Hal ini dapat menyebabkan keinginan yang kuat untuk zat tersebut untuk menghilangkan gejala penarikan yang tidak nyaman atau menyedihkan dan dapat menyebabkan seseorang kembali menggunakan zat.

Sebagaimana telah disampaikan dalam prinsip-prinsip terapi rehabilitasi yang efektif, bahwa terapi rehabilitasi mungkin tidak perlu dilakukan secara sukarela agar efektif, hal ini umumnya terkait erat dengan proses hukum, namun diluar proses hukum ketidaksukarelaan umumnya terjadi saat orang tua/keluarga memutuskan bagi si anak untuk menjalani terapi rehabilitasi. Ketegasan yang dilakukan oleh orangtua/keluarga bukan hal yang salah, akan lebih baik orang tua dapat memberikan penjelasan kondisi perasaan, emosi dirinya dan harapan atas kondisi penggunaan narkotika si anak. Diskusi dua arah bukan hal yang dilarang dalam mencari solusi dari permasalahan penggunaan narkotika. Pelibatan individu pengguna narkotika dalam proses menemukan jalan keluar merupakan bentuk menghargai pendapat, dengan harapan timbul kepercayaan dari individu pengguna narkotika bahwa masih ada lingkungan sosial / keluarga yang memberikan dukungan bagi dirinya untuk pulih.

Hal penting berikutnya setelah pengguna narkotika berada dalam program pemulihan, selain daripada pengguna narkotikanya, pihak terdekat (keluarga / orang tua / saudara / suami / istri) pun memiliki masalah yang sama dan memiliki kewajiban untuk turut berpartisipasi dalam proses program pemulihan yang dijalankan. Perilaku menghakimi / menyalahkan / menyudutkan pengguna narkotika bukan solusi dalam permasalahan ini, penilaian secara objektif sangat diperlukan dalam membangun komunikasi diantara dua pihak.

Program pemulihan umumnya terdiri dari terapi perilaku dan dalam beberapa kasus. gangguan penggunaan zat berdampak pada banyak aspek kehidupan seseorang, termasuk pekerjaan dan hubungan keluarga, hal ini yang menjadi dasar dibutuhkannya layanan program pemulihan dengan pendekatan individual yang komprehensif yang memang dirancang khusus oleh profesional untuk menangani aspek-aspek  tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top