Sorry Syndrome: Pengertian, Tanda dan Penyebabnya - Ashefa Griya Pusaka

Sorry Syndrome: Pengertian, Tanda dan Penyebabnya

Sorry Syndrome
Share on:

Sorry syndrome adalah keadaan seseorang yang terus meminta maaf berlebihan, namun bukan atas kesalahan yang ia perbuat. Bahkan pada hal sepele yang dianggap normal dilakukan. Jika terus dilakukan, hal ini juga bisa berdampak pada rasa rendah diri, sehingga bersikap mengucilkan diri dari semua orang. 

Tanda dari sorry syndrome adalah sering meminta maaf pada hal yang sepele, pada kesalahan orang lain, hal yang tidak bisa dikendalikan bahkan benda mati. Jika sorry syndrome tidak bisa diatasi oleh diri sendiri, maka kondisi ini harus dikonsultasikan dengan psikolog untuk mencari penyebabnya. Ketahui lebih jelas tentang sorry syndrome di artikel ini. 

Pengertian sorry syndrome 

Sorry sydrome adalah kondisi seseorang yang cenderung terus meminta maaf atas hal yang bukan kesalahannya. Banyak yang mengatakan bahwa sorry syndrome berasal dari perasaan tidak enak saat menolak atau melakukan sesuatu. 

Seharusnya meminta maaf dilakukan hanya saat kita melakukan kesalahan pada orang lain, ketika permintaan maaf itu terus diucapkan pada orang lain, maka itu termasuk sorry syndrome.

Seseorang yang mengidap sorry syndrome biasanya kebanyakan wanita dibandingkan laki-laki dan sering dikaitkan dengan kepribadian yang tidak menghargai diri sendiri, sehingga lebih mementingkan kesenangan orang lain. 

Menurut psikolog dari pada terus meminta maaf bukan atas kesalahannya, lebih baik ganti dengan kata terima kasih. 

Tanda-tanda sorry syndrome 

Tanda mengalami sorry syndrome yaitu sering meminta maaf pada sesuatu yang tidak dilakukan, bukan tanggung jawabnya bahkan sebenarnya dilakukan oleh orang lain. Terlalu baik hati dan mempunyai empati sangat tinggi, sehingga tidak ingin melihat orang lain menderita atas kesalahan yang diperbuat. 

Sorry syndrome juga bisa ditandai dengan meminta maaf untuk menghindari konflik dengan seseorang. Hal ini bisa saja menyebabkan konflik tidak selesai.

  1. Meminta maaf pada sesuatu yang tidak dilakukan
  2. Meminta maaf untuk menghindari konflik
  3. Meminta maaf karena tidak nyaman setelah menerima bantuan 
  4. Meminta maaf pada hal kecil dan sepele 
  5. Meminta maaf atas hal yang tidak bisa dikendalikan
  6. Meminta maaf pada benda mati
  7. Meminta maaf saat mencoba bersikap tegas 
  8. Meminta maaf saat berinteraksi dengan tempat, misalnya melewati orang yang duduk 

Penyebab terjadinya sorry syndrome

1. Tidak percaya diri

Penyebab terjadinya sorry syndrome yaitu tidak percaya diri, sehingga ia terus meminta maaf pada orang lain. Mengucilkan diri sendiri dan menilai dirinya melakukan kesalahan.

2. Merasa penyebab terjadinya hal buruk 

Seseorang yang merasa dirinya menjadi penyebab hal buruk, akan menimbulkan sorry syndrome. Pemahaman ini terjadi karena pengalaman masa kecil, sehingga traumanya bisa merampas harga diri. Jika tidak diatasi dengan tepat, maka akan terus merasa tidak pantas dicintai oleh semua orang dan harus disalahkan dalam segala hal.

3. Tidak ingin orang lain merasa buruk

Terus meminta maaf untuk membuat orang lain bahagia, bahkan jika orang lain salah anda yang akan meminta maaf. Bukannya meningkatkan harga diri, anda akan memilih berusaha menyenangkan orang lain. Sikap ini cenderung ingin disukai oleh orang lain.

4. Merasa tidak enakan 

Perasaan tidak enakan pada orang lain akan membuat anda akan terus meminta maaf. Perilaku ini berhubungan dengan perasaan harga diri rendah. Sorry syndrome terjadi ketika anda tidak bisa melihat nilai dalam diri sendiri. 

5. Tidak bisa menilai situasi sosial

Kurangnya kemampuan menilai situasi sosial akan menjadi penyebab terjadinya sorry syndrome karena merasa dirinya salah, padahal bisa saja kesalahan tersebut dilakukan oleh orang lain. 

Kesimpulan

Sorry syndrome merupakan sebuah perilaku dimana seseorang terus meminta maaf padahal tidak melakukan kesalahan apapun pada orang lain. Tanda-tandanya seperti sering meminta maaf pada hal sepele, meminta maaf atas kesalahan orang lain, pada benda mati, meminta maaf saat berusaha tegas, meminta maaf saat berinteraksi dengan tepat dan lainnya.

Penyebabnya bisa terjadi karena tidak percaya diri, merasa menjadi penyebab hal buruk yang terjadi, tidak ingin orang lain merasa buruk, merasa tidak enakan dan sulit menilai situasi sosial.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top