Sementara pemerintah begitu gencar memberantas peredarannya, pengguna narkoba malah semakin mengkhawatirkan jumlahnya. Konsumsi narkoba menimbulkan berbagai efek seperti perasaan selalu bahagia, rileks, percaya diri, dan tak mudah lapar. Namun juga penurunan kesadaran hingga pingsan. Zat atau obat yang menimbulkan efek penurunan kesadaran itu antara lain adalah morfin.
Kategori Efek Narkoba
Sebenarnya efek suatu zat dan seberapa berisiko penggunaannya bergantung pada sejumlah faktor. Faktor dalam suatu obat (obat itu sendiri, dosis dan cara pemberian), faktor dari orang yang memakainya seperti jenis kelamin, berat badan, keadaan psikologis, dan sebagainya. Faktor dalam lingkungan fisik dan sosial pun akan menentukan efek zat tertentu. Karena itu efek narkoba pada tubuh penggunanya dikelompokkan dalam tiga kategori:
- Depresan : memiliki efek menenangkan dan membuat rileks. Narkoba jenis ini akan membuat penggunanya tenang, bahagia dan mengurangi kecemasan. Jika pengguna kebetulan memiliki banyak pikiran, ia akan dapat melupakannya untuk sementara waktu dengan jenis narkoba ini. Efek fisiknya termasuk detak jantung dan pernapasan yang melambat. Otot-otot pengguna akan menjadi rileks dan indra mulai bekerja tak normal. Narkotika jenis ini termasuk alkohol, GHB dan obat tidur.
- Stimulan : memberikan lebih banyak energi dan lebih banyak kewaspadaan. Narkoba jenis ini juga memberikan rasa percaya diri yang lebih kuat pada kebanyakan pengguna. Segala sesuatu di tubuh penggunanya akan bekerja lebih cepat. Detak jantung naik, pernapasan meningkat, tekanan darah naik, otot menegang (yang bahkan bisa menyebabkan kram rahang), dan mendapatkan lebih banyak energi. Satu-satunya hal yang ‘lebih lambat’ adalah kerja pencernaan. Pengguna akan merasa kurang begitu lapar atau malah tak merasa lapar sama sekali. Kokain, amfetamin, ekstasi, juga tembakau dan kopi adalah contoh narkoba jenis stimulan.
- Obat pengubah pikiran (halusinogen): Dunia terlihat berbeda untuk sementara waktu. Penggunaan narkoba jenis ini akan mempengaruhi suasana hati dan persepsi. Efek yang mempengaruhi fisik termasuk detak jantung yang agak cepat dan peningkatan tekanan darah. Narkoba yang mengubah pikiran ini termasuk ekstasi dan ganja. Sementara yang memiliki efek halusinogen meliputi: LSD, jamur ajaib, ketamin, 2C-B dan agen tripping lainnya.
Kategori tersebut pada dasarnya bukanlah pengelompokan yang sangat ketat. Beberapa narkoba bahkan mengakibatkan berbagai efek. Ekstasi, misalnya, merangsang sekaligus mengubah pikiran. Ganja memiliki efek narkotika tetapi memberikan rangsangan fisik ringan dan dapat mengubah pikiran dalam dosis tinggi. Alkohol adalah narkotika, tetapi pada dosis rendah dapat membuat pengguna merasa lebih bugar.
Narkoba dengan Efek Penurunan Kesadaran
Morfin diambil dari kata morpheus yang artinya adalah dewa mimpi. Jenis narkotika ini merupakan alkaloid analgesik yang benar-benar kuat yang diekstrak dari tanaman opium. Senyawa tersebut aktif dalam sistem saraf pusat untuk menghilangkan rasa nyeri. Ada berbagai efek ketika pengguna mengkonsumsi morfin seperti : kesadaran menurun, euforia (kegembiraan berlebih), bingung, keluar keringat, jantung berdebar-debar, gelisah, perubahan mood, mulut kering, kejang lambung, kencing sedikit, gangguan haid dan lemah syahwat dan bahkan bisa memicu pingsan.
Heroin dibuat dengan mengolah morfin yang dibantu dengan berbagai bahan kimia lain. Namun, reaksi yang diakibatkan zat ini malah lebih kuat dibanding morfin. Oleh karena itu senyawa ini begitu mudah mencapai bagian otak penggunanya. Heroin biasanya dikonsumsi dengan cara disuntikkan, namun bisa juga dihisap. Ada berbagai efek yang dihasilkan heroin meliputi : detak nadi melemah, turunnya tekanan darah, otot lemas, menciutnya pupil mata, tak punya percaya diri, menyendiri, suka berbohong dan menipu, sembelit, tidur terus, hidung gatal dan memerah, bicara cadel.
Nah itu dia pembahasan tentang Zat atau Obat yang Menimbulkan Efek Penurunan Kesadaran, antara lain adalah morfin, heroin dan masih banyak zat-zat berbahaya tersebut.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka