Semakin banyak penyakit bermunculan, baik dari dulu hingga sekarang. Salah satunya adalah Hepatitis C. Penyakit ini banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan penyakit hepatitis? Seberapa berbahayanya?
Simak pembahasan kali ini, karena kita akan mempelajari gejala, penyebab, faktor dan cara pencegahan Hepatitis C yang baik dan benar. Hal ini bisa membantu Anda terhindari dari penyakit ini dan hidup lebih sehat dari sebelumnya. Penyakit ini merupakan virus yang menginfeksi organ hati, jika tidak segera ditangani akan menyebabkan infeksi kronis yang serius.
Hepatitis C Adalah?
Hepatitis c merupakan penyakit yang menyerang fungsi hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan bisa mengakibatkan infeksi dan inflamasi pada organ hati. Di awal, tidak ada gejala yang terlihat, karena mirip dengan tanda-tanda penyakit lainnya, misalnya pegal-pegal dan lelah
Anda juga akan merasa tidak ada nafsu makan. Virus. ini bisa mengakibatkan infeksi kronis dan akut.Penderita hepatitis tidak ada gejala disaat proses terjadinya infeksi.15-45% penderita penyakit ini bisa sembuh dan terlepas dari hepatitis tanpa ada penanganan khusus.
Sedangkan 55-85% penderita akan menyimpan virus dalam kurun waktu lama, infeksi akan semakin berkembang menjadi hepatitis kronis, bahkan kemungkinan mengalami Serosis hati. Bagi Penderita hepatitis sekitar 30%, namun prosesnya cukup lama yaitu sekitar 20 tahun setelah menderita hepatitis.
Hubungan Hepatitis C dengan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba biasanya memiliki komunitas antar pengguna. Pemakaian jarum suntik bergantian ini menjadi faktor utama yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit lain salah satunya Hepatitis C, HIV dn AIDS.
Akibat konsumsi narkoba lewat jalur suntik inilah yang menjadi faktor uama terjangkitnya VHC di Amerika dan Eropa. Pemakaian alat suntik yang bergantian ini memang sangat berbahaya selain itu kamu juga mungkin saja mengalami hal-hal yang mengerikan lainnya.
Hepatitis C merupakan penyakit yang lebih berbahaya dari Hepatitis B. Ini merupakan penyebab kematian terbesar yang pernah dilaporkan, Hepatitis C dan VHC memiliki variatif secara genetik.
Bahayanya virus ini menyerang antibody dan merusak resisten terhadap pengobatan.
Gejala Hepatitis C
Penderita umumnya tidak mengalami gejala tertentu, sampai akhirnya fungsi hati benar-benar rusak parah. Artinya, banyak orang yang mengalami infeksi hepatitis namun tidak menyadari dampak buruknya.
Akan tetapi, ketika gejala terjadi justru dipahami sebagai kondisi lain. Hingga pada akhirnya, hepatitis sudah dalam tahap kronis. Untuk itu, perlu dipahami gejala hepatitis c dari awal agar ada penanganan secepatnya sebelum kondisi sudah kronis, diantaranya:
- Kelelahan terus menerus
- Mudah memar hingga berdarah
- Kehilangan nafsu makan
- Kulit dan mata berubah warna menjadi kuning
- Berat badan turun
- Urine berwarna gelap
- Gatal pada kulit
- Kaki bengkak
- Ensefalopati hepatic
- Pembuluh darah terlihat seperti laba-laba yang nampak di kulit
Infeksi hepatitis kronis diawali dengan fase akut. Gejala ini bisa muncul satu saja. sampai tiga bulan setelah terkena virus. Selama dua minggu hingga tiga bulan masih terlihat normal. Seiring berjalannya waktu maka perkembangan hepatitis akan menjadi kronis.
Penyebab Hepatitis C
Penyakit hepatitis C disebabkan oleh virus dengan nama hepatitis C (HCV). Infeksi ini bisa menyebar ketika darah yang sudah terkontaminasi virus memasuki aliran darah orang lain. Virus ini terbagi menjadi beberapa bentuk yang berbeda.
Perbedaan bentuk virus ini disebut sebagai genotype. Terdapat tujuh genotype HCV dengan tipe berbeda dari total 67 subtipe yang sudah teridentifikasi. Sebenarnya ini tidak perlu terlalu dipahami karena pada dasarnya inti hepatitis menyerang fungsi hati. Selain itu, penyalahgunaan narkoba juga seperti heroin atau putau bisa menyebabkan penyakit ini terjadi karena efek samping yang diberikan.
Faktor Resiko
Sebenarnya, semua orang memiliki potensi untuk terkena kode icd 10 hepatitis C. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang bisa meningkatkan resiko terpapar hepatitis, diantaranya apabila seseorang memiliki luka segar dan terbuka yang sudah terpapar oleh darah virus hepatitis.
Selain itu, penggunaan narkoba suntuk juga menjadi faktor resiko terbesar. Berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom, membuat tindik dan tato dengan alat tidak steril, serta faktor keturunan dari orang tua yang terinfeksi hepatitis c.
Penularan
Virus ini berkembang di dalam darah, maka dari itu, sistem penularan hepatitis c bisa terjadi apabila adanya kontak darah dengan penderita. Contohnya, penggunaan jarum suntik bergantian tanpa disterilkan terlebih dahulu, mentato tubuh di tempat yang tidak terpercaya.
Selain itu, saling menggunakan barang pribadi bersama-sama, seperti sikat gigi atau gunting kuku juga akan membawa resiko penularan cukup besar. Terlebih jika berhubungan intim dengan orang yang sudah terinfeksi virus ini, juga akan membuat Anda kemungkinan terinfeksi virus hepatitis semakin besar.
Namun yang perlu diketahui, bahwa penularan hepatitis c tidak bisa melalui Air Susu Ibu (ASI), minuman, makanan atau hanya bersentuhan dengan penderita. Maka dari itu, Anda tidak perlu menghindari orang dengan penyakit hepatitis karena tidak akan tertular jika tidak ada kontak darah.
Diagnosis dan Pengobatan Hepatitis C
Penyakit hepatitis C bisa didiagnosa sejak dini. Semakin cepat deteksi, resiko kerusakan pada fungsi hati akan lebih besar terjadi. Maka dari itu, sangat dianjurkan untuk melakukan tes darah sejak dini agar bisa mendiagnosis hepatitis C.
Sebenarnya, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa ada penanganan tertentu. Sedangkan pengidap hepatitis yang sudah kronis memerlukan penanganan dengan obat-obat antivirus.
Fungsi obat untuk menghentikan perkembangan virus dan mencegah adanya kerusakan hati. Perlu diketahui bahwa saat sudah pulih, maka harus berhati-hati agar tidak akan beresiko mengalami kondisi yang sama.
Perlu diingat bahwa orang yang pernah mengalami penyakit hepatitis C akan jauh beresiko mengidap penyakit hepatitis lainnya, seperti hepatitis A dan B. Sehingga perlu adanya penanganan lebih lanjut dengan dokter, agar resiko tertular hepatitis jenis lain bisa diminimalisir.
Pencegahan Hepatitis C
Apa itu hepatitis C sudah dipahami bahwa penyakit yang menyerang fungsi hati. Apabila tidak segera diatasi maka akan menimbulkan efek kronis. Dari pada mengobati, ada baiknya jika mencegah terjadinya penyakit ini, dengan cara berikut ini.
- Terapkan Pola Makan Sehat
Mengkonsumsi makanan sehat harus tetap dilakukan agar bisa terhindar dari berbagai macam penyakit, tidak hanya hepatitis. Jangan konsumsi makanan yang tidak sehat seperti terlalu banyak gula, garam, gorengan dan makanan berlemak lainnya.
Usahakan selalu mengkonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayuran. Ini sangat penting untuk menjaga fungsi hati agar tetap sehat. Meskipun ada infeksi, setidaknya punya penangkal yang berasal dari vitamin dan mineral, yang terkandung dalam buah dan sayur.
- Stop Berhubungan Seksual dengan Sembarangan
Bagi Anda yang terbiasa berhubungan seksual tanpa kondom, harus merubah kebiasaan tersebut. Gunakan alat pengaman saat berhubungan intim. Namun, ada baiknya jika stop untuk melakukan hubungan seks dengan orang lain yang bukan suami/istri sah.
Berhubungan seksual dengan orang lain yang bukan pasangan sah, selain dosa juga tidak diketahui penyakit bawaan yang dipunyai orang lain. Ini akan jadi pencegahan yang sangat tepat agar terhindar dari penyakit hepatitis.
- Tidak Menggunakan Barang Pribadi dengan Orang Lain
Kebiasaan menggunakan barang pribadi dengan orang lain ada baiknya mulai dihilangkan. Ini akan mencegah terjadinya penularan hepatitis C. Selain itu, menjaga barang pribadi hanya untuk digunakan sendiri juga akan membuat Anda aman dari berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Meskipun Hepatitis C bukan penyakit yang mematikan, namun melakukan pencegahan harus tetap dilakukan. Pasalnya, dalam kondisi sakit akan tetap tidak menyenangkan. Anda harus mengeluarkan biaya dan tidak bisa beraktivitas normal apabila tidak sehat.
Butuh konsultasi penyalahgunaan NAPZA gratis? Silahkan kunjungi Ashefa Griya Pusaka.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka