Kenali Apa Itu Gerd? - Ashefa Griya Pusaka

Kenali Apa Itu Gerd?

Apa Itu Gerd?
Share on:

Pernahkah kamu mendengar apa itu GERD? Gastroesophageal reflux disease (GERD) yaitu gangguan pencernaan yang ditandai dengan refluks asam lambung yang berulang dalam waktu lama. Refluks asam lambung adalah kondisi saat asam lambung mengalir naik kembali ke kerongkongan. Biasanya diikuti rasa panas terbakar di dada. 

Pada umumnya orang beranggapan bahwa GERD dan Maag itu sama, karena gejalanya yang sama melibatkan organ lambung. Padahal, faktor penyebab antara penyakit Maag dan GERD itu berbeda. GERD  tidak bisa dianggap remeh karena menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti esofagitis, striktur esofagus, dan Barrett’s esophagus. Yuk baca postingan ini, untuk memahami lebih lanjut apa itu Gastroesophageal reflux disease (GERD) 

Baca juga: Asam Lambung: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Apa itu GERD?

GERD salah satu penyakit umum yang terjadi pada sistem pencernaan manusia. Gastroesophageal reflux disease (GERD) yaitu gangguan sistem saluran pencernaan, ketika asam lambung dan isi perut mengalir kembali kerongkongan (Esofagus). Terjadi refluks bisa menyebabkan rasa perih dan panas seperti terbakar di bawah tulang dada (Heartburn). GERD merupakan penyakit kronis yang terjadi pada sistem pencernaan.

GERD umumnya terjadi pada pencernaan manusia. Namun, apabila diabaikan bisa memperburuk kesehatan saluran pencernaan sehingga menganggu kegiatan sehari-hari. Untuk mengetahui seseorang menderita GERD bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan GERD-Q. Sementara itu, untuk memastikan adanya atau tidak kerusakan mukosa (Esofagus) akibat iritasi lambung maka harus melakukan pemeriksaan Endoskopi

Dalam kondisi normal, biasanya makanan masuk ke mulut menuju Sfingter Esofagus bagian bawah. Katup menutup kencang ketika makanan yang telah masuk ke lambung untuk mencegah isi lambung kembali ke Esofagus.

Disitulah makanan akan bertahan selama 3-4 jam untuk dicerna. Tetapi, kebanyakan kasus penyakit ini disebabkan, karena kelainan berupa kendur (relaksasi) atau melemahnya Sfingter Esofagus bagian bawah. Akibatnya makanan yang telah masuk ke lambung naik kembali ke kerongkongan, atau bisa berupa cairan asam lambung saja. 

Saat asam lambung naik, penderita akan merasakan sensasi terbakar atau panas di dada. Perlu diketahui juga, penderita GERD lambung ringan paling tidak dua kali dalam seminggu. Sementara GERD sedang hingga berat paling tidak 1 kali dalam seminggu.

Jika seseorang sering mengalami gejala refluks dan tak ada perkembangan setelah minum obat, kemungkinan mengalami GERD. Nah, hal tersebut perlu diambil tindakan secepatnya untuk periksa ke dokter supaya memperoleh perawatan lebih lanjut, supaya tidak terjadi komplikasi yang merugikan. 

Komplikasi yang bisa terjadi seperti, peradangan pada Esofagus (Esofagitis) yang bisa meninggalkan luka, perdarahan, hingga jaringan parut di Esofagus. Jaringan parut ini, membuat Esofagus menjadi semakin sempit sehingga menganggu proses menelan.

Selain itu, penderita GERD yang berkepanjangan bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius, salah satunya yaitu Barrett’s Esofagus menjadi kanker Esofagus di kemudian hari.

Faktor Penyebab GERD

Penyakit GERD disebabkan karena melemahnya Sfingter Esofagus atau otot-otot pembatasan diantara kerongkongan dan lambung sehingga terjadi refluks (aliran balik) atau naiknya asam lambung ke dalam saluran Esofagus. Jika asam lambung terjadi berulang-ulang naik ke kerongkongan bisa mengakibatkan iritasi.  

Sfingter Esofagus yaitu otot yang berfungsi untuk mencegah isi lambung naik ke Esofagus. Saat kondisi normal, sfingter Esofagus berkontraksi sehingga makanan yang sudah ada di lambung tidak mengalir ke Esofagus. Kemudian, saat otot berelaksasi maka tandanya makanan sudah masuk dalam lambung. 

Refluks asam lambung, bisa terhadi saat sfingter melemah, sehingga tidak menutup dengan baik. Nah, hal tersebut yang menyebabkan cairan dan isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Selain itu, GERD bisa terjadi karena beberapa faktor makanan dan minuman tertentu seperti:

1. Makanan dan minuman dengan rasa yang tajam

Pemicu penyakit GERD berkaitan dengan jenis makanan yang pedas, asam dan berminyak. Apabila sering mengonsumsi makanan tersebut bisa meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan otot Sfingter Esofagus dan melambatkan pengosongan lambung. Selain itu, hindari alkohol dan minuman mengandung kafein yang memicu terjadinya GERD.

Baca juga: Apa itu Kafein dan Ketahui Bahaya Konsumsi Berlebihan

2. Kebiasaan makan yang kurang baik

Kebiasaan makan yang buruk bisa memperberat gejala seperti makan yang terburu-buru, makan dengan porsi yang berlebihan, dan langsung tidur setelah makan, atau mengurangi porsi makan yang dikonsumsi. Kondisi ini bisa meningkatkan tekanan dalam rongga perut. 

Faktor Risiko GERD

Penyakit GERD tak mengenal usia, bisa terjadi pada siapa saja. Namun, diantaranya yang mempunyai risiko lebih tinggi, entah itu ringan atau pada meningkat sesudah usia 40 tahun. Selain itu, ada beberapa orang yang rentan terkena GERD seperti berikut ini:

  • Sedang hamil
  • Mempunyai berat badan berlebih atau obesitas
  • Sering merokok maupun menghirup asap rokok
  • Mengalami gangguan jaringan ikat seperti Scleroderma
  • Menderita hernia haitus yaitu tonjolan yang ada di bagian lambung melewati celah diafragma sehingga menghalangi makanan masuk ke lambung

Tak hanya itu saja, ada beberapa obat-obatan yang memicu timbulnya gejala GERD yakni:

  • Benzodiazepine yaitu kandungan dalam obat penenang yang bisa memicu GERD.
  • Penghambat kalsium (Calcium Inhibitor) yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, misalnya amlodipine, nifedipin dan verapamil.
  • Jenis obat asma
  • Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID)
  • Obat anti depresan (tricyclic)

Baca juga Kenali Beragam Jenis Obat Penenang Depresi & Efek Sampingnya

Demikianlah penjelasan mengenai Kenali apa itu penyakit GERD? Jadi penyakit Gastroesophageal reflux disease (GERD) yaitu penyakit kronis yang terjadi di dalam sistem pencernaan manusia. Umumnya disebabkan karena melemahnya sfingter Esofagus sehingga terjadi reaksi asam lambung. Makanan yang sudah ada di lambung naik kembali ke kerongkongan.

Scroll to Top