Bahaya penyakit komplikasi dari narkoba suntik, penyalahgunaan obat terlarang ini bisa menimbulkan efek fatal bagi kondisi fisik dan mental penyalahgunanya.
Menurut Smith Kline dan French Clinical, narkoba adalah zat atau obat yang mampu membuat seseorang hilang kesadaran karena zat yang terkandung bekerja mempengaruhi susunan saraf sentral.
Apa itu Narkoba Suntik?
Obat suntik pada umumnya dipakai untuk keperluan medis. Namun, ada juga obat yang digunakan secara ilegal salah satunya narkoba. Menyalahgunakan narkoba yang di suntikan biasanya berbentuk cair. Pengguna narkoba jenis suntik. Biasanya menyuntikkan ke pembuluh darah atau bawah kulit. Pengguna narkoba suntik sangat berisiko tekena penyakit komplikasi.
Bahaya Komplikasi Narkoba Suntikan Berisiko Terkena Penyakit Kronis
Suntikan merupakan sumber paling banyak yang digunakan pecandu narkoba hingga menimbulkan berbagai penyakit komplikasi. Komplikasi yang sering karena penggunaan jarum suntik yang kotor sehingga berisiko terkena berbagai penyakit mematikan.
Pengguna narkoba suntik memiliki keinginan yang menggebu-gebu. Mereka bahkan saat menyuntikkan tidak peduli dengan jarum suntik yang tidak steril. Selain itu, pengguna cinderung masuk dalam perilaku yang menyimpang, hingga berakibat terkena penyakit bahkan kematian. Berikut ini bahaya penyakit komplikasi yang disebabkan oleh narkoba suntik:
- Human Immunodeficiency Virus ( HIV)
Pemakaian narkoba suntik paling berisiko terkena HIV. Kebanyakan penularan HIV terjadi lewat pemakaian narkoba suntik. Penularannya terjadi secara langsung pada darah saat berbagi jarum suntik bekas pakai yah tidak steril. Bukan hanya itu saja kapas, kain, alat untuk memanaskan narkoba, dan air yang terkontaminasi darah orang yag terinfeksi HIV.
HIV bisa hidup dalam jarum suntik sampai empat Minggu. Selain itu juga bisa ditularkan melalui cairan tubuh seperti air liur, air mani dan darah saat melakukan hubungan seksual yang berisiko. Pada umumnya orang tidak sadar bahwa dirinya telah terinfeksi HIV, karena kebanyakan tidak muncul gejalanya, jadi sangat rentan menularkan pada orang lain. Tetapi, jika imunitas tubuh sudah menurun maka bermunculanlah gejalanya hingga masuk tahap AIDS.
Dilansir dari RSKO Jakarta, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Kemenkes RI sejak pertama kali ditemukannya HIV AIDS hingga Juni 2018 telah tercatat keberadaannya 433 (84,2%) dari 514 kabupaten atau kota di 34 provinsi di Indonesia. Jumlah berdasarkan kumulatif yang terinfeksi HIV telah dilaporkan pada Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa. Sebanyak 47% berasal estimasi ODHA dengan HIV AIDS tahun 2018 berjumlah 640.433 jiwa. HIV AIDS ini ditemukan pada kalangan atau kelompok usia 25-49 tahun dan 20-24 tahun. Adapun jumlah tertinggi terinfeksi HIV ada di Provinsi DKI Jakarta 55.099 jiwa, Jawa Timur 43.399 jiwa, Jawa Barat 31.293 jiwa. Papua 30.699 dan Jawa Tengah 24.757 jiwa.
- Hepatitis B dan C
Penyakit hati salah satunya disebabkan oleh penyalagunaan obat suntik. Penyakit Hepatitis bisa menular ketika seseorang melakukan hubungan seksual, berbagi cairan tubuh dan darah secara langsung. Penyakit Hepatitis bisa menyebabkan jaringan Fibrosa dihati, Fibrosis hati yang bisa merusak fungsi hati Selain itu bisa menyebabkan Sirosis biasanya terjadi pada seseorang yang menyalahgunakan alkohol kronis. Penyakit Hepatitis B sudah ada vaksinnya sedang-sedang pada penyakit Hepatitis C belum ada vaksinny. Penyakit ini lebih cepat berkembang merusak hati, jika seseorang terjangkit HIV. Pasalnya penggunaan narkoba yang terkena HIV pasti menderita Hepatitis C .
- Tetanus
Penyakit tetanus tercatat antara 70 dan 90 % di sebabkan oleh penyalagunaan narkoba. Penyakit tetanus sering terjadi akibat adanya suntikan dibawah kulit ( Skin Popping). Penyakit tetanus terjadi karena adanya kerusakan pada sistem saraf yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini masuk lewat luka yang terbuka dan tak dibersihkan dengan benar. Bakteri yang menyebabkan tetanus yaitu Clostridium Tetani.
Seseorang terinfeksi penyakit tetanus pada saat bakteri Clostridium Tetani masuk ke aliran darah lewat luka lecet atau dalam. Bakteri ini akan menyebar pada sistem saraf pusat sehingga menghasilkan racun yaitu Tetanospasmin. Racun inilah yang menghalangi sinyal saraf dari sumsum tulang belakang ke otot. Sehingga terjadi kejang otot parah.
- Komplikasi Jantung dan Pembuluh Darah
Jenis narkoba tergolong banyak, efek samping pun berbeda-beda yang di timbulkan untuk kesehatan tubuh. Namun, umumnya menyalahgunakan narkoba efek sampingnya berbagai pada jantung dan pembuluh darah.
Penggunaan narkoba suntik bisa menyebabkan penyempitan di pembuluh Vena, terjadi infeksi bakteri di peredaran darah dan katup jantung. Infeksi jaringan pada jantung disebut Endokarditis. Endokarditis bisa menimbulkan efek yang fatal, apabila tidak diobati.
- Peradangan dan Pembengkakan Arteri
Peradangan dan pembengkakan arteri menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan kehilangan jaringan. Pembuluh darah merupakan saluran yang mengalirkan darah, nutrisi dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Apabila pembuluh darah mengalami peradangan.
Sehingga dinding pembuluh darah terjadi perubahan. Adanya perubahan pembuluh darah disebabkan oleh penyumbatan, penipisan dan perdagangan, penebalan dan penyempitan. Peradangan dan pembengkakan arteri salah satunya di sebabkan oleh pengguna suntik narkoba dan obat berbahaya.
- Infeksi tulang (Osteomielitis)
Infeksi tulang (Osteomielitis) merupakan salah satu komplikasi umum yang terjadi penggunaan narkoba suntik. Infeksi tulang terjadi karena adanya infeksi yang menyerang area tulang sumsum dan jaringan lunak di sekitar tulang. Terjadi infeksi tulang salah satunya di picu karena penggunaan narkoba iwnis Suntik. Penyakit ini terjadi begitu cepat. Penderita akan merasakan sakit. Kemudian perlahan rasa sakit menjadi ringan.
Penggunaan narkoba suntik bisa mengakibatkan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh. Sehingga sangat rentan sekali terkenal komplikasi infeksi tulang.
Cara Mencegah Komplikasi pada Pengguna Narkoba Suntik
Cara yang dilakukan untuk mencegah komplikasi karena narkoba suntik yaitu dengan tidak pernah untuk mencobanya. Saat seseorang menjadi pengguna narkoba tindakan yang paling tepat yaitu menjalankan rehabilitasi narkoba. Tetapi untuk pengguna narkoba berhenti, yang harus dilakukan dalam mencegah untuk menemalisirkan risiko sebaiknya menggunakan jarum suntik yang steril baru untuk setiap injeksi. Alat suntik dan lainnya tidak boleh di pakai bersamaan atau digunakan kembali.
Demikianlah informasi mengenai bahaya komplikasi dari narkoba suntik. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat. Perlu diperhatikan banyak sekali dampak negatif yang muncul karena penggunaan narkoba. Sebaiknya mengontrol diri dan mengedukasi orang terdekat dari bahaya narkoba. Jika ada yang sudah terlanjur menyalahgunakan jangan tundah untuk melakukan proses rehabilitasi lewat konseling dan tindakan medis susuai pengawasan dokter, supaya hidup lebih baik. Kamu bisa berkonsultasi dengan pusat rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka