Hypervigilance: Gejala dan Penyebabnya - Ashefa Griya Pusaka

Hypervigilance: Gejala dan Penyebabnya

Hypervigilance: Gejala dan Penyebabnya
Share on:

Hypervigilance sering disamakan dengan paranoid, namun keadaan ini berbeda. Hypervigilance adalah sikap waspada berlebihan dan sikap siaga untuk mencegah bahaya. Penderitanya akan sadar jika ia merasa selalu waspada dalam bahaya. Sangat sensitif pada lingkungan sekitarnya dan selalu merasakan ketegangan.

Keadaan ini akan mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya, karena akan sering merasakan ketegangan dalam diri dan tidak akan menikmati hidupnya. Ketahui gejala dan penyebab hypervigilance lebih jelas di artikel ini.

Pengertian Hypervigilance 

Hypervigilance adalah sikap waspada yang berlebihan disertai perilaku siap siaga untuk mencegah bahaya. Hal ini akan membuat penderitanya merasakan ketegangan dan sensitivitas terhadap lingkungan sekitarnya. 

Secara fisik dan mental akan selalu berada dalam status siap siaga padahal tidak ada ancaman bahaya, itu hanya ada dalam pikirannya saja. Seorang penderita hypervigilance menganggap ancaman itu nyata, otak akan berpikir secara berlebihan (overthinking) kondisi ini memicu reaksi berlebihan terhadap sinyal sensorik yang masuk ke dalam indra. 

Perbedaan hypervigilance dengan paranoid, yaitu orang yang mengalami hypervigilance sadar atau menyadari sikap sensitivitas dan waspada berlebihan tersebut. Sedangkan, orang yang mengalami paranoid tidak sadar jika mengalami paranoid. Halusinasi dan delusi dirasakan akan menimbulkan keyakinan bahwa orang sekitar akan menimbulkan bahaya untuk mereka.

Gejala Hypervigilance 

Ada gejala perilaku dan fisik yang dialami oleh penderita hypervigilance, sebagai berikut : 

1. Gejala perilaku

  • Mudah terkejut, berteriak atau melompat pada hal yang dilihat atau didengar secara tiba-tiba.
  • Selalu curiga pada orang lain.
  • Selalu memeriksa lingkungan sekelilingnya.
  • Sulit fokus pada hal yang dikerjakan.
  • Bereaksi berlebihan jika ada hal yang terjadi.
  • Sulit tidur.
  • Percaya bahwa hal buruk akan terjadi.
  • Terlalu peka terhadap suara atau ekspresi orang lain.
  • Menganalisis situasi tertentu secara berlebihan karena percaya bahwa situasi yang dialaminya akan lebih buruk daripada kenyataannya.
  • Overthinking pada hal yang biasa.
  • Selalu memperhatikan gerak gerik orang sekitarnya.
  • Merasa lingkungan sekitar ramai atau bising.

2. Gejala fisik

  • Tubuh berkeringat
  • Jantung berdebar cepat 
  • Pupil mata membesar
  • Sulit bernafas atau nafas cepat
  • Gelisah dan cemas 

Penyebab Hypervigilance

Penyebab hypervigilance banyak kasus karena kesehatan mental yang terganggu. Beberapa gangguan mental yang menjadi penyebabnya, yaitu : 

1. PTSD atau post traumatic stres disorder

Gangguan mental yang menyebabkan hypervigilance salah satunya yaitu PTSD, yaitu gangguan psikologis yang terjadi akibat seseorang telah mengalami kejadian traumatis. Sehingga perasaannya akan terus mengalami ketegangan dalam pikirannya.

2. Gangguan Kecemasan

Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan akan bersikap waspada berlebihan terhadap sesuatu di lingkungan baru maupun lama. Pada gangguan kecemasan, lingkungan penderitanya juga akan menunjukkan sikap hypervigilance pada orang lain.

3. Skizofrenia

Skizofrenia bisa menyebabkan hypervigilance. Saat mengalami hypervigilance saat terdiagnosa skizofrenia, maka penderitanya akan beresiko mengalaminya perburukan gejala seperti halusinasi dan paranoid.

Adapun beberapa kondisi atau faktor pemicu yang dapat membuat seseorang mengalami hypervigilance, yaitu : 

  • Saat mendengar suara keras tiba-tiba seperti teriakan, suara benturan atau lainnya.
  • Terjebak di ruang yang sempit.
  • Saat merasa ditinggalkan.
  • Merasa dihakimi atau sikap yang tidak diinginkan.
  • Merasakan sakit di badan.
  • Merasakan tekanan emosional.
  • Teringat trauma masa lalu.
  • Mengalami stres berat.

Kesimpulan

Hypervigilance merupakan sikap selalu waspada berlebihan, sehingga sangat sensitif dan tegang pada lingkungan sekitarnya. Gejalanya ada secara fisik dan perilaku.

Seperti mudah terkejut, selalu cemas, selalu curiga pada orang lain, percaya bahwa hal buruk akan terjadi, tubuh berkeringat, nafas cepat, detak jantung cepat dan sebagainya. Penyebab hypervigilance disebabkan karena beberapa gangguan mental seperti skizofrenia, PTSD dan gangguan kecemasan. 

Adapun faktor pemicu yang menyebabkan hypervigilance yaitu dikagetkan oleh suara tiba-tiba, merasa dihakimi, disakiti secara fisik, lingkungan terlalu ramai dan lainnya.

Scroll to Top