Konseling Keluarga (Family Counseling) sangat penting guna membantu permasalahan yang ada didalamnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan atau impian supaya kondisinya menjadi lebih baik lagi.
Perubahan pada individu berawal dari faktor internal sebuah keluarga. Interaksi antar anggota keluarga sangatlah penting dalam membangun rumah tangga yang baik. Tidak jarang, akibat renggangnya hubungan antara suami dan istri dapat menyebabkan gangguan emosional pada buah hati mereka.
Pengertian Bimbingan Konseling Keluarga
Keluarga merupakan satuan terkecil dalam masyarat, terdiri ayah, ibu, dan anak. Sering kali disebut Nuclear Family. Dalam mewujudkan impian supaya mempunyai keluarga yang harmonis, setiap anggota dianjurkan untuk memperhatikan serta memberikan kasih sayang pada setiap anggota.
Oleh karena itu, dalam menciptakan keluarga yang lebih harmonis diperlukan bantuan khusus. Konseling keluarga adalah upaya bantuan oleh konselor pada klien melalui sistem kehidupan dalam sebuah keluarga guna mempertahakan keseimbangan antar anggota serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Mengapa Harus Ada Konseling Keluarga?
Tidak jarang dijumpai beberapa keluarga yang terganggu akibat munculnya berbagai permasalahan, seperti masalah ekonomi, perselingkuhan, kejenuhan, penurunan wibawa orang tua dan juga penyalahgunaan narkoba. Oleh sebab ini, tanpa disadari memberikan dampak buruk pada perilaku dan emosi anak mereka.
Banyak ditemukan permasalahan anak yang memiliki masalah internal (keluarga) sering melakukan kenakalan akibat kurangnya perhatian dari orang tuanya. Untuk menangani kasus seperti ini dianjurkan agar melakukan bimbingan konseling keluarga guna mengembangkan rasa tanggung jawab pada mereka.
Peran Konseling Keluarga Dalam Membantu Proses Pemulihan
Kenapa peran anggota keluarga sangat penting? Karena mereka membutuhkan dukungan dari orang terdekatnya, yaitu keluarga sendiri.
Bagi korban penyalahguna narkoba, peran keluarga sangat penting guna membantunya pulih dari masalah kecanduan obat yang sedang dialaminya.
Keluarga bisa menjadi salah satu faktor anak Anda menyalahgunakan narkoba. Oleh karena itu, perlu untuk memahami anggota keluarga dan memberikan dukungan supaya mereka bisa pulih dari permasalahan narkoba. Untuk informasi lebih lanjut, sebaiknya segera konsultasikan masalah penyalahgunaan NAPZA Anda ke pusat rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka sekarang juga.
Tujuan dan Fungsi Konseling Keluarga
Dalam upaya memperbaiki hubungan dalam sebuah keluarga dengan dibentuknya layanan bimbingan konseling. Diharapkan bagi setiap anggota keluarga dapat menangani permasalahan yang muncul serta meningkatkan chemistry satu sama lain. Berikut ulasan terkait tujuannya:
- Meningkatkan Toleransi Antar Anggota Keluarga
Ketika dalam sebuah keluarga terdapat perbedaan saat dihadapkan dengan permasalahan tertentu. Maka dari itu, setiap anggota diharapkan untuk bisa memahami perbedaan tesebut guna melatih rasa toleransi pada member anggota.
Selain itu, dalam mengungkapkan pendapat dihadapan orang tua atau anggota keluarga lain diperlukan keberanian untuk berbicara. Oleh karena itu, dorongan (support) dari anggota lain sangatlah penting dalam membangun kepercayaan diri seorang anak.
- Mengembangkan Toleransi Terhadap Anggota yang Mengalami Gangguan Emosional
Rasa toleransi dalam sebuah keluarga sangatlah penting. Sebab jika salah satu anggota tidak bisa mengontrol emosi mereka dan tak menghargai yang lain dapat menyebabkan pertikaian dalam keluarga. Tidak hanya itu mereka juga mungkin merasa dikucilkan sebab emosinya tidak dihiraukan.
Setiap anggota memiliki emosi. Tidak heran apabila seseorang mengalami frustasi (kecewa) yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal keluarga mengakibatkan perpecahan. Oleh karena itu, anggota yang dapat menghargai emosi orang lain mampu menjadi sosok yang bertanggung jawab.
- Mengembangkan Potensi dengan Memberikan Dorongan
Bagi seorang anak yang mempunyai kehidupan keluarga harmonis, akan cukup mudah mengembangkan potensi dalam dirinya. Hal ini disebabkan oleh dukungan (support) berupa semangat, motivasi, dorongan, dan perhatian yang diberikan oleh orang tuanya.
Disisi lain, tidak jarang pula seorang anak dengan kehidupan keluarga yang tidak harmonis dapat mengembangkan potensi dalam diri mereka secara maksimal. Sebab, adanya keinginan untuk memperoleh kedudukan ataupun hal lain yang menjadi motivasi baginya dalam mencapai mimpinya.
- Mengembangkan Keberhasilan Persepsi Diri Orang Tua
Menurut beberapa orang, keberhasilan orang tua tidak dapat diukur secara realistik melalui kemampuan mereka dalam membiayai anak, memberikan fasilitas mewah, menjadikannya seperti apa yang mereka mau, dan lain-lain.
Tidak hanya itu, keberhasilan persepsi diri orang tua juga bisa dilihat melalui kemampuan mereka mendidik anaknya menjadi sosok yang bertanggung jawab atas peran dan tugasnya. Sehingga, anak mereka menjadi sosok yang berprinsip serta mampu menghargai anggota keluarga lain.
Tahapan Dalam Kelompok Bimbingan Konseling Keluarga
Setiap upaya atau usaha dilakukan dalam membangun kehidupan keluarga yang lebih baik dan harmonis memerlukan proses. Biarpun memakan waktu yang tidak bisa dikatakan singkat, tapi hasil dari upaya ini sangatlah diidamkan. Berikut tahapan atau teknik konseling keluarga.
- Tahap Awal (Beginning A Group)
Langkah awal saat konseling sangat berperan penting dalam proses bimbingan kedepannya. Fokus utama pada tahap ini adalah terbentuknya kelompok konseling. Namun, dalam pembentukannya perlu memperhatikan beberapa hal sebagai pertimbangan.
Seperti tahap pembentukan kelompok, pembagian tugas untuk setiap anggota, identifikasi potensi masalah yang muncul saat pembagian, serta prosedurnya. Selain itu, dalam sebuah kelompok haruslah mempunyai pegangan dalam memulainya seperti, kerjasama, kesepadanan, dan lain-lain.
- Tahap Transisi
Langkah selanjutnya adalah tahap transisi yang merupakan periode kedua pasca pembentukan kelompok setelah menyesuaikan pada pertimbangan sebelum membentuknya. Selain itu, dalam tahap ini akan dimulai pembagian tugas sehingga bisa masuk tahap kerja.
Oleh karena itu, mereka yang sudah mempunyai kelompok bisa memulai pekerjaannya sesuai dengan masing-masing tugasnya. Untuk itu, setiap anggota diharapkan supaya bertanggung jawab akan setiap tindakan atau aksi yang mereka kerjakan guna memecahkan permasalahan.
- Tahap Kerja (Performing Stage)
Langkah ketiga dari proses konseling adalah tahap kerja, dimana para peserta memiliki chemistry dan menjadikan satu sama lain lebih akrab sesudah dipecahkannya masalah. Kekompakan antar anggota bisa bertambah seiring jalannya waktu yang dikarenakan interaksi dan pemahaman individu.
Selain itu, yang menjadi fokus atau perhatian utama dari tahap kerja ini adalah meningkatkan produktifitas kinerja antar setiap anggota kelompok. Hal ini bertujuan mencapai tujuan individu dan kelompok. Untuk peningkatannya bisa dilakukan melalui role playing, sering dikenal bermain peran.
- Tahap Terminasi
Tahap terakhir dari konseling ini adalah termination stage yang mana tidak kalah penting dengan langkah pembentukan kelompok. Ketika masih berada di tahap awal sering kali anggota kelompok masih berusaha untuk saling mengenali karakteristik setiap individu.
Setelah melewati ketiga tahap sebelumnya. Setiap anggota tentu saja sudah menjadi lebih akrab dari sebelumnya. Oleh karena itu, tak ayal dari mereka yang mencoba untuk mengenal serta memahami satu sama lain secara lebih dalam.
Berikut ini lah penjabaran dari konseling keluarga terkait pengertian, latar belakang melakukan hal itu, tujuan dan fungsi, serta tahap yang harus dilakukan selama bimbingan berlangsung. Upaya ini dilakukan dibawah pengawasan para ahli (konselor)
Sumber:
Gheroy, 2021, Bimbingan dan Konseling Keluarga Sebagai Wujud Pembinaan Keluarga Harmonis. Diakses pada 12 Januari 2022 dari https://gheroy.com/bimbingan-dan-konseling-keluarga-sebagai-wujud-pembinaan-keluarga-harmonis/
DP2AKB, 2019, Bimbingan Konseling Keluarga. Diakses pada 12 Januari 2022 dari http://dp3akb.jabarprov.go.id/official/bimbingan-konseling-keluarga/
PP Hati, 2019, Bab II Landasan Teori : Konseling Keluarga. Diakses pada 12 Januari 2022 dari http://repository.radenfatah.ac.id/5383/2/BAB%20II.pdf
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka