Paranoid adalah gangguan psikologis / kepribadian yang muncul atas curiga, tidak percaya dan irasional secara berlebihan. Suatu kondisi dimana saat sedang dalam situasi berbahaya, tubuh akan mengirimkan sinyal ke otak, agar memberikan respon fight or flight. Ini dilakukan sebagai perlindungan diri. Respon ini sering diikuti dengan rasa takut. Apabila terus menerus merasa takut, tanpa ada kondisi yang mengancam, artinya Anda mengalami paranoid.
Kondisi paranoid ini biasanya diawali dari cenderung tidak bisa mempercayai orang lain dengan mudah. Memiliki pemikiran yang berbeda dan selalu berfikir buruk sangka, hal ini biasanya diakibatkan dari trauma psikologis yang pernah mengguncang jiwanya.
Paranoid biasanya lebih sering dialami oleh laki-laki dan muncul pada usia remaja atau dewasa. Beberapa orang juga bisa saja mendapatkan paranoid sejak usia dini karena mengamali kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan.
Paranoid Adalah Kondisi yang Bagaimana?
Paranoid termasuk dalam gangguan kepribadian. Kondisi ini mempengaruhi perilaku, pola pikir dan fungsi seorang penderita. Seseorang dengan gangguan ini biasanya akan sulit berhubungan dan memahami keadaan tertentu.
Penderita akan memiliki rasa tidak percaya diri secara berlebihan dan rasa curiga yang tinggi. Hal tersebut dialami secara terus-menerus. Penderita juga cenderung tertutup. Terbukti dengan ketidaknyamanannya berbicara dengan orang lain.
Pemikiran paranoid umumnya dari ringan hingga sangat parah, tergantung dari sejauh apa pemikiran paranoid itu muncul. Dalam kondisi yang sudah parah, gangguan paranoid artinya akan berubah menjadi delusi.
Pemikiran yang tidak rasional yang muncul Akan dipertahankan terus menerus, sehingga justru orang lain tidak ada yang mempercayai, karena semua yang dikatakan tidak benar. Ini akan membuat penderita paranoid dikucilkan dan tidak dianggap oleh orang-orang disekitarnya.
Umumkah Gangguan Ini Terjadi?
Sebenarnya, paranoid merupakan gangguan mental yang umum terjadi. Berdasarkan penelitian, paranoid adalah jenis penyakit mental yang paling sering dialami dibanding jenis lainnya. Biasanya, banyak orang tidak menyadari bahwa sedang mengalami gangguan mental.
Jumlah keseluruhan menurut perkiraan orang yang mengidap gangguan kepribadian paranoid, ada di angka 2,4-4,41%. Dari prosentase tersebut, jumlah paling banyak adalah pasien pria jika dibandingkan dengan penderita wanita.
Penyakit mental ini bisa menyerang seseorang di usia berapapun tanpa ada spesifikasi khusus. Akan tetapi, tanda dan gejalanya sudah bisa dilihat sejak menginjak masa remaja atau pada usia masih kanak-kanak.
Tanda-Tanda dan Gejala Gangguan Kepribadian Paranoid
Umumnya, tanda-tanda dan gejala yang dialami seseorang dengan penyakit Schizophrenia paranoid tidak disadari diri sendiri, namun tingkah laku dan aktivitas sehari-hari dapat diperhatikan orang lain. Ini justru membuat orang lain akhirnya menyadari ada perubahan dari penderita.
Perilaku tidak wajar yang ditunjukkan penderita, sangat mudah dipahami oleh orang lain, terlebih bagi orang yang aware akan kesehatan mental. Pasalnya, tingkah laku akan sangat mengganggu orang yang ada di sekitar penderita.
Para penderita cenderung berperilaku tidak wajar dan selalu mencurigai orang lain. Hal ini bagi beberapa orang menjadi kondisi yang mengganggu. Terlebih, perilakunya seringkali sarkas dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.
Orang dengan gangguan paranoid skizofrenia bisa mempengaruhi seluruh aspek kehidupan penderitanya. Mereka akan lebih sering merasa cemas dan depresi, sehingga suasana hati bisa berubah dalam sekejap. Berikut tanda-tanda masalah kepribadian paranoid, diantaranya:
- Merasa orang lain punya motif tersembunyi terhadap dirinya
- Khawatir orang lain sedang memanfaatkannya
- Ragu terhadap kesetiaan, komitmen dan kepercayaan orang lain
- Merasa orang lain hanya ingin menipunya
- Pendendam dan tidak bisa memaafkan
- Tidak bisa dikritik dan supersensitif
- Sulit bekerja dengan orang lain.
- Selalu menganggap bahwa ada makna tersembunyi dari pernyataan atau pandangan umum orang lain
- Kecurigaan tanpa alasan
- Selalu merasa terisolasi sosial
- Dingin, acuh tapi hobi mengatur dan pencemburu
- Keras kepala, tidak bersahabat
Beberapa kasus arti paranoid tidak ditemukan beberapa gejala yang sudah disebutkan di atas, sehingga apabila orang terdekat mengalami kekuatiran berlebih, silahkan dianjurkan untuk periksa ke dokter spesialis gangguan kejiwaan.
Penyebab Gangguan Kejiwaan Paranoid
Sebenarnya, sampai detik ini para ilmuwan belum memutuskan secara pasti terkait konsep paranoid. Terlebih dengan pertanyaan tentang apa itu paranoid, rasanya masih belum secara gamblang bisa dijelaskan. Namun yang pasti, kondisi ini merupakan salah satu gangguan kejiwaan.
Akan tetapi, beberapa ahli yakin jika penyebab paranoid terdiri dari berbagai kombinasi. Mulai dari faktor keturunan hingga lingkungan, turut menjadi penyebab pasti terjadinya apa itu skizofrenia paranoid. Artinya, bisa dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi berdasarkan pengaruh eksternal dan internal, dengan rincian sebagai berikut:
- Faktor Biologis
Ini masih menjadi perdebatan. Pasalnya, tidak ada DNA atau gen tertentu yang bisa mengakibatkan gangguan paranoid. Walaupun begitu, peneliti yakin bahwa beberapa orang dilahirkan dengan keadaan neurokimia berbeda dalam dirinya. Ini yang mengakibatkan kemungkinan kelainan paranoid.
Kondisi tersebut mengakibatkan jumlah glutamate dan dopamin diluar kondisi wajar. Bisa juga karena terjadi masalah tertentu yang terjadi pada sistem otak. Keadaan tersebut sangat mungkin diturunkan secara biologis, walau belum ada kepastian secara jelas.
- Faktor Lingkungan
Sama seperti faktor biologis yang masih belum ada kejelasan pasti, pengaruh lingkungan masih cukup rumit dipahami. Orang yang memiliki kondisi biologis tertentu akan lebih mudah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Berikut ini kondisi lingkungan yang bisa memicu munculnya kelainan secara kejiwaan:
- Kekurangan gizi sejak dalam kandungan
- Infeksi turunan dari ibu
- Kehilangan orang tua, keluarga, pasangan atau orang terdekat lainnya
- Masa kecil menderita
- Merasakan kekerasan, baik fisik, seksual atau fisik
- Diabaikan
- Trauma
- Efek dari NAPZA
Faktor Riwayat keluarga
Paranoid yaitu gangguan yang berpotensi diturunkan dari anggota keluarga yang memiliki permasalahan sama. Misalnya Skizofrenia dan kecemasan. Apabila ada anggota keluarga yang mengalami skizofrenia paranoid adalah besar potensinya untuk Anda juga mengidapnya.
Penting untuk dipahami bahwa memiliki anggota keluarga dengan kondisi paranoid akan memungkinkan keluarga lain mengidap penyakit yang sama. Namun hal tersebut tidak selalu terjadi. beberapa kasus, hanya satu orang yang mengalami gangguan paranoid dalam sebuah keluarga besar.
Informasi yang diberikan dalam artikel ini bukan sebagai pengganti nasihat medis. Anda harus berkonsultasi pada dokter yang terpercaya untuk memperoleh informasi dengan jelas terkait kondisi kejiwaan seseorang dan bagaimana cara penanganannya.
Diagnosis Paranoid
Setiap kondisi mental atau penyakit kejiwaan mempunyai kriteria dan standar diagnosisnya masing-masing. Akan tetapi, umumnya diagnosis penyakit jiwa bisa dilihat dari tingkah laku dan penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari penderita paranoid.
Ada beberapa kriteria yang biasanya digunakan sebagai standar penentuan apa itu skizofrenia paranoid dan gangguan kejiwaan lainnya, dengan mengamati tingkah laku sehari-hari seseorang, diantaranya sebagai berikut:
- Pemahaman seseorang terhadap diri sendiri, orang lain dan kejadian-kejadian tertentu
- Respons emosional terhadap kejadian
- Bagaimana seseorang menghadapi hubungannya dengan orang lain
- Sejauh apa seseorang mengontrol keinginan diri sendiri
Paranoid bisa didiagnosa berdasarkan beberapa evaluasi dari segi fisik atau mental. Dokter melakukan pendalaman melalui riwayat medis dan psikiatris. Apabila terindikasi, maka pemeriksaan akan dilakukan lebih lanjut agar ada penanganan yang tepat.
Butuh penanganan terhadap penyakit paranoid? Silahkan hubungi Ashefa Griya Pusaka.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka