Alasan Labeling tak baik untuk kesehatan mental adalah karena memberikan label pada orang lain dapat menyebabkan kurangnya motivasi pada banyak orang. Hal ini yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kepribadian pada seseorang karena mereka sendiri tidak memiliki motivasi yang baik terhadap suatu tujuan.
Atau tanpa sadar, mungkin kamu pernah menilai seseorang berdasarkan kemampuan atau bentuk fisiknya. Seperti sama halnya dengan proses pemberian cap terhadap seseorang oleh masyarakat atau bisa disebut labeling. Jadi pada masa kini, penggunaan teknologi digital yang melejit tak lagi membatasi masyarakat untuk menunjukkan dirinya. Hingga demikian, terjadi munculnya standarisasi secara tidak tertulis yang berlaku di masyarakat.
Maka, hal tersebut juga bisa melatarbelakangi tindakan labeling. Apalagi labeling ini banyak terjadi pada berbagai rentang usia mulai dari anak-anak, remaja, hingga lansia. Namun, terlebih lagi, aksi labeling ini menjadi semakin mudah dengan adanya sosial media. Dan selain itu, banyak orang yang kemudian mendeskripsikan orang lain atau yang belum dikenalnya hanya dengan satu atau dua faktor saja.
Karena faktanya sendiri, labeling itu yang membawa dampak buruk untuk kesehatan mental. terlebih lagi jika kamu menaruhnya pada anak-anak. Nah, untuk itu cari tahu segala hal tentang penjelasan labeling di bawah ini!
Apa itu labeling?
Labeling adalah sebuah bentuk pemberian cap atau julukan terhadap seseorang yang dilakukan berdasarkan perilaku orang tersebut, namun dalam satu waktu. Dan pemberian label ini bisa menjadi dampak terjadinya signifikan terhadap kesehatan mental, terutama jika cap yang diberikan memiliki konotasi negatif.
Karena saat seseorang diberi label atau cap tertentu, maka secara tak sadar ia akan mengikuti label tersebut. Misalnya, ada seorang anak yang kerap sering dicap atau disebut anak bodoh saat tidak bisa menjawab satu pertanyaan. Akibatnya akan terjadi seterusnya, ia akan menganggap dirinya bodoh. Hal ini tentu pastinya akan memberikan dampak buruk untuk masa depannya.
Meskipun sekilas pemberian cap ini bukanlah hal yang penting, namun secara tidak langsung ini akan menggambarkan identitas orang tersebut. Apalagi, jika saat memberi label pada identitas seseorang, maka besar kemungkinan ada ekspektasi tertentu dari dalam diri kamu terhadap perilaku orang tersebut.
Sebaliknya, justru ekspektasi inilah yang kemudian akan memicu terjadinya stres, baik pada pemberi label maupun yang diberi label. Apalagi ekspektasi terhadap identitas, sifatnya lebih cenderung kaku. Padahal, kita juga tahu sendiri bahwa setiap manusia pasti bisa kapan saja berubah.
Dampak Labeling Terhadap Kesehatan Mental
Jika labeling yang digunakan untuk menggunakan kata positif, maka hal ini mungkin bisa saja membuat seseorang menjadi termotivasi. Namun, bagaimana jika pemberian julukan atau cap ini yang dilakukan menggunakan kata-kata atau yang tidak nyaman untuk didengar? Karena kondisi ini yang tentunya dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan mental seseorang. Apalagi, jika hal tersebut dilakukan dalam waktu yang cukup panjang.
Labeling sendiri merupakan suatu tindakan seorang yang memberikan tanda, cap, atau julukan terhadap seseorang akibat perilaku, kepribadian, atau kebiasaan seseorang. Dan bukan hanya itu saja, memberikan julukan pada seseorang ternyata juga bisa dilakukan oleh sosial akibat suku, ras, jenis kelamin, hingga pekerjaan yang dilakukannya.
Nah, berikut ini ada beberapa dampak dari labeling yang bisa dialami :
1. Percaya Diri yang Rendah
Ternyata, Pemberian label juga dapat menyebabkan seseorang memiliki rasa percaya diri yang rendah. Bahkan dapat membuat ia merasa tidak layak untuk berada di lingkungan yang dapat menerimanya dengan baik. Karena itu, dirinya merasa tidak berdaya, sehingga memiliki harga diri yang rendah.
2. Gangguan Cemas
Bukan hanya pemberian label saja yang negatif, terkadang memberikan label yang positif pada seseorang juga dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan kecemasan. Hal ini bisa disebabkan oleh tekanan yang terjadi akibat pemberian label tersebut.
3. Terbawa Stigma yang Melekat
Label yang melekat pada seseorang akan melahirkan sebuah stigma. Seseorang yang dilabeli dengan stigma negatif, maka ia akan merasakan berbagai emosi yang negatif. Seperti rasa malu, rasa bersalah, bahkan hingga menjadi depresi.
4. Stres
Panggilan yang tidak sesuai juga bisa menyebabkan seseorang merasa malu. Apalagi jika orang tersebut dipanggil di ruang publik. Jika kondisi ini terus menerus terjadi, maka bisa menyebabkan seseorang merasa stres dan depresi dengan panggilan yang tidak diinginkannya.
Bahkan, jika memasuki lingkungan yang baru, bukan tidak mungkin jika kondisi ini juga memicu terjadinya perundungan yang menyebabkannya stres.
5. Membuat Seseorang Mengisolasi Diri dari Kehidupan Sosial
Segala emosi negatif yang dirasakan tersebut, akan memicu orang yang diberi label, dan menarik diri dari kehidupan sosial. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk melindungi diri dari berbagai konsekuensi menyakitkan yang akan atau sudah terjadi.
Namun, Labeling yang berujung pada stigma, bisa berakhir pada diskriminasi pada banyaknya hal. Labeling negatif juga bisa membuat seseorang sulit untuk mencari pekerjaan, dianggap sebelah mata oleh orang lain, bahkan lebih rentan menerima persekusi.
Penutup
Jadi, itulah alasan Labeling tak baik untuk kesehatan mental. Terdapat pula beberapa dampak negatif akibat labeling yang kerap sering dilakukan oleh masyarakat. Sebaiknya, segera untuk menghindari pemberian label, cap, atau julukan pada orang lain agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan mental.
Karena semua dampak dari labeling di atas, bisa berjalan sebagai satu siklus berbahaya yang akan terus berputar, jika pemberian stereotipnya tidak segera dihentikan. Apalagi untuk menghadapi labeling bukanlah hal yang mudah dilakukan. Karena untuk mengubah pandangan orang kepada diri kita memang tidak mudah. Namun, lebih sulit lagi mengubah pandangan kita terhadap diri kita sendiri.
Nah, jika kamu sudah merasa tidak berharga, tidak percaya diri, dan harus menjauh dari lingkungan sosial, maka untuk membalikkan semua emosi negatif tersebut perlu usaha yang ekstra.
Apalagi, jika kamu merasa mengalami kondisi stres atau perasaan malu yang tidak kunjung membaik setelah melakukan hal ini. Tapi, ada baiknya untuk segera buat janji pemeriksaan dengan dokter atau psikolog untuk memastikan kondisi kesehatan mentalmu.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka