Pasangan Romantis atau Manipulatif? Yuk, Pahami dengan Love Bombing - Ashefa Griya Pusaka

Pasangan Romantis atau Manipulatif? Yuk, Pahami dengan Love Bombing

Pasangan Romantis atau Manipulatif? Yuk, Pahami dengan Love Bombing
Share on:

Mempunyai pasangan yang romantis menjadi idaman semua orang. Siapa sih yang tidak mau mempunyai pasangan yang selalu meluangkan waktu, memberi hadiah dan memberikan pujian? Berbeda lagi dengan Love Bombing yaitu tindakan menunjukkan rasa kasih sayang yang berlebihan pada pasangan.

Merasakan hal romantis dan menyenangkan pada pasangan perlu kamu waspadai. Sebab, kemungkinan pasangan mempunyai kesempatan untuk manipulatif rasa sayangnya. Istilah ini disebut Love Bombing. Hal tersebut tentunya merugikan salah satu pihak pasangan. Lalu, apa itu Love Bombing? Bagaimana cara mengatasinya? Simak yuk pembahasan berikut ini.

Apa Itu Love Bombing?

Love bombing yaitu tindakan menunjukkan kasih sayang secara berlebihan pada pasangan. Tindakan love bombing bisa dilakukan secara fisik maupun verbal, seperti, memberikan hadiah atau pujian, dan menunjukkan kemesraan di depan orang lain. 

Lantas bagaimana cara membedakan love Bombing dengan kasih sayang yang wajar? Berikut beberapa hal yang kamu waspadai sebagai tanda orang melakukan love bombing.

1. Selalu memberikan hadiah

Beberapa orang menunjukkan perhatian dengan memberi hadiah. Tapi, penderita love bombing akan memberi hadiah secara berlebihan. Contohnya, baru kenal beberapa hari pasanganmu memberi perhiasan mahal, padahal hubungan belum jelas. Perilaku ini patut dicurigai, bisa jadi pasanganmu sedang melakukan love bombing.

2. Memberikan Pujian

Orang yang menunjukkan rasa sayang secara verbal salah satunya memberi pujian. Bagaimana cara membedakan memberikan pujian yang wajar dengan love bombing? Penderita love bombing lebih cenderung memberikan pujian secara berlebihan. Menunjukkan sikap seolah sangat memujamu. Pujian ini sering terjadi saat hubungan masih pada tahap awal.

3. Selalu menghubungimu

Penderita love bombing selalu menunjukkan perhatian dengan cara menghubungimu terus-menerus. Misalnya dengan chatting, telepon hingga berjam-jam. Lebih cenderung fast respon saat kamu mengirimi pesan. Hal tersebut dilakukan, supaya penderita memberi kesan selalu ada waktu untukmu.

4. Memperkenalkan pada orang terdekat

Penderita love bombing akan membuat pasangannya merasa istimewa. Misalnya memperkenalkan kamu pada keluarganya saat hubungan masih di tahap awal. Mereka akan mengajakmu ke acara penting seperti pernikahan teman, kerabat atau reuni dan lainnya. Mereka akan memperkenalkan kamu pada orang terdekatnya dalam waktu cepat. Hal ini dilakukan untuk memberi kesan bahwa mereka serius menjalin hubungan denganmu.

5. Terburu-buru mengajak komitmen

Love bombing identik dengan terburu-buru mengajakmu berkomitmen. Mereka sering mengatakan ”Aku tahu kita baru mulai pacaran, tapi aku ingin hubungan ini serius.” 

Selain itu, mereka mengatakan telah mempunyai bayangan untuk menikah denganmu. Hubungan “keseriusan” ini ditunjukkan saat baru berjalan beberapa hari. Kebanyakan penderita love bombing menuntutmu berkomitmen ketika berada di tahap PDKT.

6. Tidak menghargai boundaries

Meskipun terkesan romantis dan perhatian, mereka tidak menghargai boundaries pasangannya. Seperti, mereka menyentuhmu atau menggunakan barang-barangmu. Mereka menuntut akses terhadap aplikasi chatting atau media sosialmu. Apabila kamu menolak, biasanya pelaku akan melayangkan berbagai tuduhan kepadamu. 

Selain pelanggaran privasi, mereka menuntut kamu untuk selalu perhatian dari kamu. Terkadang mereka marah saat kamu tidak fast respon dalam membalas pesan, sedang pergi bersama keluarga maupun sahabat.

Love Bombing Memicu Toxic Relationship

Love bombing kerap kali dijadikan sebagai tahap awal dalam sebuah siklus kekerasan. Berbeda dengan cara  manipulasi pada umumnya, love bombing cenderung lebih implisit sehingga tidak menimbulkan kecurigaan. 

Korban beranggapan bahwa pasangan hanya bersikap romantis. Selain itu, penderita love bombing akan memberikan kesan bahwa serius menjalin hubungan. Tindakan tersebut membuat korban merasa nyaman bersamanya.  

Saat hubungan masuk dalam fase kekerasan umumnya korban akan merasa bingung. Bertanya-tanya “Masa iya, pasanganku tega melakukan ini padaku?”. Makanya tak jarang mereka mengambil kesimpulan jika penderita kelepasan. Selain itu, korban beranggapan tindakan kekerasannya bentuk perhatian padanya. 

Love bombing dapat membuatmu merasa tidak enak dalam memutuskan hubungan dengan penderita. Sebab, penderita telah memberikan banyak hadiah, menunjukkan sikap romantis, berkorban berkorban untuk mu. Sehingga kamu merasa jahat jika kamu meninggalkannya. Akibatnya kamu berada dalam kesulitan untuk keluar dari Toxic relationship.  

Menghindari Love Bombing

Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan seseorang rentan mengalami love bombing. 

  1. Rasa percaya diri yang rendah.
  2. Mempunyai trauma saat kecil maupun hubungan dari sebelumnya. 
  3. Mendapatkan didikan yang keras oleh orang tua yang jarang mengekspresikan kasih sayang. 
  4. Mengalami kesulitan finansial yang membuatmu jarang memperoleh hadiah dari keluarga maupun melakukan self reward.
  5. Mempunyai kepribadian people pleaser yang membuatmu sulit bilang “Tidak” ke orang lain.

Beberapa cara yang bisa kamu lakukan supaya terhindar dari love bombing, yakni:

1. Menghargai diri sendiri

Mulailah menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya. Saat kamu menghargai diri sendiri, maka tidak lagi menggantungkan kepercayaan pada orang lain entah itu menilai dan memperlakukanmu. 

Perlu kamu ingat cinta dari orang lain tidak akan pernah bisa menggantikan cinta untuk diri sendiri. Selama kamu belum menghargai diri sendiri, maka kamu tidak pernah merasa cukup dengan kasih sayang orang lain.  

2. Menerapkan boundaries yang tegas

Salah satu alasan orang menjadi korban love bombing yaitu kesulitan menerapkan boundaries. Kondisi tersebut, membuat kamu merasa tidak enakan pada orang lain. Oleh karena itu, belajarlah untuk lebih tegap dalam menerapkan batasan dengan orang lain. 

3. Membangun support system

Salah satu ciri penderita love bombing yaitu kurang menghargai boundaries. Jadi, kamu perlu membangun support system yang dapat melindungimu. Selain memberikan ruang aman, support system yang bisa menolongmu untuk mengakses layanan bantuan yang dibutuhkan.

4. Berkonsultasi dengan psikolog

Apabila kamu mempunyai trauma masa kecil maupun korban toxic relationship, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan tenaga profesional. Trauma yang belum pulih justru membuatmu semakin rentan menjadi korban untuk kedua kalinya. Sebab, penderita love bombing akan membuatmu merasa nyaman dan tulus mencintaimu. 

Penutup

Demikianlah informasi mengenai love bombing dan cara mengatasinya. Mempunyai pasangan yang romantis idaman bagi setiap orang. Tapi, kamu juga harus berhati-hati dalam memilih pasangan. Jangan sampai kamu mengorbankan dirimu sendiri hanya untuk mencari pasangan yang bucin. Kamu jauh lebih berharga tanpanya. 

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top